chapter 6

0 0 0
                                    

Jangan lupa buat vote and komen ya manteman...🖤

Selamat membaca

--------
"Akhirnya selesai juga, kerjaan gue huff"ucap Qila merentangkan tangannya. Qila melihat arah kursi yang di duduki oleh rey.

"Lah si Rey mana kok gak ada, perasaan tadi masih ada di situ deh ah bodo amat lah" gumam Qila dalam hati.

Qila bangkit dari tempat nya dan berpindah berbaring di sofa yang ada di ruangan nya saat ingin menutup mata. pintu ruangan di ketuk menampil kan sosok yang tadi Qila cari Qila pun langsung mendudukkan dirinya dan bertanya..

"Dari mana aja lo?" Tanya Qila ketus.

"Abis dari kantin gue makan laper banget gue tadi ydh gue ke kantin aja, oh iya nih tadi gue beliin Lo makanan sekalian pasti Lo laper kan belum makan" jawab Rey panjang kali lebar wkwk.

"Oh dari kantin, ngapain Lo beliin gue makanan sih abis ini juga gue langsung balik kerumah" sahut Qila dengan muka datar.

"Ydh makan nya nanti aja pas di rumah, ribet amat" ujar Rey tak suka jika ada yang menolaknya.

"Gue gak mau titik!" Tegas Qila bangkit dari tempatnya meninggalkan Rey sendiri.

Rey terus mengoceh sepanjang perjalanan sampai mereka berdua menjadi pusat perhatian karyawan. setiba nya di parkiran Qila langsung menaiki motornya dan menancap gas.

Akhirnya Rey mengalah dan membawa makanan itu pulang ke rumahnya.
________

Qila tak langsung pulang kerumah ia mampir ke suatu tempah terlebih dahulu. 20menit Qila sampai ketempat yang ia tuju, Qila menaruh motor nya di parkiran dan berjalan masuk kedalam.

"Assalamualaikum, hai apa kabar kamu di sana,aku kangen banget sama kamu by kamu pasti disana udah ketemu sama ibu dan adik kamu kan hehe semoga kamu tenang ya di alam sana dan bahagia sama ibu dan adik kamu" ujar qila menatap sendu pada lisan yang ada di depannya.

"Berkat kamu aku bisa jadi sesukses ini sekarang aku udah punya cafe sendiri dan perusahaan sendiri terimakasih atas semua yang kamu ajarin ke aku by untuk jadi wanita yang tangguh dan gak bergantungan dengan orang lain yang tenang ya disana aku sayang kamu by". Qila mengelus liasan itu sambil menahan air mata nya untuk tidak jatuh.

"Al" panggil seseorang dari belakang, Qila yang merasa nama nya di panggilpun menoleh.

"Tante dewi, Tante sama siapa ke sini?" Jawab Qila menyalami tangan Dewi.

"Em Tante tadi sama Brian" ucap dewi sambil tersenyum.

"Oh sama bang Brian Al kira tante sendiri ke sini nya hehe" sahut Qila menggaruk lehernya yang tak gatal.

"Kamu sudah mau pulang al?" tanya dewi pada qila. Qila hanya mengangguk sebagai jawaban.

Qila menyalami tangan Dewi lalu pergi dari area pemakaman itu, sesampainya di parkiran Qila tak sengaja melihat cowo yang sedang menatap ke arah pemakaman sambil tersenyum sinis.

Saat melihat qila cowok itu langsung pergi dari tempat persembunyian itu. Qila langsung bergegas mengejar cowo itu dengan motor nya.

Bruk...

"Mampus lo!" Pekik Qila saat melihat cowo itu jatuh pas di depan kaki nya. "Siapa Lo sebenarnya kenapa lo selalu ada dimana-mana" lanjut Qila memegang Hoodie si cowo.

"Gue gak akan pernah kasih tau siapa gue yang jelas Lo semua akan mati sama kaya sahabat Lo itu!" Ujar cowo itu datar. Qila yang mendengar pun mencerna setiap kata si cowo itu. Hayo siapa kah cowo yang memakai Hoodie itu😅

Bruk...
Bruk...

Qila terjatuh ke jalan sudut bibir nya sedikit berdarah karna di bogem oleh si cowo berhoodie hitam itu. Saat ingin membalas cowok itu sudah menghilang entah kemana.udah kaya hantu aja itu orang wkwk

---------------------------
Sesampai nya di rumah qila mendapati ayah nya yang sedang duduk di ruang tamu sambil memabaca majalah.

"Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam, dari mana kamu jam segini baru pulang!" Tanya alfa melihat ke arah qila.

"Maaf ayah Qila baru pulang tadi ada urusan sebentar sama temen" jawab Qila gugup ia tahu ayah nya sedang menahan amarahnya Qila hanya bisa menunduk tak berani menatap sang ayah.

"Cih bohong, saya dengar dari sekolah kalo kamu bolos saat jam pelajaran di mulai!" Tegas Alfa menunjuk wajah Qila.

"Qila minta maaf ayah" sesal Qila memihon pada sang ayah.

Plak...

"Dasar anak gak tau diri kamu!!" Alfa menampar pipi Qila hingga luka yang baru saja kering kembali terluka mengeluarkan darah. "Sampai kapan kamu seperti ini Qila saya sudah muak mendengar dari sekolah tentang kamu yang selalu bikin ulah!! Apa kamu gak malu hah? Saya merasa malu punya anak seperti kamu!!" Lanjut Alfa mendorong tubuh Qila hingga kepala nya terkena dinding.

Bila yang melihat Kaka nya di perlakukan seperti itu dengan ayah nya hanya bisa diam ia tak berani jika harus melawan ayah nya. Bila ingin sekali membantu Qila tapi jika ia menolong Qila akan semakin benci terhadap nya.

Qila bangun lalu berjalan menuju kamar nya nya saat di tangga Qila berpapasan dengan bila. Qila tak memperdulikan nya ia terus berjalan menaiki tangga.

Saat ingin membuka pintu kamar tangan Qila di cekal oleh seseorang sontak Qila langsung menoleh dan mengenaskan tangan itu.

"Ka Lo gak papa?" Tanya bila melihat wajah sang Kaka yang lembab.

"Gak usah sok care deh lo gara gara lo ayah jadi benci sama gue!" Desis Qila mendorong pelan bila.

"Gue obatin ya luka nya biar gak lembab lagi" ucap bila mengusap pipi qila ia sama sekali tak perduli perkataan Qila.

"Jangan sentuh gue lebih baik lo menjauh dari gue sebelum gu-"

"Sebelum apa ka? Lo mau nampar gue atau mau mukul gue hum nih pukul sepuas Lo kalo dengan itu bisa buat lo gak benci lagi sama gue!" Bila menggenggam tangan Qila dan menepuk-nepuk pipinya.

Qila langsung menepis tangannya menjauh dari wajah bila, lalu segera masuk kekamar nya.

"Kalo dengan mukul gue buat Lo tenang gue gak papa ka, tapi gue mohon maafin ke salahan gue ka" teriak bila menggedor-gedor kamar qila. Bila duduk di depan pintu kamar qila sambil menangis.

"Ka buka pintu nya gue mohon ijin kan gue ngobatin luka lo hiks, sampai kapan ka Lo bersikap kaya gini ke gue? Gue pengen ngerasain di peluk sama Kaka tuh kaya gimana gue iri sama mereka yang bisa meluk kaka nya sedangkan gue gak bisa" bila terus menangis di depan pintu kamar qila. Qila juga ikut terduduk di sana mendengar semua yang di lontarkan bila ia juga ikut menangis.

"Jujur gue juga gak mau kaya gini bil, kalo pun bisa gue pengen banget meluk Lo saat ini juga, rasa benci ini gak bisa gue hilangin melihat ayah yng sellu membanding-bandingkan Lo sama gue"gumam Qila dalam hati sambil menangis.

Cinta Seorang CEO MudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang