Alooo beibers gengss...
Jangan lupa bintangnya dulu dungss
----0o•o0----
Bunyi dering alarm kesekian kalinya berhasil membangunkan seorang gadis yang tengah tertidur dengan posisi kepala di bagian ujung ranjang. Entah setan apa yang merasuki gadis itu, hingga dapat tertidur dengan posisi terbalik.
Telinganya mulai berfungsi mendengar bunyi alarm itu. Matanya mengerjap mencoba menghilangkan rasa lengket di kedua kelopak matanya. Ia melihat jam di nakas menunjukkan pukul setengah tujuh. Bak mendapat sambaran petir, Rena langsung melompat dari tidurnya langsung masuk ke dalam kamar mandi.
Menuruni tangga dengan langkah tak beraturan berharap tuhan menghentikan waktu sampai ia sampai di gerbang sekolah. Otak nya langsung blank ketika ia kembali mengingat motornya masih di bengkel dan mobilnya yang dibawa oleh sang ounti.
Namun ia kembali di kejutkan ketika ia membuka pintu dan melihat sosok cowok yang bersandar di tembok samping pintu seraya menatapnya datar.
"Ngapain lo disini?! Nggak cukup ngerjain gue?," marah Rena menatap Rega dengan garang.
"Berangkat sama gue," ucapnya lalu meninggalkan Rena begitu saja dan memasuki mobilnya. Rena masih cengo di tempatnya, maklum saja ketika bersama Rega otak dan telinganya suka tidak berfungsi secara bersamaan. Setiap kata singkat yang lelaki itu ucapkan seperti sebuah teka-teki yang sulit dipecahkan. Namun sebuah klakson membuat otaknya kembali berfungsi.
"Eh iya bentar. Kunci pintu dulu!"
Di dalam mobil Rena terus mengamati Rega dengan intens berpikir keras apakah yang menyebab sebongkah es tiba-tiba mencair tanpa adanya Global Warming. Rega yang risih mencibikkan bibirnya sebal lalu menyentil dahi Rena membuat sang empunya memekik sakit.
"Awkhh.. ini tuh jidat bukan kelereng! Main sentil-sentil aja.," cibir Rena.
"Jangan liatin gue."
"Pede gilaa..." ujar Rena melirik Arega dengan sengit. Arega hanya memutar bola matanya malas enggan merespon lagi.
Tepat pukul 06.50 mobil Arega sampai di parkiran Xaverius. Sepuluh menit lagi bel pelajaran pertama akan segera berbunyi. Arega melempar tatapan nya kepada gadis yang masih duduk di samping nya. Gadis itu nampak diam sembari menggigiti ujung kukunya.
Rega menekan klakson mobilnya, yang membuat Rena langsung terjingkat kaget. Rena melirik Arega dengan tatapan membunuh.
"Apa sih? Bikin orang kaget aja," ujar Rena sebal.
"Turun."
"Lo duluan deh," jawab Rena cemas.
"Turun atau gue kunci?" ucap Arega singkat.
Rena memutar bola matanya malas lalu mendengus sebal. Ia membuka pintu mobil terpaksa mengabaikan tatapan siswi lain yang matanya hampir keluar dari tempatnya. Ia berjalan menyusuri koridor menuju kelasnya, samar-samar telinganya menangkap bisikan-bisikan para siswi yang tengah membicarakan dirinya. Rena menulikan telinganya dan terus berjalan hingga sampai di dalam kelasnya, ia langsung berhadapan dengan Moyna yang menuntut penjelasan yang baru saja terjadi.
"Lo jadian sama Rega?," bisik Moyna dengan penuh penekanan.
"Lepasin dulu tangan gua moy..," ucap Rena menahan nyeri di lengan nya karena cengkraman kuat dari Moyna. Moyna hanya tersenyum dan melepas tangan Rena yang hanya dibalas gelengan kepala oleh Rena.
"Engga... tadi kebetulan aja barengan," jawab Rena.
"Masa sih?! Rumah lo sama Rega tuh berlawanan Na, pasti Rega kan yang jemput lo?" tuduh Moyna. Rena diam, terkejut dengan ucapan Moyna yang pas dengan kebenaran nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arega✔ [SELESAI]
Teen Fiction[BEBERAPA PART DIPRIVATE FOLLOW UNTUK MEMBACA] 18+ "Lo ngapain maju-maju?" Arega tetap diam dan lebih memajukan tubuhnya, hingga punggung Rena menabrak tembok di belakangnya. Rena tiba-tiba merasa gugup, keringat membasahi pelipisnya.Gadis itu mera...