Ryujin terpaksa harus duduk sendirian selama Minhee tidak masuk sekolah, sebenarnya Ryujin tidak masalah akan hal itu, tapi tiba-tiba menjadi masalah saat Bu Irene masuk dan mengatakan kalau hari ini akan diadakan ulangan harian, Ryujin yang tidak belajar sama sekali hanya bisa pasrah karena tak ada satu pun yang memberikannya contekan, belum lagi tatapan tajam yang Bu Irene berikan, belum sempat menyontek, nyali Ryujin sudah ciut duluan dibuatnya.
Saat jam istirahat pun, Ryujin nampak tidak nafsu memakan bekalnya, bukan karena tidak ada Minhee, malainkan karena nilai ulangannya yang hanya mendapatkan lima puluh, Ryujin memang anak yang rajin, tapi ia lemah kalau sudah di hadapankan dengan lembar ujian, jadi jangan salah kalau pada akhirnya gadis itu sering mendapatkan remedial.
"Sendirian aja."
Minkyu tiba-tiba datang dan langsung mengambil alih kursi kosong milik Minhee, laki-laki yang baru kembali dari kantin itu juga membawa makanan untuk ia nikmati bersama Ryujin.
"Ya lo liat aja sendiri, Minhee enggak masuk sekolah jadi mau enggak mau gue harus duduk sendirian." Ryujin membalas tanpa mengalihkan pandangannya dari bekal yang hanya ia aduk-aduk tanpa berniat ia makan.
Minkyu yang tahu bahwa mood Ryujin tengah buruk saat ini, tiba-tiba saja memberikan sebotol yogurt anggur kesukaan gadis itu. Sebuah senyum kecil langsung tercipta di wajah cantik Ryujin kala tangannya menerima botol yogurt itu.
"Makasih ya."
"Sama-sama."
Setelah itu hanya keheningan lah yang menemani mereka berdua, Minkyu sibuk memakan makanannya, sedangkan Ryujin akhirnya mulai menyantap bekalnya.
Sampai akhirnya sebuah pertanyaan dari Ryujin, berhasil memecah keheningan yang terjadi. "Minhee dirawat ya, Kyu?"
Mendengarnya, Minkyu tentu saja terkejut, pikirnya, bagaimana Ryujin bisa tahu?
"Jangan bohong sama gue," ucap Ryujin karena Minkyu tak kunjung memberikannya jawaban.
"Lo tau dari mana?" tanya Minkyu dengan hati-hati.
"Minhee sendiri yang cerita ke gue. Awalnya gue enggak kepikiran kalo Minhee punya penyakit yang sama kaya almarhum Papa, tapi waktu liat bekas jahitan yang ada di dada Minhee, gue mulai curiga kalao Minhee sakit. Waktu gue ngerjain tugas kelompok di rumah Minhee, gue juga liat secara langsung kalo Minhee minum obat, dan ada beberapa obatnya yang sama kaya punya almarhum Papa."
Ryujin sama halnya dengan Minkyu, awalnya Minkyu juga tidak menyangka kalau Minhee sakit, tapi melihat bekas jahitan yang Minhee miliki, dari situ Minkyu mulai menaruh kecurigaan, dan kecurigaan Minkyu terjawab saat ia melihat Minhee di rumah sakit tengah melakukan check up dengan ayahnya.
Jangan salahkan Minkyu jika pada akhirnya banyak yang tahu mengenai penyakit Minhee, karena Minhee sendirilah yang menceritakan tentang penyakitnya sedikit demi sedikit kepada orang lain.
"Gue baru inget kalo Papa lo juga punya penyakit yang sama kaya Minhee." Minkyu tiba-tiba teringat dengan almarhum Papa Ryujin yang meninggal karena penyakit jantung.
"Iya, cuma bedanya Papa punya penyakit itu baru setelah usia gue dua tahun, sedangkan Minhee udah punya penyakit itu sejak dia lahir, perjuangan Minhee pasti jauh lebih berat dibandingkan Papa gue."
Minkyu berusaha menampilkan senyumnya di saat melihat Ryujin justru menundukkan kepalanya. "Mereka berdua sama kok, Jin, sama-sama berjuang untuk tetap hidup, untuk tetap berada di sisi orang-orang yang menyayangi mereka."
Ryujin mengangkat kepalanya, perlahan bibirnya terangkat membentuk sebuah senyuman, dan Minkyu bahagia melihat senyum itu. "Minhee pasien Ayah lo juga kan, Kyu?" tanya Ryujin yang dibalas anggukan oleh Minkyu. "Dunia ini sempit ya, siapa sangka gue dipertemukan lagi dengan penyakit itu, gue dipertemukan lagi sama lo, dan gue dipertemukan juga sama orang-orang baru yang disayangi dan menyayangi gue."
KAMU SEDANG MEMBACA
Struggling || K. Minhee
Teen Fiction[TERSEDIA VERSI PDF] "Waktu kematian pukul 02.40." Seketika tangis semua orang yang ada di ruangan itu pun pecah, malam itu orang yang paling mereka cintai, paling mereka sayangi, dan paling mereka perjuangkan hidupnya pergi meninggalkan mereka untu...