Ewoo beibers gengs...
Happy reading xixixi <3
-------
Kedua bola matanya membulat. Ia sedikit tersentak kaget melihat sosok yang berhadapan dengannya. Arega mulai panik, bagaimana kalau Lusya sampai memergoki Rena di dalam Apartemen nya.
"Mommy!?"
"Kok kayak kaget gitu liat mommy? Penampilan mommy aneh ya?," tanya Lusya heran. Baru kali ini, Arega kaget begitu melihat nya datang.
"Mommy kenapa ke sini?"
"Loh! Jadi mommy nggak boleh kesini? Kamu ngusir mommy?"
Arega dibuat semakin kehabisan kata-kata. Di dalam otaknya tengah memikirkan bagaimana cara agar Lusya tidak masuk ke dalam Apartemen.
"Mommy mau check isi kulkas kamu. Kalo habis biar nanti mommy suruh maid di rumah buat isi," ucap Lusya melangkah ingin memasuki Apartemen Arega.
"Jangan masuk mom. Apart Rega berantakan, nanti biar anak-anak aja yang isi kulkas."
"Kamu tumben jadi banyak omong gini? Lagian mommy sudah biasa lihat barang-barang kamu yang berantakan. Biarkan mommy masuk."
Ucapan Lusya terputus karena sebuah dering ponsel. Ia merogoh tas mengambil benda pipih yang tengah berbunyi nyaring. Lusya melangkah menjauh, sambil mengangkat panggilan penting itu.
"Mommy nggak jadi mampir ada urusan mendadak. Lupa belum jemput adik kamu juga," ucap wanita itu yang berhasil menghentikan detak jantung Arega yang menggebu hampir saja ia ketauan membawa gadis asing di apartemennya.
"Yaudah mommy pulang dulu ya. Nanti jangan lupa isi kulkasnya." pamit Lusya dan dibalas anggukan oleh Arega.
Setelah memperhatikan kepergian Lusya. Pemilik mata elang itu kembali masuk ke dalam apartemen. Netranya menyapu sekitar, dahinya mengernyit sedikit merasa aneh. Ia tak melihat keberadaan gadis itu di sana. Arega melangkah menuju dapur tempat Rena terakhir kali berada. Lagi-lagi ia tak kunjung menemukan batang hidung gadis itu. Tiba-tiba timbul rasa penasaran oleh sesuatu yang ada di bawah meja makannya. Dengan penuh rasa penasaran, ia pun berjongkok.
"Aaaaaaa!" jerit gadis itu dengan kencang.
Mata Arega membola dengan sempurna tatkala mendengar jeritan melengking. Reflek, Rena juga memukul kening Arega dengan sendok sayur yang ada di genggamannya dengan keras.
"Akhhh!" ringis Arega menahan rasa sakit di keningnya. Tubuh Rena seketika menegang melihat Arega tengah kesakitan di hadapannya.
"Eh. Aduh, maafin gue. Gue nggak sengaja," sesalnya merasa bersalah dengan tindakannya.
"Maaf lo bilang?!" sentak Arega meninggikan suaranya seraya memegangi keningnya yang memerah dan timbul benjolan kecil. Nyalinya semakin menciut begitu mendengar bentakan Arega.
"Gue nggak mau tau. Lo harus tanggung jawab sama jidat gue!," sungut Arega dengan perasaan kesalnya.
"Iya. Yaudah lo keluar dulu. Gue sesek banget tau, badan gue kejepit badan lo yang kayak gajah!," cecar Rena menyuruh Arega keluar dari bawah meja..
Arega tak mengindahkan suruhan gadis itu. Ia melayangkan tatapan elangnya. Secara sengaja Arega lebih mendekatkan tubuhnya agar tubuh Rena semakin terhimpit.
"Lo ngapain maju-maju?"
Arega tetap diam lebih memajukan tubuhnya, hingga punggung Rena menubruk tembok di belakangnya. Rena tiba-tiba merasa gugup, keringat membasahi pelipis. Gadis itu merasa sangat gerah karena ruang geraknya yang semakin sempit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arega✔ [SELESAI]
Teen Fiction[BEBERAPA PART DIPRIVATE FOLLOW UNTUK MEMBACA] 18+ "Lo ngapain maju-maju?" Arega tetap diam dan lebih memajukan tubuhnya, hingga punggung Rena menabrak tembok di belakangnya. Rena tiba-tiba merasa gugup, keringat membasahi pelipisnya.Gadis itu mera...