Hayukk komen setiap part
Spam juga boleh,
Yang tidak boleh mencintainya
Melebihi mencintai Tuhanmu :)------0o-o0------
Bagaimana rasanya di kelilingi puluhan laki-laki berandalan yang tidak sama sekali kalian kenal? Gugup, takut, tidak nyaman, risih bercampur menjadi satu. Ini juga salah satu akibat dari kecerobohan nya, tanpa berpikir apa yang terjadi untuk selanjutnya.
Sungguh ingin rasanya ia memiliki kekuatan untuk menghilang dari tempatnya. Menjadi pusat perhatian para lelaki di sana sungguh membuat nya merasa mahluk paling berdosa di muka bumi. Hanya mampu merapalkan doa-doa berharap ada sebuah kejadian yang menghancurkan suasana canggung itu diantara mereka.
Apakah kalian pernah berpikir begitu? Berharap ada kejadian heboh, hingga bisa memecahkan suasana kecanggungan. Tapi sepertinya ini tidak bisa. Semuanya terlalu serius. Bahkan Rena sama sekali tidak mendengar suara hembusan nafas saat ini.
Suara decitan pintu terbuka. Berhasil membuat Rena bersyukur. Sebagian pasang mata akhirnya beralih kepada seseorang yang menjabat menjadi ketua diantara mereka.
Markas Garvelos. Bagaimana bisa gadis seperti Rena bisa sampai di markas genk besar itu? Sang ketua mulai mendekat kearahnya. Rena kembali memanjatkan doa nya, baru saja ia bisa bernafas lega kini harus merasa sesak kembali.
"Lo mau ikut tawuran?," suara bariton itu membuat jantung nya berdetak keras.
Rena mendongak menatap mata elang itu tanpa bisa bersuara. Bibirnya terkatup sangat rapat.
Kerongkongannya terasa kering, ia berusaha menelan saliva nya dengan susahh payah menghadapi tatapan tajam itu.
"Naruto tolongin gueee.." batin Rena bersuara
Rena terus berdoa berharap ada sebuah keajaiban, yang bisa memindahkan raga nya ke tempat lain seperti pada tokoh anime favoritnya.
"Shunshin no jutsu.."
Arega mengernyit menatap gadis yang tengah duduk dihadapannya. Pasalnya ia mendengar gadis itu mengucapkan bahasa dan posisi tangan secara aneh. Maklum saja ia tak pernah mengerti apa itu film anime. Sementara beberapa anggota geng Garvelos berusaha menahan tawa mereka agar tidak pecah melihat tingkah Rena.
"Na.. mau pake jutsu ngilang ya? Ngga bakalan bisa disini bukan Konoha," celetuk Kenzo dengan terkikik geli melihat Rena masih sibuk dengan apa yang dilakukannya.
Rena mendongak dengan posisi tangan yang membentuk segitiga," Emang harus di Konoha dulu baru bisa ngilang?."
"Oh enggak usah. Nanti gue anterin ke tengah rel kereta ya biar langsung sampe ke dimensi lain," tutur Kenzo membalas pertanyaan yang Rena lontarkan.
"Dimensi alam barzah maksud lo?," sahut Rena dengan menekuk raut wajahnya. Kenzo memang selalu sesat dan meresahkan.
"Nah itu pinter, nanti ambil ijazah TK nya ya," balas Kenzo dengan semakin membuat Rena menekuk lutut wajahnya. Perdebatan kecil itu berhasil mengundang tawa para anggota lain tak terkecuali, Arega. Lelaki itu juga tanpa sadar menarik senyuman tipisnya.
"Diem semua!"
Seketika semuanya membungkam mulutnya rapat. Tak ada suara sedikitpun yang tercipta. Tawa riang itu pun berhenti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arega✔ [SELESAI]
Teen Fiction[BEBERAPA PART DIPRIVATE FOLLOW UNTUK MEMBACA] 18+ "Lo ngapain maju-maju?" Arega tetap diam dan lebih memajukan tubuhnya, hingga punggung Rena menabrak tembok di belakangnya. Rena tiba-tiba merasa gugup, keringat membasahi pelipisnya.Gadis itu mera...