Selama perjalanan Cheonsa terus memandangi pria di sebelahnya. Ia menjadi merasa tidak enak hati mengingat ia akan meninggalkan Minsoo sendirian, padahal selama ini Minsoo tidak pernah membiarkannya sendiri.
Ia ingin sekali menggenggam tangan pria itu, kemudian mengatakan: jangan sedih, ada aku di sini. Tapi kemudian ia tersadar, kalimat itu tidak akan membuat pria itu tenang.
Lagipula kenapa ia harus melakukan semua itu?
Ia tidak berhak melakukannya. Ia pun mengalihkan pandangannya ke luar jendela, tenggelam bersama pemandangan malam kota Praha.
Hanya terdengar suara ocehan seorang penyiar radio dan suara bertanya si supir taksi yang mengisi perjalanan panjang mereka. Kemudian Minsoo mengatakan sesuatu yang membuat si supir tertawa.
Akhirnya perjalanan panjang yang membosankan itu berakhir, mobil menepi di depan pelataran bangunan megah. Cheonsa mengedarkan pandangannya, kemudian menemukan deretan gedung-gedung bergaya gothic. Matanya lantas menuju pada sebuah bangunan yang ramai dikunjungi, kemudian di sisi kanan dan kirinya tertulis nama Kris dan Elena.
"Pestanya meriah sekali," komentar Minsoo.
Cheonsa menoleh ke samping, membuat hidung mereka nyaris bersentuhan. Minsoo sedang mengerutkan bibinya sambil mengangguk-angguk, masih mengagumi kemeriahan pesta dari luar.
"Kau tidak apa-apa kutinggal sendiri?" tanya Cheonsa berbisik.
"Harusnya aku yang bertanya begitu." Minsoo terkekeh kecil, tapi tak lantas membuatnya kelihatan riang.
Minsoo bisa saja tertawa sekeras mungkin atau melakukan beragam usaha untuk menutupi kegelisahannya. Tapi mata itu masih memendarkan rasa rindu yang sama seperti yang tadi dilihatnya di kamar.
"Kalau begitu ikut saja denganku. Aku tidak akan lama di dalam sana. Setelah mengucap selamat pada Kris, aku akan langsung keluar. Lalu kita pulang sama-sama."
Pandangan mereka berserobok, kemudian Cheonsa merasakan sentuhan telapak tangan Minsoo di wajahnya. Pria itu tak menampakkan senyumnya lagi, hanya kelihatan gugup dan tak yakin.
Minsoo menggelengkan kepalanya. "Aku akan baik-baik saja. Jangan khawatir," kata Minsoo.
Meski tak benar-benar membicarakannya, mereka berdua sama-sama tahu apa yang Minsoo maksud dengan 'baik-baik saja'.
"Kau yakin?"
"I'll try my best."
Cheonsa mengangguk, akhirnya membiarkan Minsoo memilih caranya sendiri. Ia tidak akan memaksa pria itu.
Ketika tangannya meraih knop, Minsoo memanggilnya. Cheonsa menatapnya dengan heran. Pria itu menyelipkan rambutnya yang keluar dari jepitan. Tangan pria itu mengusap-usap kepala Cheonsa dengan lembut.
Astaga, kalau Minsoo terus begini Cheonsa mungkin akan berubah pikiran dan pergi bersama pria itu. Persetan dengan Kris dan pesta pernikahannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello Chingu
FanfictionCheonsa punya rencana sendiri saat memutuskan untuk pergi berlibur ke Eropa. Dan bertemu dengan Bang Minsoo, cowok yang pernah ia sukai semasa sekolah tidak termasuk salah satunya. Namun pertemuan tak terduga itu malah menjadi awal petualangannya be...