🌺Happy Reading🌺
°°°
~MUHASABAH CINTAKU~
"Ada apa kalo boleh Habibah tau?""Jadi gini nak. Harizh berniat baik untuk melamar kamu."
"Jadi kedatangan aku dan keluarga kesini ingin melamar kamu Habibah. Apakah kamu mau menjadi calon pelengkap iman saya dan menjalankan ibadah terpanjang ini bersama saya?" Harizh menjelaskan maksudnya atas kedatangan nya kemari.
Habibah menatap tak percaya kearah Harizh. Ia benar-benar tak menyangka jika secepat ini Harizh akan melamarnya. Bahkan ia tak bisa menyembunyikan ekspresi keterkejutan nya.
"Bagaimana nak Habibah?"
Habibah diam memikirkan apa yang akan terjadi nantinya. Apakah ini jawaban setiap doanya. Tuhan mendatangkan sosok Harizh untuk mengisi ruang hatinya kembali.
Habibah melirik ke arah Hisyam dan Mariah. Mereka berdua nampaknya lebih senang. Mungkin ini sudah takdirnya dan tidak ada alasan lagi dia menolak takdirnya.
"Mungkin ini jawaban dari Allah untuk saya. Dan mungkin ini adalah salah satu doa dari kedua orang tua saya. Jadi enggak ada asalan lain untuk tidak menerima lamaran dari kamu."
Harizh serta semua keluarga nampaknya sangat puas mendengar jawaban Habibah. Mereka tersenyum bahagia karena kedatangan nya berbuah manis.
"Alhamdulillah. Jadi kamu siap jadi calon istri saya?"
"Siapa takut."
Mereka semua pun terkekeh bersama. Suasana di ruangan ini sangat berwarna. Semoga kedepannya akan tetap seperti ini.
***
Setelah menerima lamaran Harizh seminggu yang lalu. Kini Habibah kembali fokus pada skripsi dan beberapa tugas yang lain. Soal tanggal pernikahan nya Habibah dan Harizh menunggu wisuda nya selesai.
Habibah sadar sekarang bahwa Harizh memang benar jodoh yang telah di kirimkan oleh tuhan. Sikap nya pada Harizh sudah mulai meluluh dan sedikit lembut. Mungkin Habibah sudah mulai membuka hatinya kembali.
Memang benar jodoh itu tak akan kemana. Yang hilang akan tuhan ganti dan yang jauh akan di dekatkan. Skenario tuhan memang benar menakjubkan dan tak terduga.
"Ibah,"
"Iya kak?"
"Kamu lagi ngapain?"
"Lagi beresin tugas nih. Tapi udah selesai ko. Ada apa?"
"Oh gitu, kakak laper nih. Kamu mau makan mie enggak?"
"Abi sama ummi lagi keluar yah?"
"Iya tadi pamit sama kakak katanya mau silahturahmi ke sahabat abi sekalian ngundang."
"Ohh gitu, yaudah yuk kita masak mie."
"Kali ini kita main kucing-kucingan apa main terang-terangan nih?"
"Hahahah... Ada-ada aja si kakak. Yaudah buat dulu. Masalah di omelin apa enggak itu urusan nanti."
"Kakak Baru sadar loh mana bisa kucing gondol mie di lemari makanan."
Habibah tak habis pikir dengan kakaknya ini. Sekarang barulah dia sadar bahwa seekor kucing tidak akan bisa mencuri mie di dalam lemari makanan. Jangankan mengambilnya punya niat sedemikian pun tidak.
"Udah yah kak jangan di bahas lagi. Nanti beneran digondol kucing mie nya."
Mereka pun berjalan ke arah dapur. Habibah bersiap mendidihkan air untuk memasak mienya. Sedangkan Hanifah bertugas mengambil mie.
KAMU SEDANG MEMBACA
Muhasabah Cintaku
Teen FictionTerkadang yang di harapkan tak selalu bisa di genggam. Dan yang di kejar tak selalu bisa di dapatkan. Karena semua telah berjalan karena atas takdir dan catatan skenarionya. Sekuat apapun dan setekat apapun usaha. Tidak akan bisa menang dengan yang...