chapter 10

1 0 0
                                    

Laki-laki itu tak menggubris perkataan Alfa ia malah menghampiri Qila yang terjatuh kelantai.

"Qila lo gak papa?" Tanya laki-laki itu membantu Qila berdiri.

"Gue gak papa ko, rey Lo kenapa masih disini?" Ujar qila menatap Rey.

"Tadi nya gue udah mau pergi tapi gue liat dompet Lo ketinggalan di mobil tadi. Tapi Lo beneran gak papa mau gue bawa kerumah sakit gak" Qila menatap mata indah milik Rey terlihat dari matanya ia sangat khawatir.

"Makasih, gue beneran gak papa ko" sahut qila tersenyum simpul pada Rey. "Sebaiknya Lo pulang ya" lanjut Qila yang dapat gelengan dari Rey.

"Apa apaan kalian bermesraan di rumah saya! Dasar gak tau malu!" Pekik Alfa muak melihat kedua remaja di depannya.

"Jangan bilang dia orang yang pengen kamu temui iya!!" Timpah Dian dingin.

"Bukan. Ngapain qila ketemu sama dia toh setiap hari ketemu di sekolahan" jawab Qila berusaha untuk tidak emosi.

"Kamu liat bila, dia selalu menurut sama apa kata saya enggak kaya kamu selalu membantah saya lebih baik punya anak kaya bila dari pada kamu qila!" Ucap alfa saat melihat bila turun dari atas

"Qila gak minta di lahirkan di keluarga ini, qila cuman titipan tuhan. Jangan cuman karna masalalu itu ayah jadi benci sama qila, ayah belum tau yang sebenarnya terjadi!!" Qila benar-benar hilang kendali "jangan pernah menyesal kalo nanti ayah tau yang sebenarnya!!"lanjut Qila menatap tajam kearah Alfa.

Plak.

Bruk.

"Aww" rintih Qila memegang kepalanya.

"Kepala Lo sakit lagi?" Tanya Rey membantu Qila untuk duduk. Qila hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Rey tolong ambilin obat gue di tas cepet gue dah gak kuat!" Titah Qila berusaha kuat menahan sakit di kepalanya. Rey membuka tas sekolah qila mencari obat yang di butuhkan Qila. Rey langsung memberikan obat itu kepada qila.

"Makasih Rey" ucap Qila tersenyum manis pada Rey.

"Udah gak sakit lagi kan kepalanya?"tanya Rey memegang bahu Qila. Qila hanya mengeleng kepala.

"Lebih baik Lo pulang Rey ini dah malam" usir Qila halus ia takut nanti Rey akn kena semprot sang ayah.

"Baiklah gue pulang, tapi kalo ada apa apa hubungi gue oke" qila hanya mengangguk an kepalanya.

Setelah kepergian rey, Qila bangkit dari duduk nya sambil memegang kepalanya yang masih sedikit sakit. dengan kekuatan yang tersisa Qila mencoba berjalan menaiki tangga menuju kamarnya. Saat ingin melangkah tangan Qila sudah di cekal oleh dian.

"Siapa laki-laki itu!?" Tanya Dian menatap tajam Qila.

"Bukan urusan bunda" jawab Qila dingin.

Plak.

"Siapa yang mengajarkan kamu berbicara tidak sopan itu Qila!"bentak Dian merasa telah gagal mendidik sang anak.

"Bunda mau tau siapa yang mengajarkan Qila berkata seperti itu? Haha lucu sekali dunia ini, bunda dan ayah sendiri lah yang mengajarkan nya bukan" ucap Qila tertawa kecil ia benar-benar sudah seperti orang gila karna tertawa sendiri.

Qila mendekat ke arah bila "apa sih yang ayah dan bunda banggakan dari cewek lemah kaya dia kalo di lihat lihat lebih berguna Qila dari pada cewek ini" Qila melihat bila dari atas hingga bawah bila yang di tatap seperti itu hanya diam saja.

"Jelas saya bangga sama anak saya bila dia berprestasi selalu mendapatkan juara di sekolah sedang kamu tidak pernah bisa mendapatkan juara di sekolah!" Sahut Alfa memeluk bila dari samping. Hal seperti itu sudah hal biasa bagi Qila karna setiap hari mereka memang seperti itu.

"Haha cuman juara sekolah itu hal yang mudah buat Qila dapatkan jangan kan juara sekolah juara satu seasia pun Qila bisa yah. Jangan ayah pikir Qila anak yang pemalas Qila bisa aja menghancurkan semuanya jika Qila mau!" Ujar qila berllu pergi menuju kamarnya yang terletak di atas.

                       ----------------------------
Pagi hari.

Kini Qila sedang bersiap-siap untuk pergi ke sekolah tak lupa Qila selalu memakai jaket kulit nya. setelah selesai bersiap-siap Qila mengedong tas sekolah nya dan turun kebawah.

Di meja makan tidak ada siapa pun mungkin masih di dalam kamar pikir Qila.

"Pagi bi Risa" sapa Qila saat melihat bi Risa sedang menyiapkan sarapan.

"Pagi juga non Qila" jawab bi Risa sambil tersenyum ramah.

"Anak bi Risa udah sehat?" Tanya Qila sambil mengoleskan selai strawberry ke roti.

"Alhamdulillah sudah sehat non, berkat non Qila anak bibi bisa di oprasi terimakasih non" jawab bi Risa mengucapkan terimakasih pada qila.

"Sama-sama bi. Sebagai manusiakan harus saling menolong bi" sahut Qila memegang bahu bi Risa seraya tersenyum manis.

"Ydh bi Qila berangkat dulu ya, assalamualaikum" pamit Qila menyalami tangan bi Risa.

"Waalaikumsalam hati-hati di jalan" jawab bi Risa tersenyum ke arah qila.

Qila melangkah keluar rumah terlihat di sana sudah ada ke empat teman nya yang sedang menunggunya sambil berbincang. Qila langsung menghampiri teman-temannya yang berada di depan pagar rumahnya itu.

"Morning manmen" sapa qila sambil bertos ala ala sahabat lama.

"Too men" jawab mereka berbarengan.

"Lo pada dah sarapan belum?" Tanya Qila menatap satu persatu temannya.

"Belum" jawab mereka berbarengan lagi.

"Ydh bentar gue ke dalem dulu buatin roti" ujar qila berlalu masuk ke dalam rumah untuk membuat kan teman temannya roti.

Di meja makan masih terilihat kosong belum ada yang sarapan terlihat jelas sarapan yng masih utuh belum di sentuh. Qila tak memberdulikan hal itu toh ia hanya ingin membuat roti untuk temanya.

Setelah selesai Qila langsung keluar rumah tanpa mempedulikan Dian dan alfa yang baru saja tiba di meja makan.

"Nih makan" ucap Qila menyodorkan empat buah roti ke arah temannya.

"Wah Lo tau aja la kalo gue gak suka selai strawberry. Suka Lo ya sama gue haha" celetuk candra tertawa kecil.

"Dih najis banget gue suka sama cowok ember kaya lo, lo lupa kalo Lo pernah gatel gatel karna makan selai strawberry" sahut qila pada candra. Yang lain hanya tertawa melihat wajah Candra yang sedang manyun.

Di sisi lain bila yang baru saja keluar rumah melihat setiap adengan itu bila hanya bisa tersenyum.

"Di rumah lo gak dapat kebahagiaan tapi setidaknya mereka bisa buat Lo bahagia ka" gumam bila tersenyum tipis.

"Liat tuh pujaan hati lo baru keluar" ucap Arya menunjuk bila dengan dagu nya. Sontak semua menatap ke arah yang di tunjuk Arya.

"Lo gak ada niat buat ajak dia bareng gitu?" Tanya Irma melirik bila yang mematung di depan pintu.

"Enggak tuh, ngapain gue ajak bareng dia males mending gue ajak si ehem" jawab Alex memutar bola matanya malas.

"What siapa tuh si ehem" celetuk candra mengintrogasi Alex.

"Nanti kalo dah sampe kelas gue kasih tau dah si ehem siapa" ucap alex yang hanya di balas anggukan kepala dari teman-temannya.

Mereka pun pergi ke sekolah bersama, mereka membelah jalan dengan kecepatan tinggi. Jika sedang begini mereka selalu saja saling taruhan.

"Ayok kita balapan siapa yang terakhir sampai sekolah harus traktir kita gimana" teriak Irma pada teman-temannya.

"Ayok siapa takut" jawab Candra tersenyum sinis. Mereka semua pun langsung menambah kecepatannya membelah jalan dengan beruntal. Qila yang saat ini di bonceng dengan Arya hanya menggeleng-geleng kepala dengan tingkah temannya itu.

Motor Arya pun sampai terlebih dahulu lalu di susul motor Irma dan juga Alex sementara Candra dia masih berada di depan gerbang sekolah karna tiba-tiba motornya mati. Sontak Qila dan teman-temannya langsung tertawa melihat Candra yang sedang memarahi motornya.

Jangan lupa vote and komen ya manteman 💃😁

Cinta Seorang CEO MudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang