Epilog : Dari Rengganis untuk Elang

92 13 3
                                    

Sudah siap bilang bye-bye sama Elang dan Ganis?








Dear Elang.

Hai kamu, apa kabar?

Kalau kamu mau tau kabarku, aku akan selalu menjawab kalau aku baik-baik saja.

Sudah lama sejak kamu pergi, tapi rasanya baru kemarin aku menemani kamu di ruang rawatmu dan mengantarmu pulang.

Maaf karena aku baru berani menuliskan ini sekarang, kamu... nggak menunggu balasanku kan?

Aku mau laporan sama kamu, kalau aku hidup bahagia sekarang. Setelah lulus, aku di terima di kampus impianku (yang di Bandung itu, ingat?). Aku juga lulus dengan hasil yang sangat baik dari sana.

Aku juga sudah tidak menangis saat mengingatmu. Sungguh. Awalnya memang sangat sulit, tapi Laras bilang kalau kamu ingin orang-orang yang kamu sayang bahagia dan tidak menangisi kepergianmu. Makanya, sejak hari itu, aku berjanji pada diriku sendiri, kalau aku tidak akan menangis lagi dan hanya akan mengingat hal-hal yang menyenangkan tentangmu.

Elang, terima kasih karena sudah mencintai aku seumur hidupmu.

Terima kasih karena sudah mengajarkan aku tentang keikhlasan dan merelakan.

Aku... Sekarang boleh melanjutkan perjalanan hidupku kan?

Jangan khawatir, karena bagaimanapun nama kamu akan selalu ada dalam sudut hatiku yang terdalam. Aku nggak akan melupakan kamu. Nggak akan pernah bisa.

Kamu, adalah cintaku yang akan selalu ada walaupun aku nggak bisa melihatmu lagi.

Sekali lagi, terima kasih Elang.

Sampai bertemu di kehidupan yang selanjutnya.

Dari Rengganis, yang akan selalu jadi cinta pertamamu.

.....

Aku tersenyum menatap lipatan kertas berbentuk perahu yang mengambang perlahan mengikuti aliran sungai.

"Ya ampun Rengganis! Di cariin dari tadi, malah main air di sini."

Kepalaku menoleh kebelakang dan melihat Mas Dewa sedang geleng-geleng kepala sambil menggendong anak bungsunya, Raka.

"Hehe, maaf Mas. Habis di dalam gerah." Ujarku sambil memberikan cengiran lebar, berharap dia tidak melanjutkan ocehannya.

Heran juga, kenapa sejak punya anak dia semakin bawel sih?

"Ya sudah, buruan masuk. Sebelum Mbak mu makin ngomel. Kasihan tau, sudah gendut begitu nyariin kamu kemana-mana sejak tadi."

"Ih, aku aduin Mbak Lea ya, kalau Mas ngatain dia gendut." Ancam ku sambil menyebut nama kakak iparku.

"Jangan dong, nanti kalau dia ngambek mas yang repot. Udah ah sana buruan."

"Iya, iya..."






















🍒🍒🍒🍒🍒


























S

eminggu yang lalu...

"Sabtu ini... Aku, Mama sama Yayah mau nengok Mas Lang."

Dear, You ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang