35. Mantan atau Masa Depan?

11K 680 178
                                    

Alooo beibers gengs..
Bintang sama komen gratiss loch
Happy reading xixi

----•0o-o0•----

Pagi hari ini fidel tak terus mengerucutkan bibirnya. Menghentakkan kakinya berkali-kali menyalurkan rasa kekesalan.
Beberapa teman se genk nya saling melempar pandangan seolah bertanya-tanya mengenai sikap fidel yang marah tanpa alasan.
Gadis berwajah bule itu berjalan kesana-kemari seraya menggigiti kukunya mencemaskan sesuatu.

Salah satunya temannya berambut pendek terlihat geram. Lalu bertanya," Lo kenapa sih Del kaya odong-odong muter di situ?"

Fidel diam beralih menatap lawan bicaranya. Ia membuang nafas panjang mencoba tenang.

"Arega dari semalem ngilang. Sampai sekarang belom ada kabar, hapenya mati lagi," jawab Fidel mendesah cemas.

"Mungkin baterai nya abis, positif thinking aja," celetuk gadis bergaya rambut cepak layaknya pria.

"Iya Del tenang aja," sambung gadis berambut ikal dengan postur badan tinggi semampai. Bisa dibilang circle pertemanan Fidel berasal dari keluarga kaya raya, memiliki sosial tinggi dan menjadi seorang model.

Tak heran, mereka cukup famous di Xaverius bahkan di sekolah lain. Pengikut instagram mereka juga puluhan hingga ratusan ribu.
Mereka cukup terkenal dengan aksi bullying nya yang terkenal sadis. Meskipun begitu, guru kesiswaan hanya mampu menghukum dan tak pernah menanggapi serius kelakuan mereka. Alasannya keluarga mereka yang cukup berpengaruh.

Mendengar saran dari teman-teman tak membuat rasa cemasnya mereda. Ia tetap saja mengkhawatirkan cowok dingin itu. Arega terlalu misterius di dalam kehidupan nya seperti terdapat bongkahan es batu besar yang sangat sulit untuk di tembus. Semoga saja yang di katakan teman-teman nya itu benar, Areganya dalam keadaan baik-baik saja.

***

Panas matahari terasa menyengat mengenai permukaan kulit dengan keringat yang terus bercucuran di pelipis. Apalagi dengan perasaan kesal menambah rasa panas semakin membakar tubuh nya. Entah sudah berpuluh-puluh kali ia mencoba menge-shoot bola tapi tetap saja gagal. Rasanya ia ingin naik di atas kursi dan langsung memasukkan bola basket itu ke dalam ring.

Di tengah kekesalannya mencoba terus melempar bola agar tepat sasaran, suara peluit panjang membuat telinga rena berdenging.

Priiiiiiit!!!!

"Irena! shooting bolanya dengan benar atau nilai kamu saya kasih C." ucap seorang pria paruh baya dengan lantang.

"Iya pak," jawabnya dengan wajah tertekuk sebal.

Rena masih tidak habis pikir. Kenapa guru pengajar dituntut mengajar satu mata pelajaran sementara siswa nya harus dituntut menguasai seluruh mata pelajaran. Padahal tak semua siswa memiliki potensi pada semua bidang.

"S-E-M-A-N-G-A-T, Semangat! Semangat Rena..." sorak Moyna di pinggir lapangan memberikan dukungan. Rena hanya melirik tajam melalui ekor matanya, ia sudah lelah dan tak ingin membuang energi hanya karena tingkah absurd mahluk astral.

Moyna memang menjadi salah satu senior cheers di Xaverius, sangat cocok untuk dirinya yang hobi petakilan dan berteriak-teriak. Kadang Rena bingung terbuat dari apa pita suara cewe itu, hingga mampu mengeluarkan gelombang suara dengan frekuensi tinggi.

Ya karena moyna kerap menjadi supporter pertandingan olahraga, membuatnya sedikit mahir dalam bidang ini. Berbanding terbalik dengan Rena, ia paling malas dengan olahraga. Karena prinsipnya bekerja sama saja dengan olahraga, dan paling penting ia mendapat uang.

Arega✔ [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang