Hari telah berganti malam. Minhee yang saat ini tengah berbaring di kamarnya sembari memeluk boneka besar, tiba-tiba saja terpikirkan oleh suatu hal, ia masih tak menyangka dengan apa yang dilihatnya sore tadi.
Setelah mengantarkan Yujin ke depan gerbang sekolah, Minhee langsung pergi ke mobil ayahnya untuk segera pulang ke rumah, lalu saat di pertengahan jalan pulang, Minhee teringat akan janjinya untuk memberikan Yujin boneka yang besar, dan karena kebetulan Yujin sedang tidak pulang bersamanya sore tadi, jadi Minhee pun meminta ayahnya untuk mampir ke toko boneka terlebih dahulu.
Minhee sudah memilih boneka besar yang akan ia berikan kepada Yujin, lalu di saat ia hendak keluar dari toko boneka tersebut, kedua matanya justru tak sengaja melihat Yujin yang tengah asik berpegangan tangan dengan Juyeon.
Minhee tidak berpikiran apa-apa sore tadi, namun entah kenapa? Malam ini ia justru memikirkan hal itu, dalam hati ia takut kalau Yujin ada main belakang dengan ketua tim basketnya itu.
Dan karena terlalu memikirkan hal itu, dada Minhee jadi terasa sedikit sesak.
"Adek."
Minhee langsung menolehkan kepalanya ke arah pintu kamarnya saat Yeeun datang dengan membawa segelas susu putih di tangannya.
"Loh, Adek kenapa?" tanya Yeeun saat menyadari kalau wajah Minhee terlihat sedikit pucat.
"Enggak apa-apa kok, Kak," jawab Minhee seraya berusaha duduk di pinggir ranjangnya.
"Mau bohong sama Kakak?"
"Serius enggak ada apa-apa, Kak."
"Ya udah kalo Adek enggak mau cerita. Tapi kalo kenapa-kenapa, jangan bikin orang satu rumah panik ya."
Wajah Minhee langsung dibuat panik seketika. Minhee tahu kalau Yeeun memang sengaja mengatakan hal itu, tapi bagi Minhee itu lebih terdengar seperti ancaman, karena seperti biasa, Minhee tidak mau membuat semua keluarganya panik hanya karena keadaannya.
"Masih belum mau cerita nih?" tanya Yeeun dengan alis yang dinaik turunkan.
"Ck... iya-iya... jadi sebenernya, Minhee tuh lagi ada pikiran."
"Pikiran apa? Adek kan enggak boleh banyak pikiran, nanti berdambak buruk buat jantung Adek," panik Yeeun, padahal Minhee belum menceritakan apa-apa.
"Ihh Kak Yeeun, dengerin cerita Minhee dulu."
Yeeun pun akhirnya kembali tenang. Dengan antusias, ia tunggu hingga Minhee menceritakan masalahnya.
"Jadi tadi pagi kan Yujin bilang kalo dia mau kerja kelompok di rumah temennya, Yujin juga bilang kalo dia mau naik bus dan enggak mau dianterin sama Ayah. Tapi waktu sore, pas Minhee baru aja keluar dari toko boneka, Minhee enggak sengaja liat Yujin pegangan tangan sama cowok lain."
"Terus apa yang bikin Adek kepikiran?"
"Minhee takut aja kalo Yujin ada hubungan apa-apa sama cowok itu," jawab Minhee yang kemudian menundukkan kepalanya.
Mendengar jawaban adiknya, Yeeun jadi senyam-senyum sendiri dibuatnya. "Adek cemburu ya?"
"Ya iyalah, Kak. Yujin kan pacar Minhee."
Yeeun spontan tertawa kecil saat mengingat kalau ia juga pernah mengalami hal yang saat ini tengah dialami oleh adiknya.
"Kakak juga pernah cemburu sama Kak Jinyoung karena dia jalan sama cewek lain, tapi itu wajar kok, toh Adek juga deket sama banyak cewek, kan? Adek enggak perlu marah kalo Yujin deket sama cowok lain, cukup dengerin penjelasannya, terus ngertiin keadaannya, dengan begitu hubungan kalian akan tetep baik-baik aja."
KAMU SEDANG MEMBACA
Struggling || K. Minhee
Teen Fiction[TERSEDIA VERSI PDF] "Waktu kematian pukul 02.40." Seketika tangis semua orang yang ada di ruangan itu pun pecah, malam itu orang yang paling mereka cintai, paling mereka sayangi, dan paling mereka perjuangkan hidupnya pergi meninggalkan mereka untu...