Jam bker berbunyi sangat nyaring membuat sang penghuni terbangun karna suara jam itu.
"Dek bangun woy udah pagi Lo gak mau sekolah apa ayok cepet bangun!" Ucap satria membangunkan Qila tapi Qila tidak kunjung bangun membuat satria khawatir.
"Dek"
"Dek" panggil nya lagi sambil menepuk pipi qila lagi lagi Qila tak bergeming ia masih terlelap tidur satria semakin khawatir di buat nya.Jangan jangan dia pingsan batin satria mengusap wajahnya ia segera bangkit dari tempat tidur lalu keluar dari kamar qila Mamuju kamarnya untuk mengambil sesuatu. Setelah menemukan barang tsb satria kembali lagi ke dalam kamar qila ia melihat qila masih tertidur dengan posisi masih seperti tadi.
"Badan lo gak panas tapi kenapa muka Lo pucet banget dek" satria mengolesi minyak angin di sekitar hidung Qila agar Qila cepat bangun. tak lama kemudian Qila membuka mata dan melihat sekelilingnya.
"Bang sat. Lo ngapain disini?" Tanya Qila membuat satria mengerutkan keningnya.
"Lah Lo pikun dek semalemkan gue tidur sama Lo disini gimana sih" jawab satria meninggikan oktav suaranya.qila hanya mengangguk kepala lalu berlalih menatap jam yang berada di kamarnya, seketika Qila mebulat sempurna saat melihat jam menunjukan jam 07.28 yang artinya sebentar lagi gerbang sekolah akan di tutup.
"MAMPUS GUE TELAT, BANG KENAPA LO GAK BANGUNIN GUE DARI TADI SIH AH ELAH" teriak Qila berlalu masuk kamar mandi untuk sekedar mencuci muka gosok gigi dan memakai seragam sekolahnya tak lupa Hoodie hitamnya yang melekat di tubuhnya. Ia menguncir rambutnya asal.
Satria sudah keluar dari kamar qila saat gadis itu berteriak satria tak ingin kena semprot sang adik yang ngomel karna telat masuk sekolah. Kini Qila sudah siap untuk berangkat sekolah gadis itu menuruni tangga dengan tergesa gesa karna lima menit lagi gerbang akan di tutup.
Tanpa gadis itu sadari ia meninggalkan sesuatu barang yang amat sangat penting untuknya.
***
Sesampainya di sekolah benar saja gerbang sudah di tutup rapat oleh satpam. Bukan Qila nama nya kalo gak punya banyak ide kreatifnya gadis itu segera menuju pintu gerbang bagian barat gerbang tsb. dekat dengan gudang dan jarang di lewati orang atau guru yang sedang piket."Tinggi juga nih gerbang tapi masa bodo ah yang penting gue bisa masuk" Qila mulai memanjat gerbang tsb tanpa merasa kesusahan sama sekali. Saat sudah sampai di dalam sekolah tiba tiba kepalanya meresa pening membuat pandanganya buram.
Qila berusaha mengimbangi tubuhnya agar tidak runtuh perlahan rasa nyeri di kepalanya mulai mereda setelah benar benar mereda Qila berjalan menulusuri koridor menuju lapangan upacara. Cepat cepat Qila baris di sebelah teman temanya sebelum ikut berbaris Qila sempat menitip tasnya ke ibu kantin.
"Telat bangun lagi la" tanya Arya yang berdiri di sebelahnya. Qila menganggukan kepalanya sebagai jawabannya.
"La muka Lo pucet banget Lo sakit ya?" Sahut Irma menatap wajah Qila lekat.
"Kalo sakit ke uks aja la mau gue antar?" Timpah candra menatap khawatir teman nya yang satu ini.
"i'm fine udah gak usah khawatir gitu muka gue kan emang pada dasarnya pucet kan" jawab Qila berusaha meyakinkan bahwa ia baik baik aja.
Upacarapun telah selesai semua muridpun di bubarkan ada yang pergi kekantin kelas perpus ada juga yang duduk di depan kelas dll. Qila cs pun menuju kantin untuk mengisi perutnya mereka yang kosong sebelum bel masuk berbunyi.
Sudah jadi kebiasan untuk Qila cs mendengar celotehan siswa/i yang sedang berlalu lalang di koridor sekolah yang menatap sinis ada juga yang menatap kagum akan ketampanan/ kecantikan yang di miliki Qila cs. Sesampainya di kantin, kantin penuh karna banyak yang memilih sarapan di sekolah ketimbang di rumah. Qila mencari tempat untuk mereka duduki hanya ada satu meja yang tersisa yaitu tempat bila dan kedua temannya.
"Duduk di tempat bila aja entu kayanya muat buat kita gimana" tawar Candra menujuk meja yang di duduki bila dengan dagunya.
"Ydh ayok!" Ujar Alex berjalan meninggalkan teman-temannya yang menatapnya sinis. Meraka pun mengekori Alex menuju meja bila yang terletak di tengah-tengah kantin.
"Hai. Boleh kita gabung disini?" Sapa Alex dengan senyum manisnya membuat siapapun yang melihat langsung meleleh.
"Emang gak ada tempah lain apa? Kenapa harus meja ini?" Tanya arin berdegus kesal terhadap cowok di hadapannya itu.
"Lo punya mata kan? mata Lo masih berfungsi dengan baik kan? Lo liat dong disini tuh penuh!" Pekik Irma menatap tak suka kearah arin.
"Mata gue baik baik aja tuh dan masih bisa melihat dengan jelas bahwa meja lain masih ada yang kosong" sahut Arin menatap sinis Irma.
"Jadi boleh gak kita duduk di sini kalo gak boleh juga gak papa! cabut lah!" Ucap Qila berlalu pergi dari meja bila sebelum pergi Qila sempat melirik kearah bila dengan tajam.
"Woy gak jadi makan katanya Lo pada laper" teriak Alex pada teman-temannya yang kian menjauh dari area kantin.
"Lo aja sono yang makan gua dah gak mood" jawab Candra ikut berteriak tak peduli kalo kini mereka jadi pusat perhatian kantin.
"Dasar baperan!" Qumam Arin memutar bola matanya malas.
"Ini juga gara gara lo arin kalo aja Lo ngebolehin mereka duduk disini mereka gak kaya gitu" omel Alex pada Arin.
"Lo tuh kenapa sih setiap ketemu gue sama temen temen gue marah marah terus dendam Lo sama kami!" Omel Alex lagi penuh penekanan. Arin menatap tak percaya pada Alex karna Alex berani mengomelinya di depan umum.
"Ya gue benci kalian! Kalian tuh pembuat onar gak bener! liar bodoh kalian tuh madesu tau gak!!" Bentak Arin di depan wajah Alex menatap tajam lawan bicaranya.
"Ini cewek yang Lo suka Lex? Ini cewek yang sering Lo bangga banggain didepan kita? Ternyata cewek yang Lo suka membenci kita lex" celetuk Arya yang sendari tadi mendengar perdebatan mereka berdua. Arya datang langsung merangkul Alex dan berucap demikian.
"Iya dia cewek yang gue suka dia juga yang sering gue banggain didepan kalian dan gue gak nyangka cewek yang gue suka malah benci gue bodoh banget ya gue suka sama cewek kaya dia" sahut Alex terkekeh geli melihat mata coklat milik Arin dengan lekat. Arin yang mendengar sontak terkejut.
"Ydh lah mati satu tumbuh seribu masih banyak cewek yang mau sama lo secara Lo kan ganteng bro ya gak" ujar Arya mengerakan satu alisnya.
"Cabut yuk lah panas gue lama lama di sini" ajak Alex berlalu pergi dari sana tanpa menoleh kearah arin.
"Selamat anda berhasih mensia siakan orang yang tulus cinta sama anda lain kali jangan begitu ya mba" celetuk Arya menepuk bahu Arin yang diam mematung di tempatnya. Lalu Arya menyusul Alex yang kian sudah menjauh dari sana.
"Rin tadi gak benerkan?" Tanya bila menyadarkan Arin dari lamunannya.
"Lo bukannya suka sama Alex?" Tanya Daren yang sendari tadi hanya menyaksikan berdebatan antara Qila cs dan Arin.
"Ah udah lah jangan bahas mereka lagi males gue lagi nih ya gue gak suka sama cowok modelan kaya dia" jawab Arin kesal pada kedua temanya.
"Lo gak usah ngelak lagi dah gue tau Lo suka kan gue liat di buku diary lo waktu itu" Arin membulat saat mendengar ucapan Daren baruan.
"Ck gue dah selesai nih makan nya gue balik kekelas duluan bay" pamit Arin melesat pergi dari kantin. Menhindar dari pertanyaan pertanyaan temannya.
"Gak sopan Lo der buka buka diary orang" ujar bila menjitak kepala deren.
"Ya gue gak sengaja waktu itu baca lagi salah sendiri naroh nya gak bener" jawab deren datar.
Jangan lupa vote and komen ya manteman 💃✨
See you next part gays
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Seorang CEO Muda
Teen FictionPlak. Bruk. "Dasar anak gak tau diri pergi kamu dari rumah saya!! Gak Sudi saya punya anak pembunuh kaya kamu!!" Bentak pria paruh baya menatap murka terhadap anak perempuan yang terduduk di lantai. "Mulai besok kamu tinggal dirumah oma yang berada...