Part 6 - Kesalahpahaman Masa Lalu

2 1 0
                                    

Oh, pantas saja Minsoo ngotot sekali agar mereka pergi ke tempat ini. Cheonsa mendengus kesal.

Cheonsa mengempaskan tubuhnya ke sofa dengan sangat kesal. Beberapa orang mengajaknya turun ke lantai dansa, yang ia tolak dengan sopan. Ia bilang ia hanya ingin minum. Cih, padahal minum lima gelas soju saja langsung ambruk.


Di sebelahnya Minsoo dan Greta masih mengobrol dan sialnya masih dengan bahasa alien yang tidak ia mengerti.


Uh, kenapa mereka tidak bicara dengan bahasa inggris saja sih, gerutu Cheonsa.


"Mau kupesankan apa?" Minsoo sudah berdiri, di sebelahnya ada Greta yang tak lelah menempelinya. Tidak di penginapan, tidak di sini, perempuan itu terus saja menggelayuti lengan Minsoo. Dan pria itu tidak bermasalah sama sekali.

"Apa saja. Aku bisa minum apapun," jawabnya jengkel.


Minsoo menatapnya tak percaya, tapi sama sekali tak mendebat. Langsung bergegas untuk memesan minuman dengan ditemani si perempuan tiang listrik yang warna rambutnya mirip smoothies pisang.


Tak mau mati kebosanan, akhirnya Cheonsa pergi ke toilet. Mengucuri tangannya dengan aliran air, menatap kesal pantulannya di kaca. Ia membasahi wajahnya berulang kali, lalu menatap pantulannya lagi.


Kenapa ia jadi kesal begini?


Sikapnya benar-benar aneh. Kenapa memangnya kalau Minsoo tertarik pada Greta? Kenapa? Biar bagaimanapun harus ia akui Greta itu punya semua fitur menarik yang diinginkan semua pria dari seorang wanita.

Kaki yang semampai, tubuh langsing yang tampak menggoda dengan tonjolan di sana-sini, bibir tebal yang menggoda, dan mata yang mampu menyihir siapa saja.

Kenapa ia harus merasa kesal?

Hubungannya dengan Minsoo tak lebih dari seorang turis dan pemandu wisata. Kenapa ia kesal?


Oke, ia pasti kesal karena sikap Minsoo padanya berubah setiap kali ada Greta. Minsoo akan mengabaikannya dan mengobrol seru bersama perempuan tukang main mata itu. Mereka akan tertawa, bergelayut manja, membisikkan berbagai hal yang tidak ia mengerti!

Huh, ia hanya kesal! Ya-ya-ya ia hanya merasa kesal.


Di perjalanan ini hanya Minsoo yang ia kenal. Pria itu satu-satunya orang yang bisa ia jadikan tempat bersandar. Ia kesal karena satu-satunya orang yang ia kenal di tempat asing itu direbut. Kalau saja Hyerin bersamanya, ia pun tidak akan peduli Minsoo mau menempel dengan perempuan manapun. Serius.


Kemudian ia teringat cara Minsoo menatap Greta, cara pria itu tertawa setiap kali bicara dengan perempuan itu. Minsoo kelihatan berbeda. Minsoo tidak menatapnya dengan cara yang sama, bahkan jarang tertawa selepas itu saat bersamanya.


Pria itu selalu menjaga jarak aman saat bersamanya. Huh, jadi inilah kenyataannya. Persetan dengan sosok Bang Minsoo yang pernah membuatnya susah tidur pada masa-masa SMA. Persetan dengan Bang Minsoo yang pernah mengiriminya surat cinta. Persetan!


Ia keluar dari toilet dengan kaki menghentak-hentak. Amarahnya semakin bergejolak ketika menemukan Minsoo ditemani Greta dan dua orang perempuan kaukasia lainnya di meja mereka. Minsoo kewalahan menepis tangan-tangan nakal yang menggerayangi tubuhnya, berusaha tidak menyakiti siapapun.

Hello ChinguTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang