Part 21

1 0 0
                                    

Cheonsa mendelik sinis sambil mendengus kesal. Ia sudah bosan terus ditanyai pertanyaan yang sama. Bang Minsoo belum mengatakan apa-apa?


Ya, entah sudah berapa kali Hyerin menanyakan hal yang sama. Bayangkan, ia terus dicecar pertanyaan yang sama dari kemarin hingga pagi tadi.


Ia kesal karena setiap kali pertanyaan itu mengiang, ingatan tentang senja di atas kubah gereja muncul di kepalanya. Seenaknya mengusik suasana pagi yang indah. Serius, ia sudah benar-benar tidak peduli lagi dengan Bang Minsoo dan hal-hal membingungkan yang menyertai pria itu.


Setelah perbincangan mereka di kubah dua hari yang lalu, ia belum bicara lagi dengan Minsoo. Awalnya ia mengira Minsoo hanya sedang sibuk melakukan pekerjaannya. Perbincangan mereka yang sempat tertunda bisa dilanjutkan di tengah waktu senggang. Namun hingga detik ini jangankan membicarakan tentang 'kita', Minsoo justru tak menyapanya saat melintas di depannya.


Yah, pria itu sangat sibuk dengan 'urusannya'. Seperti saat ini contohnya. Pria itu tengah sibuk menanggapi pertanyaan basa-basi dari Minyoung, Sera dan Sunmi. Huh, ia rasa Minsoo harusnya sudah paham modus basa-basi yang gencar dilakukan dua perempuan itu. Tapi sepertinya Minsoo lebih suka pura-pura bodoh dan tebar pesona.


Cheonsa menyesal, harusnya ia tak perlu gugup berlebihan atau berharap banyak. Mungkin sore itu Minsoo hanya sesumbar, lalu menyadari betapa omongannya tidak masuk akal. Cih, bicara tentang kita? Memangnya apa yang mau dibahas? Hubungan mereka hanya sebatas seorang turis dengan pemandunya. Mereka akan berpisah besok pagi. Hanya begitu saja akhir cerita mereka.


Ya, mungkin Minsoo sudah menyadarinya. Apa yang terjadi di antara mereka hanya sebatas euforia musim panas. Tak lebih.


Untuk mencegah suasana hatinya semakin buruk, Cheonsa mengalihkan pandangannya. Sebisa mungkin tak melihat ke arah Minsoo. Ini hari terakhirnya, ia harus bersenang-senang dan menggunakan waktu yang tersisa sebaik mungkin.


Ia berlari ke arah Nyonya Hong yang sedang melambai ke arahnya. Wanita paruh baya itu tersenyum saat memeluk lengannya. Wanita itu kelihatan segar dan sumringah. Menghirup udara pagi di bukit Montjuic yang tenang memang membuat siapapun bahagia. Kalau tidak mengingat Bang Minsoo ia pasti sudah bahagia sekali, berjalan-jalan kecil menyusuri jalan lebar yang cukup ramai sambil menghirup udara segar.


"Ayo berfoto dengan kami," ajak Tuan Hong yang sudah dalam pose merapat di tengah-tengah putra-putrinya.


Nyonya Hong menuntun Cheonsa untuk bergabung bersama keluarga kecilnya. Cheonsa tersenyum ramah. Ia sangat senang karena diperlakukan seperti bagian dari keluarga ini.


Tuan Hong meminta tolong pada Namjoon untuk memotret mereka. Entah sudah berapa foto yang diabadikan, namun sepertinya keluarga ini belum puas, masih ingin mengambil lebih banyak foto.


"Baik semuanya, ayo bergegas. Pastikan barang bawaan kalian tidak tertinggal, sepuluh menit lagi kita berangkat," kata Yongguk memberi komando.


Peserta tur langsung sibuk bersiap. Buru-buru menghabiskan menu sarapan, bangkit dari tempat duduk, sesekali mencuri kesempatan untuk kembali berfoto dengan latar belakang bukit hijau.

Hello ChinguTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang