Happy Reading
••••
Rena berjalan menyusuri tepi trotoar yang sedang sepi oleh pengendara. Ya kali ini, Rena memutuskan untuk pulang ke rumahnya dengan kondisi sedikit memprihatinkan. Sekujur badannya basah kuyup, rambutnya lepek dan seragamnya yang terlihat transparan. Beruntung ia masih mengenakan kaos hitam polos.
Ini semua karena Fidel, saat di kantin tiba-tiba saja gadis berparas bak Barbie itu mengguyurnya dengan se-ember air hingga tubuhnya benar-benar basah. Karena tidak membawa seragam ganti, Rena memutuskan untuk pulang. Tidak mungkin jika ia tetap melanjutkan pelajaran selanjutnya jika tubuh dan seragam nya basah. Moyna sempat menawari untuk pulang bersama dan ikut membolos. Tapi Rena menolak keras, ia justru ingin Moyna tetap di sekolah. Setidaknya ia bisa mencontek materi pelajaran selanjutnya.
Rena menghentikan langkah duduk pada bangku yang tersedia di trotoar. Kepalanya menunduk sedikit kecewa sebab tak bisa mengikuti jam pelajaran terakhir. Padahal saat ini sudah sampai di materi favoritnya, musik. Saat asik bergelut dengan pikirannyaa, tiba-tiba sebuah tarikan kuat membuat dirinya sedikit terlonjak kaget.
"Apa-apaan sih lo?!" sentak Rena tersulut emosi ketika seseorang tiba-tiba menarik tangannya seenaknya.
"Ikut."
"Enggak," tolaknya penuh penekanan.
"Gue maksa."
"Gue bilang nggak mau. Lo budek?!" pekik Rena menatap tajam sosok yang bersikeras mengajaknya.
Arega sedikit kesal dengan sifat keras kepala Rena. Demi menghemat waktu ia langsung menggendong Rena bagaikan sebuah karung beras yang membuat gadis itu berteriak dan memukuli punggung Arega.
"Rega! Turunin gue! Lo apa-apaan sih?!," teriak Rena berharap Arega akan menurunkan nya.
Arega menurunkan tubuh Rena di jok mobilnya dan memperingatkan gadis itu untuk tidak beranjak dari tempatnya.
"Diem atau lo mati," ucap Arega menatap Rena tajam.
Rena menatap sorot mata itu bagaikan seekor elang yang siap menerkam mangsanya. Gadis itu seketika terbungkam, menelan saliva susah payah. Ia akui, Arega benar-benar telihat menakutkan kali ini. Di dalam hati Arega merasa puas ketika melihat Rena terdiam bagaikan anak ayam yang kehilangan induknya. Ternyata membuat gadis sok pemberani seperti Rena untuk takut tidaklah sulit.
•••••
Rena dibuat takut sekaligus panik saat Arega membawanya ke apartemen miliknya.
Ia melayangkan lirikan-lirikan kecil penuh curiga dari ekor matanya. Apalagi yang cowok itu inginkan? Tanpa angin dan hujan tiba-tiba membawanya begitu saja, menambah rasa kecurigaan Rena semakin kuat.
"Turun," titah Arega melepas sabuk pengamannya. Rena tetap saja diam dan menatap sekelilingnya dengan ketakutan. Suasana apartemen ini sangat sepi, apalagi kondisi Rema yang mengenakan seragam sedikit terawang membuat pikiran Rena mengarah kearah negatif.
Tak kunjung mendapat respon, Rega menatap gadis disampingnya yang juga sedang memandangnya. Arega ingin tertawa ketika melihat raut wajah Rena. Mata belo nya begitu menggemaskan ketika sedang ketakutan, apalagi tubuh mungilnya seketika menyusut menjadi lebih kecil.
"Turun," titahnya sekali lagi.
"Ngapain lo bawa gue kesini? Gue mau pulang."
Arega menghela napas. Percuma saja, Rena tak akan menurut jika tanpa sedikit paksaan. Ia keluar terlebih dahulu, menarik pergelangan tangan Rena untuk turun juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arega✔ [SELESAI]
Fiksi Remaja[BEBERAPA PART DIPRIVATE FOLLOW UNTUK MEMBACA] 18+ "Lo ngapain maju-maju?" Arega tetap diam dan lebih memajukan tubuhnya, hingga punggung Rena menabrak tembok di belakangnya. Rena tiba-tiba merasa gugup, keringat membasahi pelipisnya.Gadis itu mera...