8. Baku Hantam

25.8K 1.3K 82
                                    

-----•°~°•-----

Terik panas matahari yang menyengat membuat kulit putihnya terlihat memerah. Matanya terpejam berusaha meredam gejolak kemarahan di dalam dada. Sungguh, ia sudah tak habis pikir lagi dengan sebongkah es batu bernafas pemilik muka triplek.

Irena Kaila Egberta, gadis yang terkenal karena prestasi. Serta masuk dalam kategori siswi teladan Xaverius IHS. Tampaknya setelah ini namanya akan di blacklist dari daftar itu.

Andai saja ia tadi menolak mentah-mentah ajakan Rega menemani kulkas itu ke kantin. Mungkin, ia tak akan pernah berakhir seperti ini. Terciduk guru killer karena bolos di jam pelajaran. Sebuah hukuman sudah menanti mereka. Hormat menghadap tiang bendera hingga waktu istirahat tiba.

Jangan harap Arega akan membela atau membantah ucapan guru yang tak memiliki rambut dan berkumis tebal itu. Kulkas kutub itu, malah memasang wajah santai nya dan mengiyakan segala yang diucapkan guru menyebalkan itu. Karena kali ini menjadi sejarah baru untuknya merasakan bagaimana rasanya mendapatkan hukuman.

Cuma di Xaverius ini ia benar-benar di perlakukan seperti siswa biasa. Hal itu memang sudah di tekankan oleh Orlando kepada seluruh staf untuk tidak usah memperlakukan putranya secara istimewa.

"Ini semua gara-gara lo! Kalo aja tadi lo nggak ngajak gue. Gue bakalan ngadem ac-an dalem kelas," cibir Rena melirik sinis kepada Arega.

"Kategori siswa teladan gue luntur seketika," eluh Rena kecewa.

"Oh." balas Rega seraya mengangkat kedua bahunya acuh.

Rena mengeram sebal dan semakin menekuk raut wajahnya, " Lo juga ke kantin pakek acara ngajak gue buat apa coba?"

Arega hanya diam dan lebih mengabaikan bibir Rena yang terus berkomat-kamit tak ada hentinya. Ia bingung kenapa Rena tidak takut kehabisan nafas karena terlalu banyak bicara atau lidahnya tergigit, atau juga bibirnya yang tiba-tiba keseleo.

"Duh, panas banget sih? Padahal samping gue ada es batu, tapi bukan nya bikin dingin tapi, bikin tambah panas," ujar Rena.

"Cerewet."

"Lo---" ucapan Rena terpotong dengan sebuah pekikan melengking yang menuju kerahnya.

"Regaaaa.... Astaga lo kenapa bisa dihukum? Ya ampun, tuh kan lo jadi keringetan kayak gini. Nih, untung aku udah beliin kamu minum," cerocos Fidel memberikan sebotol air mineral dan dengan lancangnya mengelap pelipis Arega yang berkeringat. Arega sontak menepis tangan Fidel yang menyentuh pelipisnya. Lelaki itu sangat tidak bisa di sentuh sembarang orang.

"Jangan sentuh gue," desis Arega tajam.

Fidel hanya memberenggut sebal. Kemudian mengalihkan pandangan mata nya yang berwarna abu-abu ke arah Rena yang tampak mengabaikan kedatangannya.

"Ini semua pasti gara-gara lo kan?!" tuduh fidel seraya menyilangkan kedua lengannya di depan dada.

"Kenapa lo nyalahin gue? Jelas-jelas dia yang maksa gue bolos jam pelajaran," balas Rena tak kalah sengit.

"Bilang aja lo cuma mau manfaatin keadaan supaya lo jadi populer sama morotin duitnya Rega kan?"

Rena mengepalkan kedua telapak tangannya. Sudah kondisi saat ini sedang panas di tambah kedatangan medusa yang membuat kesabarannya terkikis.

"Lo jaga ya mulut lemes lo itu! Kalo lo nggak tau apa-apa tentang gue, mending lo diem." ucap Rena dengan menatap sengit kepada Fidel.

"Apa lo bilang mulut gue lemes? Yang ada lo kali, muka pas-pas an aja belagu!" cibir Fidel.

"Lo nya aja suka nggak ngaca," ucap Rena acuh.

Fidel yang sudah geram langsung menjambak rambut ombre Rena, tindakannya itu langsung mendapat perhatian heboh dari para siswa lain. Rena yang tak tinggal diam hampir saja mencakar wajah fidel yang penuh dengan make-up. Namun, langsung dihentikan dengan Rega menarik kerah belakang seragamnya seperti anak kucing.

Arega✔ [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang