2012
............
Brak!!
"Mas Dewa bangun!!!!"
Brak! Brak! Brak!!!!
"Mas Dewa bangun!!!! Aku udah terlambat ini!!!!"
Rengganis berdecak kesal. Padahal sudah dua kali dia menggedor pintu kamar Dewangga dengan keras. Tapi kakak lelakinya itu belum juga muncul. Jangankan muncul, teriakan Rengganis yang membahana dari luar pintu kamarnya pun dia abaikan begitu saja.
"Mas—"
Cklek.
Pintu terbuka saat Rengganis baru saja mengangkat sebelah tangan untuk kembali menggedor pintu berwarna abu-abu di hadapannya. Ganis —begitu dia biasa di panggil, melongo melihat sang kakak yang kulitnya putih mulus bak bakpao di kantin sekolahnya itu sudah rapi dan wangi, siap berangkat ke kampus.
"Berisik dek! Hobi amat sih teriak-teriak." Ketusnya.
"Ya lagian Mas di gedor-gedor pintunya bukannya nyahut kek, apa kek, malah diem aja."
"Makanya sabar! Udah tau orang lagi mandi, malah teriak-teriak segala."
"Yee, mana aku tau kalo Mas lagi mandi." Ganis menyahut tak mau kalah.
Mbok Jah yang sedari tadi memperhatikan kedua anak dari majikannya itu hanya bisa geleng-geleng kepala. Wanita paruh baya itu akhirnya memutuskan untuk meninggalkan keduanya dan kembali menyelesaikan tugasnya di dapur.
"Mm, mbok. Nanti aku pulangnya telat ya. Mm, mau main basket dulu." Ujar Ganis sambil mengunyah roti isi selai kacang kesukaannya sambil mengikat tali sepatu.
"Kamu nggak pamit sama Mas?"
"Ngapain?" Sahut Ganis tanpa melihat wajah Dewa, "Paling Mas telat juga pulangnya, nganterin mbak Lea dulu. Iya 'kan?"
"Dih, kok suka bener? Tapi kan Mas jemput kamu dulu, jelek. Emang gak mau di jemput?" Pertanyaan Dewa langsung di sambut dengan gelengan kepala oleh Ganis.
"Aku bareng Jovita aja."
"Oh, ya udah."
"Dah yok buruan. Telat nih."
"Iya bawel."
"Mbok, kita berangkat ya!!!" Ganis berseru dari depan pintu, membuat Mbok Jah-nya lagi-lagi harus berjalan tergopoh-gopoh menghampiri keduanya.
🍒🍒🍒🍒🍒
"Belajar bener-bener, jangan ke kantin mulu!" Pesan Dewa saat sang adik mencium punggung tangannya. Berkat keahlian menyetir kakaknya yang ala-ala pembalap itu, Ganis berhasil sampai di sekolahnya hanya dalam waktu 15 menit saja.
"Dih, mirror bos!"
Dewa tertawa. Sebagai alumni di sekolah yang sama, Ganis tentu tau 'sebaik' apa kelakuan kakak tersayangnya dulu.
Setelah berpamitan, Ganis bergegas masuk ke dalam sekolah sebab bel masuk berbunyi sekitar 5 menit lagi.
"Woi!"
"Ayam ayam!!" (Ya ampun Ganis, cakep-cakep latahnya manggil ayam 🤣)
Terdengar suara tawa dibelakangnya. Tanpa melihat pun Ganis tau siapa yang baru saja mengagetkannya. Siapa lagi kalau bukan Jovita, sahabat baik sekaligus teman sebangkunya.
"Ish, Cumi! Bisa nggak pagi-pagi nggak usah ngagetin segala?!" Ganis memukul lengan sahabatnya itu. Sementara yang kena pukul jutsru tertawa semakin keras, terhibur dengan kebiasaan aneh Ganis menyebut kata ayam setiap kali di kagetkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear, You ✓
FanfictionKepada Rengganis, terima kasih karena sudah hadir di kehidupanku.... ******** Andai Rengganis tidak bertemu dengan Elang di ruang seni musik pagi itu, tentu hidup Rengganis masih baik-baik saja saat ini. Elang yang muncul dan pergi seenaknya setelah...