Part 22

1 0 0
                                    

Matahari boleh saja merangkak turun dari peraduan, namun keramaian Barcelona tak serta merta meredup. Atmosfer kemeriahan musim panas justru semakin semarak. Sepanjang jalan La Rambla semakin ramai dipenuhi turis maupun warga setempat. 


Pohon-pohon besar dan rindang tumbuh di sepanjang kawasan pedestrian tersebut, dan bangunan-bangunan bergaya gotik berdiri di sisi kanan dan kiri. Menambah pesona kawasan yang mulai disinari lampu-lampu cantik yang melekat pada restoran maupun kafe.


Street Performers di sisi-sisi jalan menambah suasana riuh di sepanjang kawasan La Rambla. Mereka terlihat menonjol dengan beragam busana dan riasan unik, berlomba menarik perhatian wisatawan. Ada yang bermain musik, ada yang menari, ada yang melakukan atraksi akrobat, maupun trik-trik sulap.


Setelah puas menyaksikan atraksi para seniman jalanan dan berbelanja, Yongguk dan timnya memandu rombongan memasuki sebuah restoran untuk menyantap makan malam.


"Aku menyesal baru melakukan perjalanan ini di umurku yang sudah tua begini."

Yang lainnya tertawa mendengar ucapan Tuan Hong yang terlihat benar-benar menyesal.


"Serius, aku beritahu kalian semua. Pergi dan kunjungilah banyak tempat selagi kalian muda. Melakukan perjalanan di umurku hanya membuat orang lain repot. Sungguh! Tanya saja pada Namjoon. Berapa kali anak ini harus menggendongku untuk turun tangga," tambah Tuan Hong sambil menepuk-nepuk lengan Namjoon.


"Tidak masalah. Itu memang sudah menjadi tugasku," sahut Namjoon dengan senyum bangga.


Perbincangan ringan itu terus bergulir, membiarkan waktu berjalan tanpa terasa. Semburat jingga di langit mulai digantikan langit malam yang bersih.


"Tapi aku sungguh-sungguh. Kalian harus memikirkan bisnis travel dengan skala yang lebih besar," kata Ricky, seorang mahasiswa yang terlihat punya hasrat besar untuk mengetahui segala hal.


"Well, Mr. Knows-Everything, tidak mudah untuk membuat bisnis dengan skala yang kau pikirkan. Membangun bisnis itu tidak semudah menyusun lego, tahu," sahut Changjo kelewat realistis, yang justru terdengar menyebalkan. Ia menatap temannya dengan geli, kemudian menyuap sepotong daging ke mulutnya.


Dan seperti yang sudah-sudah ketika dua orang itu bertengkar, Niel yang mengaku sebagai Hyung di antara mereka bertiga akan turun menengahi. Yah, walau bukan sebagai penengah yang bijak.


Makan malam mereka berakhir pukul tujuh tepat. Destinasi mereka selanjutnya adalah pantai Barceloneta.


Setelah berjalan hingga ujung jalan La Rambla, mereka disambut pemandangan dermaga dengan kapal-kapal pesiar dan aroma khas laut. Untuk sampai ke pantai mereka harus menyusuri kawasan Rambla de Mar, melewati pusat perbelanjaan Marèmagnum, dan kawasan pemukiman warga setempat.


Perjalanan yang cukup melelahkan tersebut sebanding dengan pemandangan pantai yang indah dan ramai. Nampaknya kemeriahan musim panas semakin semarak di kawasan pantai ini. Suara lagu disko sedang diputar dari bar buatan yang dipenuhi banyak orang yang tengah menari asal.

Hello ChinguTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang