Qila mermasukan motornya kedalam bagasi Qila membuka helm full face nya pelan pelan karna luka nya yang masih basah.
Qila masuk kedalam rumah tapi tak ada siapa pun Qila berjalan menuju dapur untuk mengambil minum. Saat lagi minum tiba tiba ada yang mengagetkannya.
"Baru balik, Dari mana aja,kenapa baru balik pulang sekolah tuh langsung pulang dek" tanya satria yang tiba tiba muncul dari halaman belakang
"Ah Lo bang ngagetin gue aja, maaf bang gue tadi abis dari markas makanya pulangnya telat" jawab Qila sambil menundukan kepalanya.
Satria mengangkat kepala sang adik " hm bandel banget sih nih adik gue sini gue obatin" ujar satria menundukkan Qila di kursi meja makan. Dan mengambil air dingin untuk mengompres luka lembab di wajah Qila.
"Maaf" gumam Qila kecil tapi masih bisa di dengar menatap pria didepannya sendu.
"Untuk apa? Toh sudah kejadian kan" Qila meneteskan air mata. Ia akan sangat manja dan cengeng jika di depan sang abang karna hanya dia lah yang mengerti Qila.
"Hey jangan nangis Abang gak marah ko, Abang ngerti lo lakuin ini demi membela yang benar cuman caranya aja yang salah" ucap satria lagi sambil menghapus air mata Qila.
----------------------
Di sisi lain Arya sedang duduk di balkon kamarnya menatap langit malam hari sambil memainkan gitarnya.
"Andai kamu tau aku sangat mencintaimu aku sudah berusaha untuk menutup rapat-rapat perasaan ini tapi aku tak bisa memngingat kamu selalu ada dalam pikiran ku. Apa mungkin kita akan bersatu kembali seperti dulu, aku rindu pada mu aku rindu semua yang pernah kita lakukan" arya menatap sebuah lukisan yang ia taruh di balkon kamarnya.
Lukisan itu menggambar seorang gadis cantik berambut panjang memakai bando di kepala nya serta dres selutut berwarna merah membuat gadis itu terlihat sangat manis. di sebelah gadis itu ada seorang pria yang sangat tampan rambut yang sedikit acak acakan dengan kaos putih yang di balut dengan kemeja merahnya sambil memeluk binggang sang gadis.
"Aku mohon jangan terus menghindar seperti ini sikap mu itu membuat hati ku sakit. Apa kamu bahagia bersama nya? Jika kamu bahagia aku ikut bahagia setidaknya dia bisa menjaga mu dengan baik tidak seperti ku hang hanya membuat kamu terluka".
Arya tersenyum getir saat memori manis itu berputar kembali di pikirannya, Sampai tiba tiba ada yang menepuk bahu nya.
"Hay. Gue tebak pasti lo lagi mikir dia kan?" Tebak gadis tsb duduk di sebelah Arya.
"Kalo dah tau kenapa nanya marpuah" jawab arya menoyor gadis tsb.
"Sebegitu cinta kah Lo sama gladys? Udah satu tahun loh lo kaya gini, gue tau emang gak mudah melupakan orang yang kita cinta tapi Lo juga berhak bahagia coba buka hati Lo buat cewek lain gue gak tega liat Lo kaya gini" ujar aliya selaku sahabat arya.
"Sadar arya sadar lo Dan gladys gak akan bisa bersatu. Kepercayaan kalian berbeda emang Lo mau pindah agama demi cinta, ayo lah jangan keras kepala gladys udah milik orang lain"
"satu tahun gak cukup untuk gue lupain dia Lo tau kan gue kenal gladys udah dari jaman kita smp kelas tujuh dan gak segampang itu buat gue lupain semuanya. Gue tau gue sama dia itu beda kepercayaan dan gue juga tau gue dan dia gak akan bisa bersatu tapi apa salah gue memperjuangkan cinta gue? Walaupun harus menentang takdir, kebahagiaan gue kalo bersama gladys" Arya menatap kosong kearah depan.
"Li. Gua tau Lo cinta sama gue sorry waktu itu gue gak sengaja baca buku diary lo, gue sadar di dunia ini emang gak ada sahabatan antara cewek dan cowok pasti salah satunya akan jatuh cinta gue merasa bersyukur banget dicintai sama gadis cantik seperti lo. Makasih udah mencintai gue dengan tulus" Aliya yang mendengarpun sontak terkejut bagai mana Arya bisa membaca buku diary nya yang padhal ia sudah menyimpanya dengan aman.
"Maaf ar, gue bener bener minta maaf udah ingarin perjanjian kita, setiap gue dekat lo jatung gue selalu berdebar. gue sadar Lo gak mungkin suka sama gue dan gue sadar lo anggep gue hanya sebatas sahabat dan selamanya akan tetap begitu" titah aliya menatap Arya lekat sambil tersenyum tipis.
"Sejak kapan lo suka sama gue?" Tanya Arya menatap wajah gadis di sebelahnya itu, Mereka saling bertatapan.
"Apa ini waktu yang tepat untuk gue kasih tau semua sama Lo, tapi gue belum siap untuk kehilangan Arya gimana kalo Arya tau semuanya terus dia minta gue buat jauhin dia gak gak itu gak boleh terjadi!" Gumam Aliya dalam hati sambil mengeleng-geleng kepalanya.
"Lia" panggil arya menyadar Aliya dari lamunannya.
"Eh ah ke-kenapa Ar" jawab Aliya gugup.
"Lo belum jawab pertanyaan gue lho yang tadi" ucap Arya pada Aliya. Arya merasa ada yang di sembunyikan oleh gadis didepannya itu.
"Em gu-gue harus pulang ud-udah malam bay" Aliya bankit dari tempatnya, buru buru ia keluar kamar Arya sebelum pemilik kamar mencekal nya. Saat ingin membuka pintu kamar lengan gadis itu sudah lebih dulu di cekal oleh Arya.
"Jawab pertanyaan gue aliya!" Ujar arya menekan setiap ucapannya.
"Gue gak tau sejak kapan perasaan ini ada Arya perasaan ini tumbuh dengan seiring berjalannya waktu setiap gue sama lo gue selalu merasa gugup bahkan saat lo terang terangan nunjukin perhatian lo sama gue" jawab aliya sedikit berteriak.
"Gue perhatian sama Lo karna Lo sa- "
"Karna gue sahabat lo kan? Itu kan yang mau lo ucapin! Gua sadar Ar gue hanya sahabat lo doang apa salah kalo gue perjuanganin cinta gue dan apa salah kalo gue berharap lebih sama Lo!!" Aliya memotong ucapan Arya ia tahu apa yang ingin di ucapkan arya. Gak ada salahnya dong kalo kita memperjuangkan cinta kita dan saat ini Aliya sedang memperjuangkan cintanya untuk Arya.
"Tiga tahun yang lalu saat lo minta gue ketaman kota gue pikir Lo perasaan yang sama kaya gue dan gue pikir saat itu Lo akan nembak gue tapi nyatanya lo jadiin gue saksi cinta kalian berdua. dan saat itu juga gue mulai ngejauhin kalian tapi kalian selalu aja gangu gue bermesra-mesraan di depan gue. Gue berusaha untuk terlihat baik baik aja di depan kalian nyatanya hati gue sedang tidak baik-baik aja" aliya menjeda ucapan nya ia menghela nafas panjang.
"Sampai akhirnya tepat saat kita naik kelas sembilan gladys tau semuanya. Gladys ngajak ketemuan di taman kota waktu itu dia mengembalikan buku diary gue, dia juga minta maaf sama gue karna udah ngambil lo Dari gue gladys tau kalo gue Suka sama satu cowok di kelas tapi dia gak pernah tau siapa orang nya. Sejak saat itu gladys menghindari gue dan lo gue gak tau apa yang ada di dalam pikirannya saat itu kenapa dia bersikap dingin sama lo" Arya menatap gadis di depan nya tak percaya sama apa yang baru di katakan oleh gadis itu.
"Jadi Lo penyebab utama nya li!! Lo yang udah buat gue sama gladys putus iya?!!" Bentak Arya di depan wajah Aliya.
"Awalnya gue juga mikir gitu Ar. Tapi setelah gue cari tau kenapa gladys putusin lo, gue Tanya ketemen temen yang dekat sama galdys bahkan gue sampe di siram air panas sama citra karna gue udah buat gladys nangis. Tapi akhirnya gue tau penyebabnya gladys putusin lo karna" aliya menggantung ucapan nya membuat Arya penasaran dengan apa yang terjadi di dua tahun lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Seorang CEO Muda
Teen FictionPlak. Bruk. "Dasar anak gak tau diri pergi kamu dari rumah saya!! Gak Sudi saya punya anak pembunuh kaya kamu!!" Bentak pria paruh baya menatap murka terhadap anak perempuan yang terduduk di lantai. "Mulai besok kamu tinggal dirumah oma yang berada...