Part 26

3 0 0
                                    

Cheonsa merapatkan mantel, menghalau udara musim dingin masuk. Ia mendongak, memastikan nama restoran di depannya sama dengan nama restoran dimana ia akan bertemu teman kencannya.


Teman kencan buta lebih tepatnya.


Semalam Hyerin mengirimkan sms padanya. Katanya Son Hyunwoo, pria yang ia temui dua minggu yang lalu mengajaknya untuk bertemu lagi. Ia pun setuju dan membiarkan pria itu yang menentukan tempatnya


Sejauh ini ia sudah bertemu dua kali dengan pria itu. Kalau dari skala satu sampai sepuluh, ia akan memberi delapan untuk pria itu.


Ya, Son Hyunwoo seorang banker yang tampan dan bertubuh tinggi dan agak besar, sepertinya pria itu rajin melatih otot-ototnya. Untuk kepribadian, Cheonsa rasa perlu waktu lama untuk benar-benar mengenal kepribadian seseorang. Namun sejauh yang ia lihat, Son Hyunwoo itu orang yang pendiam, pemalu, tapi terlihat begitu serius di waktu-waktu tertentu.


Teman diskusi yang menyenangkan sekaligus hiburan yang menggemaskan. Pria itu terlihat menggemaskan saat tersenyum ataupun tertawa. Matanya akan menghilang dan membentuk bulan sabit. Persis seperti anak kecil.


Son Hyunwoo adalah pria terbaik jika dibandingkan dengan kandidat-kandidat sebelumnya. Pria itu bukan stalker, penjilat, ataupun seseorang yang terjangkit prince syndrome. Bisa dibilang normal, tapi sampai sekarang Cheonsa belum menaruh perasaan apapun pada pria itu.


Namun siapa yang tahu? Mungkin setelah pertemuan hari ini ia akan menyukai pria itu. Tidak ada yang tahu, kan?


Begitu masuk ia disambut oleh sapaan ramah seorang pegawai perempuan dengan rambut yang disanggul rapi.

"Selamat datang. Sudah membuat reservasi sebelumnya?"

Ia mengangguk, tak lupa mengulas senyum. "Atas nama Son Hyunwoo."

Perempuan di depannya mengecek daftar, tak lama kemudian kembali menatapnya.

"Meja nomor sembilan. Ada lagi yang bisa kami bantu?"

Cheonsa mengangguk sambil mengulas senyum. "Terimakasih."


Ia berderap melewati lorong panjang yang menghubungkan bagian depan restoran dengan ruangan utamanya. Kira-kira sudah berapa lama Son Hyunwoo menunggunya? Ia melirik jam tangan. Ia terlambat dua puluh menit dari waktu yang ditetapkan.


Ia merasa tidak enak. Andai saja ia punya nomor telepon pria itu, ia pasti sudah meminta maaf dan memberitahu alasan keterlambatannya. Tadi sebelum berangkat ibunya menyuruh untuk membeli beberapa kebutuhan rumah tangga yang mulai habis. Namun sayangnya ia tidak punya nomor telepon pria itu, begitupun sebaliknya.


Biar bagaimanapun ini merupakan antisipasi yang ia tempuh agar kejadian yang sama tidak terulang kembali. Sekitar lima bulan yang lalu, ia diteror teman kencannya. Pria itu selalu menelepon dan mengirim pesan-pesan menjijikkan. Tak peduli pagi, siang atau malam sekalipun. Membuatnya harus mengganti nomor telepon.


Maka dari itu ia memutuskan untuk tidak memberikan nomor teleponnya sebelum merasa benar-benar yakin. Sehingga untuk membuat janji temu, pria tersebut harus menghubungi Hyerin yang berperan sebagai walinya dalam kencan buta ini. Biar bagaimanapun Hyerin-lah yang benar-benar ngotot untuk mendaftarkannya ke dalam agensi biro jodoh.

Hello ChinguTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang