chapter 16

0 0 0
                                    

Qila berjalan mengekori satria yang lagi memilih peralatan alat tulisnya. Qila berjalan males malesan sambil mengerutuk tak jelas karna satria sendari tadi berputar putar mencari barang yang di butuhkan nya.

"Bang udah belum si capek nih kaki gue dari tadi keliling Mulu" rengkek Qila sambil memajukan bibirnya kedepan memnbuat satria gemas.

"Iya ini udah semua ko ayok ke kasir abis ini kita makan" ucap satria menarik tangan Qila menuju kasir.

Selesai membayar mereka pergi dari toko itu mereka berjalan beriringan banyak orang yang mengira mereka adalah sepasang kekasih Qila memang sangat dekat dengan Abang nya itu bahkan Qila sangat manja terhadap Abang nya, satria.

"Lo mau pesen apa dek?" Tanya satria sambil melihat menu.

"Ada nasi goreng gak bang"

"Ada nih mau nasi goreng aja" Qila hanya menganggukan kepala nya.

"Ydh mba nasi goreng nya dua jus strawberry satu sama jus jeruk satu" ucap satria pada pelayan itu.

"Baik ka di tunggu ya" kata sang pelayan.

"Bang lo di sini sampai kapan?" Tanya Qila menatap lekat wajah sang Abang yang sedang bermain ponsel.

"Satu bulan mungkin lagi gue tinggal bikin skripsi doang" jawab satria tanpa memalingkan wajahnya dari benda pipih itu. Qila hanya menganggukan kepalanya.

Qila menyedarkan pandangan ke sekeliling cafe itu. Pandangan Qila tertuju pada seorang laki-laki yang duduk di pojok cafe itu bersama seorang gadis.

Qila menatap lekat lekat wajah gadis itu, Qila merasa pernah melihat wajah gadis itu tapi ia lupa dimana ia melihatnya.

"Ah gue ingat dia kan cewek yang waktu itu pelukan sama rey dan cowok itu kaya nya gue pernah lihat dia" gumam Qila dalam hati sambil meneliti wajah laki laki itu.

"Qila hey" Qila sontak terlonjat kaget karna satria menepuk bahu nya.

"Ish bang sat apaan si ngagetin aja" pekik Qila kesal, Qila kembali melihat kearah pojok cafe itu.

"Lah entu cewek kemana anjim cepet banget ilangnya udah kaya dedemit aja" gumam Qila dalam hati sambil mencari gadis yang duduk di pojok cafe tadi.

"Lo nyariin apaan sih dek?!" Tanya satria merasa gerap dengan gadis di sebelahnya itu yang sendari tadi melamun.

"Hah itu tadi gue kaya liat temen sekolah gue deh di pojok situ" jawab Qila sambil menunjuk meja di pojok cafe.

"Ydh Sekarag makan abis itu kita pulang" ujar satria, Qila hanya menganggukan kepala nya. Lalu memakan makanan nya.

                      ----------------------------
Candra POV.

Que lagi asik asik tidur tiba-tiba ada yang membangunkan gue dengan air dingin sontak gue langsung terbangun.

"Ck Lo apa apan si hah!! Liat nih jadi basahkan baju gue gara gara Lo!!" Omel gue pada perempuan di depan gue.

"Ya lagi Lo dari tadi di bangunin gak mau bangun ydh gue sirem aja. Cuman cara ini yang apuh biar Lo tuh bangun" ujar perempuan di depan gue.

"Nih ya gue kasih tau ini itu hari Minggu adek ku sayang jadi bisa gak biarin gue tidur seharian aja" gue mentap adik gue yang tomboy abis itu.

"Gini ya Abang ku gue gak akan ngangu lo kalo gak ada yang penting" ucapnya sambil menekan kata 'penting'. Gue bingung apa maksud dia hal apa yang penting sampai dia bangunin gue kaya gini.

"Apa yang penting?" Tanya gue menaikan satu alis gue.

"Ada aina tuh" jawab nya singat lalu keluar dari kamar gue.

Gue yang mendengar nama itu sedikit kesal, gue menuruni tangga gue liat di ruang tamu ada seorang gadis cantik plus imut sedang duduk  manis sambil memainkan ponselnya.

"Ada apa?" Tanya gue the to point.

"gue cuman mau kasih ini buat lo, gue harap Lo bisa Dateng" jawab gadis itu sambil memberi sebuah undang ke gue. Gue menerima undangan itu dan gue lihat nama yang tertera di undang itu.

"Gue masih gak percaya na lo lebih milih cowok brengsek itu dari pada gue" gumam gue dalam hati, gue menatap lekat manik mata aina gue masih tak percaya dengan apa yang terjadi sama hidup gue saat ini Merasa gak adil buat gue.

"Gue pasti dateng ko tapi kalo gue dateng bareng temen gue gak papa kan?" Gue tersenyum kecil.

"Gak papa ko gue malah seneng kalo mereka ikut hadir di acara pernikahan gue" ucap aina. Gue menatap undang yang ada di tangan gue ini ada kekecewaan saat melihat undang itu tapi gue berusaha untuk terlihat baik baik aja.

"Dra. Gue tau ini gak adil buat lo Dan gue tau lo pasti kecewa banget sama gue, gue minta maaf. Ini jalan yang terbaik buat ki-"

"Terbaik buat lo bukan kita! Lo lebih milih hidup sama cowok brengsek itu na dari pada gue! Apa sih yang Lo liat dari dia hum sampe lo mau sama dia! Apa karna dia lebih kaya  dari gue! Dan bisa kasih lo apapun yang lo mau IYA" ucap gue sedikit berteriak. gue menghembuskan nafas panjang.

"Satu tahun lebih na kita dekat bahkan kita saling cinta tapi lo lebih milih dia yang baru Lo kenal ke timbang gue yang udah bertahun-tahun kenal sama lo!!. Gue pikir Lo adalah cinta pertama dan terakhir gue na nyatanya enggak" gue tertawa kecil meratapi nasib gue sendiri.

"Maaf in gue dra, Lo bisa cari cewek yang lebih baik dari gue yang jauh lebih cantik dari gue. Gue gak pernah melihat seseorang dari kekayaannya dra, cinta itu gak harus memiliki juga dra kadang kala kita harus berkorban demi kebahagiaan orang yang kita cinta" Aina berucap hingga meneteskan air mata baru kali ini gue melihat Aina menangis bahkan saat bersama gue Aina tak pernah menangis.

"Dan sekarang gue sedang berkorban demi kebahagiaan Lo dra, maafin gue" gumam Aina dalam hati.

Candra POV off.
                           --------------------------
Kini Qila sedang duduk di balkon kamarnya setelah dari mall Qila lebih memilih di kamar ketimbang berkumpul dengan keluarga nya di ruang keluarga.

Qila menatap sebuah foto yang ada di ponselnya Qila tersenyum tipis. Qila sangat merindukan kedua orang yang ada di foto tsb.

"By. Ga. Gue kangen kalian berdua, udah gak ngerasa sakit lagi kan kalian yang tenang ya di alam sana gue janji akan mewujudkan cita-cita kalian gue mohon Dateng ya kedalam mimpi gue malam ini gue pengen ketemu lo berdua gue pengen ngerasain pelukan kalian lagi by. Ga" ucap Qila terus memandangi foto itu hingga meneteskan air mata. Tanpa Qila sadari sendari tadi ada yang memperhatikan gerak gerik nya.

"Dek Lo gak papa" tanya pria itu mengusap bahu Qila. Sontak Qila langsung menghapus sisa air matanya itu.

"Eh em gue gak papa ko" jawab Qila berusaha tersenyum agar pria di hadapanya itu tidak khawatir.

"Mereka siapa Lo?" Tanyanya lagi melirik kearah foto yang ada di ponsel sang adik.

"Bukan siapa-siapa" Qila mematikan ponselnya dan menaruhnya di kantong celananya.

"Oh ya Lo ngapain malem malem ke kamar gue bang?" Tanya Qila pada Satria.

"Gue mau tidur bareng lo boleh kan dek, gue kangen banget tidur bareng Lo lagi" jawab satria sedikit memohon pada qila.

"Iya iya boleh ko Abang ku yang paling ku sayang yuk tidur" Qila melangkah masuk kedalam kamar di ikuti oleh satria. Merekapun tertidur dengan posisi mereka saling berpelukan.

Jangan lupa vote and komen ya manteman maaf kalo ceritanya gak bagus💃☺️

See you next part gays

Cinta Seorang CEO MudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang