31. Bangkit

8.3K 555 90
                                    

Alooo beibers gengs..
Bintang sama komen gratiss loch
Happy reading xixi


--------°•°------

Kantin begitu padat saat jam istirahat pertama. Tidak biasanya kantin menjadi penuh hingga membuat siswa lain berdesak-desakan.

Bisikan suara terdengar saling bersahut-sahutan. Rena dan Moyna seperti nya datang terlambat, mereka melewatkan sesuatu yang telah terjadi disini.

"Kok tumben kantin rame banget moy?," heran Rena seraya mengedarkan pandangan pada seisi kantin sangat ramai.

"Ngga tau juga gue. Emang ada diskon gede-gedean ya di kantin?" tebak Moyna terkejut dengan suasana kantin tidak seperti biasanya. Moyna yang sudah sangat di kuasai rasa penuh penasaran, bertanya pada seorang siswi di sebelah nya.

"Eh lagi ada apa sih? Kok rame banget," tanya Moyna.

Siswi berkaca mata bulat menoleh ke Moyna," Arega ngumumin jadiannya sama Fidel," jawabnya. Moyna menarik nafas dengan mulut dan kedua mata terbuka lebar. Raut wajahnya sangat menandakan keterkejutan.

"Sumpah demi apa?! Berbie plastik pacaran sama Rega?" ujarnya sedikit sulit untuk percaya.

Pandangan mata Rena terkunci pada kedua pasang remaja di tengah kerumunan tengah asik bergandengan tangan. Rasa muak di ujung kerongkongan, sangat ingin membuat nya muntah.

Sontak Rena membalikkan badan pergi meninggalkan kantin. Kepergiannya tidak di ketahui Moyna, karena gadis jelmaan "arwah penasaran" itu tengah berusaha menembus kerumunan untuk melihat dekat pasangan yang tengah menjadi perbincangan hangat di Xaverius.

Rena sedikit lega, berkat kantin yang ramai membuat banyak koridor menjadi sepi siswa berlalu-lalang. Ia suka seperti ini, suasana sepi tanpa keramaian.

Tak terasa, kedua kakinya melangkah hingga pojok belakang sekolah. Tempat favoritnya, sebuah taman kecil di Xaverius. Banyak rumor beredar bahwa tempat ini sedikit angker, sehingga banyak siswa takut untuk ke sana membuat tempat itu sedikit sepi. Tapi Rena tidak pernah merasa takut selama matahari masih bersinar terang. Saat malam, entahlah mungkin dia akan menangis.

Rena hanya duduk diam pada sebuah bangku kayu di sana. Terasa sangat sepi, tapi ia suka. Saat seperti ini ia seolah mendengar kan semesta berbicara. Jeritan hembusan angin yang mencapai hingga ke telinganya.

"Paw!"

Sebuah tangan tiba-tiba mencubit pipi kiri nya. Dari suara itu, Rena langsung mengenalinya.

"Cal! lepasin ngga. Sakit tau," keluh Rena saat merasa pipinya tertarik dan sedikit nyeri. Calvin terkekeh pelan membuat kedua mata sipitnya hilang. Ia melepas cubitan di pipi Rena. Dengan sangat tidak sopan, ia melangkahi kursi itu dan langsung duduk.

Rena hanya berdecak. Ia tahu, Calvin sangat tinggi dan bangku kecil itu seperti batu kecil baginya. Tapi ia sama saja melangkahi tubuhnya karena duduk di kursi yang sama.

"Ngga sopan. Pecicilan aja terus, untung ngga sobek tuh celana," cibir Rena. Sementara Calvin hanya menunjukkan deretan gigi putihnya. Seperti tak berdosa.

"Btw tadi lo ngajak call kan? Hayuklah gas," ucap Calvin tiba-tiba, Rena mengernyit bingung merasa tidak mengatakan apa yang Calvin maksud kan.

Arega✔ [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang