05 : Taman

208 89 52
                                    

🌺Happy Reading 🌺

Ketika Cinta datang tanpa memberi kesempatan untuk memilih, ketika rasa itu tergali dalam lubang yang dalam tanpa kau sadari. Ketika rindu itu tiba-tiba hadir menghambat asupan nafas didalam diri.

°°° 

~MUHASABAH CINTAKU~

Pria tampan bertubuh tinggi itu sedang menatap dirinya seperti seorang pecundang yang hanya bisa bermain dari jauh. Bahkan untuk menemui seorang gadis yang ia cintai, tak ada sedikit nyali untuk sekedar menghampiri.

"Masih mau bertahan?"

Ucap seseorang yang kini duduk disebelah. Menatap legam wajah sang adik yang kini terlihat sangat frustasi. Sebagai seorang kakak ia pasti ingin membantu adiknya yang sedang kesulitan. Tapi sering kali adiknya menolaknya, ia bilang bisa mengatasinya sendiri.

"Mempertahankan sesuatu memang sulit. Tapi setidaknya gue udah berusaha buat perjuangin dia dengan cara gue sendiri.

"Gue selalu dukung lo. Apapun yang akan terjadi nanti semoga lo enggak putus asa. Meski takdir enggak berpihak sama lo."

Diri nya tersenyum tipis, lalu bangkit dari duduknya. Menatap ke arah langit yang sudah mulai menggelap. Dirinya pun mulai bersiap menyapa sang pujaan lewat surat yang ia telah persiapkan.

***

Di kediaman keluarga Hisyam, anak serta istrinya kini sudah duduk manis di ruang makan. Seperti biasa nya mereka sedang sarapan pagi sebelum menjalani rutinitas hari ini. Keluarga nya cukup terlihat harmonis dan penuh dengan kasih sayang.

Habibah terlihat sangat menikmati makanan nya. Bahkan dirinya tak menyadari bahwa dirinya menjadi pusat perhatian oleh semua orang. Ya, maklumi saja Habibah memang tak punya rasa malu jika sudah berada di dalam rumahnya.

Mariah dan Hisyam cuma bisa geleng-geleng kepala sambil mengusap dada. Hanifah bahkan tak segan menertawainya. Hingga berakhir lah adegan tersedak. Baru Habibah sadar bahwa ia sejak tadi di perhatikan oleh semua orang.

"Makanya pelan-pelan makannya."

"Hehehe iya Bii."

"Minum nih Bah." Hanifah menyodorkan minumnya kepada adiknya.

"Makasih kak."

"Kuliah kamu bagaimana Bah?"

"Alhamdulillah, berjalan baik Bii."

"Alhamdulillah. Kalo Kamu Fah bagaimana di butik."

"Aman ko Bii, malah sekarang makin ramai pembeli nya."

"Alhamdulillah, Abii enggak salah berarti kasih kamu kepercayaan buat nerusin butik."

Hanifah tersenyum, ia pun merasa sangat senang karena selain meneruskan butik ia juga punya pengalaman yang sangat berharga menurutnya. Bahkan Hanifah sangat menyukai usaha yang dijalankan ummi-nya sejak lama ini.Mariah juga bersyukur karena tugasnya di butik bisa di bantu oleh putrinya.

Selesai sarapan pagi, Hanifah dan Habibah membantu Mariah beberes rumah. Hari ini Habibah ada kelas siang jadi ia bisa bersantai sedikit, sedangkan Hanifah hanya berdiam diri di rumah sambil mengecek orderan.

Muhasabah CintakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang