18 : Niat baik

47 16 14
                                    

🌺Happy Reading🌺

°°°

~MUHASABAH CINTAKU~


Flash back

Harizh tersenyum simpul, akhirnya ia bisa mendapatkan alamat rumah gadis itu. Tak usah heran, karena apapun keinginan nya akan ia penuhi dengan apapun caranya. Apa lagi hanya mencari tahu alamat, mencari hal yang lain pun Harizh bisa.

Sekarang ia sudah mengenakan jaket berwarna hijau dan tidak pula dengan helmnya. Ia menyamar menjadi tukang go--k saat ini. Lucu melihat dirinya mengenakan atribut seperti ini.

Selesai bersiap, ia menaiki motornya dan mulai menjalankan nya. Malam ini ia akan membelikan sesuatu yang spesial dan sudah pasti di sukai banyak orang.

Harizh berhenti di salah satu pedagang di pinggir jalan. Pandangan nya jatuh pada tukang martabak di sana. Ia pun memesan dua martabak tersebut. Dan meminta pedagang nya agar dia yang membuatkan nya sendiri.

Jadikan martabak tersebut, Harizh tersenyum lebar. Tidak sia sia ia membuatnya. Martabak buatan nya beda dari yang lain.

"Terimakasih ya pak. Ini uangnya kembaliannya ambil aja ya."

"Ini mah emang pas bang."

"Oh iya pak. Ini saya tambahin." Harizh mengeluarkan kembali selebar uangnya.

Harizh pun melanjutkan perjalanan nya kembali. Sebelum itu ia mengirimkan pesan untuk seseorang. Dia lupa memberi tau bahwa dirinya pun juga sudah mendapatkan nomor gadis itu.

***

Di pagi hari yang cerah ini, Habibah dan Hanifah sedang berlari pagi di dekat perkomplekan rumahnya. Karena hari libur jadi ia habiskan dengan hal yang bermanfaat, contoh sekarang dengan mengawali paginya dengan berolahraga.

Habibah memang trambil menjadi tubuh dan stamina. Beda lagi dengan Hanifah yang tidak begitu memusingkannya dan acuh. Tapi keduanya akan tetap saling menjaga dan melindungi.

Sudah 2 putaran mereka berlari. Habibah belum nampak kelelahan. Sedangkan Hanifah sudah berkeringat basah dan nafasnya pun tak beraturan. Mereka pun memilih untuk beristirahat sejenak.

"Duh, cape banget. Udah lama enggak olahraga jadi kaku gini."

"Makanya aku ajak kakak buat olahraga lagi. Biar sehat terus."

"Cape nih, mana haus lagi."

"Sebentar, kakak tunggu sini biar aku yang beliin minuman nya." Habibah beranjak pergi untuk membeli minuman.

"Oke."

Habibah berjalan menelusuri beberapa rumah. Tidak begitu jauh dari warung di dekat sini. Tak lama ia pun sampai dan membeli dua botol air mineral.

Habibah teringat bahwa dirinya lupa membawa uang. Ia merasa tak enak jika ia harus mengutang dengan ibu ibu warung ini.

"Ini bu sama punya saya sekalian ya."

Suara itu sangat ia kenali. Suara yang ia dengar semalam. Rupanya benar, ada pria itu lagi. Habibah terlihat terkejut dengan kehadiran nya yang tiba tiba. Namun, setelah itu ia merasa kesal.

"Enggak ada ucapan terimakasih nih?"

"Kan, saya enggak minta kamu buat bayarin saya.

"Emang bener ya kata pak ustad. Hal yang mudah di ucapkan selalu di abaikan. Padahal cuma sekedar bilang terimakasih."

Muhasabah CintakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang