chapter 7

0 0 0
                                    

Krek...

Hordeng terbuka lebar membuat cahaya langsung masuk kedalam kamar seseorang gadis yang sedang terlelap tidur di atas ranjang. Sontak membuat sang pemilik kamar terbangun dari tidurnya.

"Morning sayang" sapa Dian sambil tersenyum ke arah sang anak.

"Too Bun" jawab Qila ikut tersenyum ke arah sang bunda.

"Cepet mandi sana bunda tunggu di bawah" ujar dian mengelus rambut Qila.

"Siap Bu bos hehe" sahut Qila memberi hormat ke Dian.

Setelah kepegian Dian, Qila langsung bangkit dari ranjang untuk bersiap-siap berangkat sekolah. Lima belas menit kemudian Qila sudah lengkap dengan seragamnya sekolah nya.

Lalu Qila mengendong tas sekolah nya saat ingin mengunci pintu kamar ponselnya berdering menandakan ada yang menelfonnya.

"Assalamualaikum ada apa ka".

"Waalaikumsalam pak ahmad ingin bertemu sama kamu sekarang apa kamu bisa?".

"Aduh ka aku mana bisa ka fana kan tau aku sekolah kalo pagi".

"Aku tau kamu sekolah aku juga dah bilang sama pak ahmad kalo kamu gak bisa bertemu Sekarang tapi la pak Ahmad tetap maksa ingin ketemu kamu sekarang".

"biar aku yang menghubungi nya langsung"

"Baiklah kalo begitu assalamualaikum"

"Waalaikumsalam"

Qila menutup telfon nya lalu turun kebawah untuk sarapan. Tanpa Qila tahu ada orang yang mendengar pembicaraan nya dengan fana tadi.

"Ka fana siapa dia? Siapa yang mereka bicarakan? Dan siapa yang mau di hubungi?" Gumam orang itu. Begitu banyak pertanyaan di benak nya ini bukan kali pertama ia mendengar Qila telfoan dengan fana.

Di meja makan

Hening. Tak ada yang mau memulai pembicaraan merasa geram dengan situasi ini. Akhirnya Qila lah yang mengeluarkan suara untuk memecahkan keheningan.

"Bun nanti Qila pulang agak telat gak papa kan" ujar qila menatap dian. Qila menatap Alfa sekilas.

"Emang kamu mau kemana sayang atau ada yang mau kamu beli?"tanya Dian menatap sekilas ke arah qila.

"qila ada urusan sebentar Bun ketemu sama orang"jawab Qila sambil menyantap sarapan nya.

"Baiklah jika urusan mu sudah selesai langsung pulang jangan mampir kemana-mana lagi mengerti" ucap dian sambil tersenyum Qila hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Ka gue boleh nebeng motor Lo gak?" Tanya bila menatap wajah Qila yang sedang menghabiskan sarapan nya.

"Minta anter mang ujang kan bisa kenapa mesti sama gue" jawab Qila dingin sambil memasukan makanan nya kedalam mulut.

"Mang ujang lagi cuti ka" sahut bila berharap Qila akan membolehkannya.

"Gak usah manja deh lo bil!, lo punya ponsel buat apa hum kan bisa pesen ojek online" ujar qila ketus menatap bila sinis.

"Jaga bicara kamu qila!" Tegur Alfa menatap Qila sekilas.

"Untuk apa? Ayah aja selalu berkata kasar sama qila bahkan ayah udah main ta.ng.an" qila tak perduli jika ayah nya akan menamparnya karna itu sudah menjadi kebiasaan bagi sang ayah memukulinya.

"Saya tidak akan memukul kamu jika kamu nurut sama saya kamu itu anak yang gak tau diri selalu bikin susah saya terus!" Pekik Alfa menatap Qila murka.

Cinta Seorang CEO MudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang