Happy Friday!!!!
🍒
Ganis bergerak-gerak gelisah di tempat duduknya. Sudah lewat lima belas menit dari jam setengah tujuh, bel masuk juga sudah berbunyi lima menit yang lalu, tapi sosok yang di tunggunya belum muncul juga.
"Kenapa lo?" Jovita menyenggol lengannya.
"Hah? Nggak kok. Nggak apa-apa."
'Apa jangan-jangan dia sakit gara-gara kehujanan kemarin?'
Ganis menggeleng.
'Nggak mungkin, hujannya bahkan cuma rintik-rintik kecil dan sebentar doang'
"Lo nyariin Elang ya?"
Ganis terjengit. Pensil mekanik yang dia pegang hampir saja jatuh ketika mendengar Jovita berbisik di telinganya.
"Jo, lo sekali lagi ngomong di kuping kayak tadi gue jitak ya!" Ancam Ganis sambil mengangkat tangannya, berpura-pura akan memukul Jovita.
Heran, kenapa sih Jovita itu senang sekali menjahilinya.
Jovita tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi kaget Ganis. Beruntung belum ada guru yang datang, jadi mereka berdua tidak kena hukuman karena berisik.
"Abisnya elo sih, ketauan banget dari tadi nengok mulu ke bangku belakang."
"Y— ya lagian tumben banget dia nggak masuk, padahal kan minggu depan udah mulai try out." Sahut Ganis sekenanya.
"Anak pinter mah beda Nis. Dia nggak kayak kita yang ngejar-ngejar nilai, dia mah di kejar nilai."
Ganis tertawa. Tawa yang terdengar sumbang tentu saja, sebab meski bibirnya mengeluarkan suara tawa, tapi mata gadis itu masih menatap lurus satu bangku kosong yang berada di deretan belakang.
'Semoga dia nggak kenapa-kenapa.'
🍒🍒🍒🍒🍒
Sayangnya, harapan Ganis pagi itu tidak terkabul. Seminggu berselang, tapi Elang belum juga muncul di sekolah. Cowok itu juga tidak datang ke lapangan belakang saat Ganis mencarinya di sana. Elang bagaikan hilang di telan bumi. Tidak ada surat izin sakit atau kabar yang menyatakan keadaannya. Cowok itu bahkan tidak hadir di hari pertama ujian try out yang berlangsung hari ini.
"Gila sih! kayaknya pas ngerjain soal latihan kemaren soalnya gampang deh, kok giliran try out beneran malah bikin senewen."
Ganis menoleh dan mendapati Jovita duduk di sebelahnya sambil mengoceh tentang betapa sulitnya soal try out yang tadi mereka kerjakan. Gadis itu baru saja keluar dari ruangan tempat ujian try out berlangsung dan langsung sibuk mencocokkan jawaban dengan beberapa anak yang duduk bersama mereka di selasar kelas.
"Lo santai banget Nis..." celetuk Helena, salah satu teman sekelas Ganis dan Jovita.
Mendengarnya, Ganis hanya menunjukkan cengiran lebar. Dia ikut mendekat dan menyandarkan kepalanya di bahu Jovita.
"Gue pasrah aja lah. Males mikirinnya, toh udah belajar juga."
Beberapa teman Ganis yang mendengar ikut mengangguk menyetujui ucapannya.
Bukannya Ganis mau menghasut teman-temannya untuk lalai, tapi selama ini dia memang sudah belajar dengan giat kan? Jadi apapun hasilnya, Ganis sih santai. Toh dia mengerjakan soalnya sesuai dengan yang dia pelajari selama ini. Lagipula Ayah dan Bundanya tidak pernah protes soal nilai-nilainya, mereka lebih mengutamakan proses dan cara belajarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear, You ✓
FanfictionKepada Rengganis, terima kasih karena sudah hadir di kehidupanku.... ******** Andai Rengganis tidak bertemu dengan Elang di ruang seni musik pagi itu, tentu hidup Rengganis masih baik-baik saja saat ini. Elang yang muncul dan pergi seenaknya setelah...