chapter 15

0 0 0
                                    

Jangan lupa vote and komen ya manteman maaf kalo ceritanya gak sebagus cerita yang lain.🙏💃

Happy reading

---------------------------
"Karena apa Lia! Jawab"tanya Arya sambil menggoyangkan bahu Aliya.

"Karena gladys mengidam penyakit kanker otak stadium akhir dan dokter bilang umurnya gak lama lagi. Cowok yang selalu sama dia itu bukan pacarnya atau tunangannya tapi dia sepupunya gladys" jawab Aliya memalingkan wajahnya nya kearah lain. Sontak Arya terkejut sama apa yang baru aja dia ketahui Arya terduduk di lantai saat penuturan dari Aliya.

"Dimana gladys sekarang Li?" Tanya Arya dengan mata berkaca-kaca.

"Lebih baik sekarang Lo tidur karna besok gue akan ajak Lo kesuatu tempat" bukan nya menjawab pertanyaan arya, Aliya malah menyuruh laki laki itu tidur.

"Gue mohon li kasih tau gue dimana gladys" ucap Arya memohon pada Aliya sambil menangis. Aliya merasa iba melihat Arya yang seperti itu, sontak Aliya langsung memeluk Arya agar laki laki itu tenang.

"Kita akan ketemu galdys besok Sekarang Lo tidur ya" bujuk Aliya sambil menghapus sisa air mata Arya.

"Beneran Lo gak boong kan?" Tanya Arya memastikan ucapan Aliya. Aliya hanya mengangguk sebagai jawabannya.

Arya pun menuruti apa kata Aliya ia tidur dengan Aliya yang duduk di pembatas ranjang sambil mengelus rambut Arya. Setelah melihat Arya sudah benar-benar terlelap Aliya pun pulang kerumahnya.

                         --------------------------

Di sisi lain di kediaman keluarga Irma kini Irma sedang menonton drama antara ayah dan ibu nya itu. Ia duduk di ruang keluarga sambil menyeruput teh hijaunya, hal seperti ini sudah terbiasa Irma liat. Bahkan Irma terlihan acuh saat melihat kedua orang tuanya yang saling bakuhantam itu.

"WOY NIH ADA PISAU KENAPA GAK SEKALIAN AJA BUNUH BUNUHAN BIAR KALIAN PUAS KALO SALAH SATUNYA MATI!" teriak Irma menatap kedua orang tuanya dengan tajam. Orang tuanya pun membeku di tempat kala mendengar ucapan anaknya itu. Ibu nya pun langsung mendekati Irma dan memeluk Irma tapi Irma tak membalas pelukan itu.

"Maaf kan ibu Irma karna pertengkaran ini kamu yang harus menjadi korban" sesal ibunya, Irma melepas pelukan itu sedikit kasar.

"Halah bulshit sekarmag ibu minta maaf sama aku terus besok ibu dan ayah melakukan kesalahan yang sama lagi!! Aku tau Bu. Yah. Kalian terpaksa menikah karna orang tua kalian aku tau kalian berdua ini tidak saling mencintai aku tau kalo kalian punya kekasih diluar sana bahkan aku tau kenapa aku bisa lahir di dunia ini!" Pekik Irma menatap sinis kedua orang tuanya itu.

"Kalo bukan karna ulah orang tua ayah yang memasukan obat perangsang kedalam minuman ayah dan ibu mungkin aku gak akan ada di dunia ini. Aku tau betul seluk beluk keluarga ini ayah dan ibu menikah saat kalian masih duduk di bangku sma saat itu kalian berumur tujuh belas tahun iya kan? Walaupun kalian sudah menikah kiloan tetap menjalani hidup kalian masing-masing bahkan saat itu kalian tinggal berempat di rumah ini bersama kekasih kalian" lanjut irma. Orang tuanya hanya diam membeku mendengar ucapan sang anak

"Kenapa diam? Kaget kalo aku tau semuanya?" Tanya Irma pada kedua orang tuanya.

"Kamu tau dari mana semua itu hum? Semua yang kamu ucapkan itu gak ada yang benar sama sekali!" Sahut ayah Irma yang sedari tadi hanya diam.

"Hal seperti itu mudah aku dapatkan yah ayah ingat dengan ke empat teman ku yang kata ayah mereka bodoh dan berandalan mereka lah yang membantu aku mencari tahu semuanya" jawab Irma mentap tajam sang ayah.

"Oh ya satu lagi yang perlu ayah dan ibu ingat dengar ini baik baik. Orang yang kalian hina itu bisa aja menghancurkan semuanya yang kalian punya saat ini sampai sehancur hancurnya tanpa tersisah sedikitpun camkan itu!" Ujar Irma berlalu pergi meninggalkan kedua orang tua nya yang melongo mendengar itu.

                          -----------------------

Pagipun tiba cahaya matahari masuk dari celah-celah jendela kamar seorang gadis yang sedang terlelap tidur.

"Dek bangun" ucap pria tsb membangun sang adik.

"Dek Qila bangun yuk, anterin Abang ke mall" ucap nya lagi sambil menggoyangkan bahu Qila.

"Ck berisik Lo bang, bisa gak bangunin orang tuh yang lembut ini malah kasar" omel Qila duduk di tepi ranjang.

"Itu gue ngomong udah lembut lho selembut sutra cuman tangan gue nya aja yang kasar" jawab satria menyengir memperlihatkan gigi putih nya.

"Serah Lo dah bang, ydh sono keluar gue mau mandi" usir Qila mendorong tubuh satria pelan, Qila masuk kedalam kamar mandi.

"Kamar Lo gak ada yang berubah ya dek masih sama kaya dulu cara Lo menata barang-barang Lo pun masih sama gak ada yang bertambah atau berkurang di sini cuman warna cat nya yang berubah jadi hitam" gumam satria dalam hati sambil menatap sekeliling kamar qila.

                     -------------------------------
Kini Arya sudah rapih dengan kemeja kotak kotak dengan kancing yang di biarkan terbuka semua dengan celana jeans serta sepatu Nike nya. Arya turun kelantai bawah dan Arya melihat Aliya sedang duduk sambil memainkan ponselnya.

"Ayok" ajak Arya menarik tangan Aliya kelaur rumah.

"Ar nanti mampir ke toko bunga dulu ya" ucap aliya pada arya.

"Lo mau beli bunga? Buat siapa?" Tanya Arya sambil membukakan pintu mobil untuk Aliya.

"Gue mau beli bunga buat gladys" jawab Aliya lalu masuk kedalam mobil Arya hanya menganggukan kepala lalu masuk kedalam mobil.

Skip...

Setelah membeli bunga Aliya dan Arya melanjutkan perjalanan nya menuju tempat tujuan nya. Arya mengangkat satu alis nya bingung pasalnya Aliya mengarahkannya ke tempat pemakaman umum Arya sempat bertanya pada Aliya tapi sang empuh tak menjawab ia hanya diam.

Arya memarkirkan mobilnya lalu mengikuti Aliya dari belakan, Arya bingung mengapa Aliya mengajak nya kesini siapa yang meninggal dan pemakaman siapa yang ingin di kunjungi aliya banyak sekali pertanyaan di benaknya untuk Aliya. Aliya berhenti berjalan dan menatap batu lisan yang ada di depan nya itu.

"Hai" sapa Aliya berjongkok di sebelah batu lisan itu. Tak lupa ia menaruh bunga yang tadi ia beli di toko bunga.

Gladys Ramania  batin Arya.

"Lo mau ketemu gladys kan Ar sekarang Lo dah ketemu gladys" ucap Aliya pada arya.

"Ini makam siapa Li" tanya Arya yang masih tak mengerti apapun.

"Makam ini gladys ar" jawab Aliya mengelus bahu arya. Sontak Arya terkejut mendengar nya ia masih tak percaya makam yang ada di depan nya itu adalah Gladys.

"Bohong Lo bohong kan gue tau Lo suka sama gue tapi gak gini juga li sampe lo bikin pemakaman palsu kaya gini gue tau Lo sakit hati karna gue pacaran sama gladys kalo Lo mau bales dendam atas rasa sakit hati lo gak dengan hal kotor kaya gini li!!" Bentak Arya amarahnya meledak ledak mentap tajam Aliya. Aliya yang tak terima di fitnah seperti itu reflek menampar Arya.

Plak.

"Gue emang suka sama lo ar!! Tapi gue gak bodoh Ar sampe lakuin hal keji kaya gini. Kalo gue benci kalian ngapain gue cape cape cari tau soal gladys yang mutusin lo, Dan kalo gue benci kalian udah dari dulu gue buat kalian putus tapi apa gue malah biarin kalian bahagia dia atas kesedihan gue!! Bahkan gue rela mundur demi kebahagiaan kalian. Lo fikir gue gak sedih saat gladys meninggal gue sedih banget Ar bahkan gladys meninggal di depan mata gue sendiri!!. Ini ini balasan lo ke gue setelah semua apa yang gue lakuin Lo fitnah gue ar Lo adalah orang yang gak tau terimakasih!!" Tegas Aliya smabil belinang air mata, Aliya mendorong tubuh Arya dan meninggalkan nya sendiri di sana.

Cinta Seorang CEO MudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang