Part 18

1 0 0
                                    

Untuk sampai di atas kubah katedral, ada dua cara yang bisa dipilih; berjalan kaki menaiki lima ratus undakan anak tangga atau bisa juga dengan menggunakan lift. Karena jumlah mereka yang cukup banyak, maka tak memungkinkan untuk berjalan kaki menaiki tangga, pasalnya bukan hanya melelahkan, tapi bentuk tangga yang melingkar dan agak curam terlalu beresiko untuk dipijaki. Lagipula ada beberapa peserta tur yang sudah berumur sepuh dan tak mungkin untuk melewati medan seberat itu.


Akhirnya Yongguk memutuskan agar mereka naik lift. Setelah itu membayar tiket sebesar tujuh euro untuk setiap orang.


Pintu lift terbuka ketika mereka sudah sampai di bagian atap. Perlu berjalan beberapa menit untuk benar-benar sampai di kubah.


Mereka melewati sebuah lorong panjang yang sempit, dan saking sempitnya sampai ditulis peringatan untuk penderita clastrauphobia supaya tidak masuk ke sana.


Setelah sampai di ujung lorong, rasa lelah hilang diempas angin sore. Pemandangan Vatikan dan kota Roma terlihat seperti miniatur kota dengan dominasi warna pastel langsung menyambut. Siapapun yang melihatnya sudah pasti tak bisa berhenti menggumam takjub.


"Hei, aku minta maaf. Maaf, karena tak mau mendengarkan alasanmu lebih dulu," kata Hyerin.


Namjoon menyikut Minsoo dengan kegirangan, keduanya tersenyum kecil melihat pemandangan di depan mereka. Hyerin yang dari dua hari belakangan mendiamkan sang ketua, akhirnya menghampiri pria itu dan meminta maaf dengan kepala tertunduk. Barangkali saking sucinya katedral ini, rasa kesal dan benci bisa sirna begitu saja.


Detik berikutnya senyum Minsoo ikut sirna, dahinya berkerut saat tiba-tiba teringat obrolannya dengan Cheonsa di depan patung Petrus tadi.


"Tadi siang, kau bicara apa saja dengan Cheonsa?" tanyanya pada orang di sebelahnya yang masih tersenyum sendiri.

"Tidak banyak, kok. Jangan khawatir," jawab pemuda itu cepat.


Namjoon melanjutkan aktivitas menonton peristiwa kembalinya Bang Yongguk ke pelukan Song Hyerin. Wajahnya kegirangan dan tangannya langsung saja menutupi wajahnya begitu pasangan di depan sana merekatkan bibir masing-masing.


Astaga, Minsoo menggeleng tak habis pikir. Sepertinya Kim Namjoon terlalu lama melajang, sampai-sampai kehebohan sendiri melihat dua orang sedang berciuman.


Serius, anak ini butuh belaian wanita.


Ia pun meninggalkan Namjoon. Percuma saja bicara dengan anak aneh itu, terlalu lama melajang dan terlalu banyak membaca buku membuat otaknya agak bermasalah.


"Minsoo-ssi." Minsoo menoleh, kemudian mengutuk dirinya sendiri karena sudah menoleh. Shit, kenapa mereka terus mengikutiku?


Minyoung dan Sera sudah berdiri di depannya sambil mengulas senyum penuh harap. Mau tak mau ia membalas senyum kedua gadis itu.


"Ah, itu kan baju yang kau beli di toko souvenir," kata Sera sambil menunjuk kaos dengan tulisan ROME yang dipakainya.

Hello ChinguTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang