Sepulang sekolah, Yujin kembali datang ke rumah sakit untuk melihat kondisi Minhee setelah beberapa hari selang endotrakeal laki-laki itu dilepas, dan meskipun masih menggunakan beberapa alat bantu,
Yujin tetap merasa senang karena setidaknya Minhee sudah bisa ia
ajak berkomunikasi.Yujin yang masih mengenakan seragam sekolah, duduk di kursi
yang ada di samping ranjang Minhee sembari menggenggam tangan
kekasihnya dengan erat, Yujin juga bercerita tentang banyak hal yang
belakangan ini terjadi dalam hidupnya.“Minhee, Yujin nepatin janji Yujin, kan? Janji untuk selalu ada di sisi Minhee.” Minhee tersenyum kecil mendengar penuturan gadis itu,
membuat Yujin juga ikut tersenyum melihatnya. “Setelah ini, Minhee
jangan minta Yujin untuk pergi lagi, karena Yujin enggak akan pernah
pergi.”Minhee hanya menganggukkan kepala sebagai balasan karena ia
tak mau membuat Yujin semakin bersedih jika mengetahui kondisinya yang sebenarnya.“Minhee, Kak Juyeon udah laporin kasus bully Kak Somi ke guru BK.” Yujin mulai bercerita tentang kejadian yang terjadi di sekolah.
“Terus?” tanya Minhee dengan suara parau.
“Kak Somi dikeluarin dari sekolah, sedangkan Kak Lia sama Kak Yeji cuma diskors dan diberi surat peringatan. Tapi masa Yujin malah dikasih surat rujukan ke psikiater, katanya takut Yujin trauma sampai mental Yujin terganggu."
Minhee langsung tertawa kecil mendengar cerita dari kekasihnya,
sedangkan Yujin malah dibuat bingung saat melihat Minhee tiba-tiba saja tertawa seperti itu.“Ihh, Minhee kok malah ketawa sih?” tanya Yujin dengan kening yang mengerut.
“Tapi Yujin enggak gila beneran, kan?”
“Ya enggaklah, Minhee.”
Sepasang sejoli itu sama-sama tersenyum penuh kebahagiaan karena malam itu akan menjadi malam di mana mereka menghabiskan waktu untuk saling bertukar cerita.
Sampai akhirnya, Minhee menyuruh Yujin untuk segera pulang ke rumah karena gadis itu harus kembali bersekolah esok hari. Rasanya berat bagi Yujin untuk meninggalkan Minhee walaupun hanya sebentar saja. Tapi meskipun begitu, Yujin tetap berjanji kalau ia akan
datang lagi esok hari.°°°
Sekitar pukul dua dini hari, Yujin yang sudah terlelap dalam alam
bawah sadarnya, terpaksa harus bangun karena ponselnya yang berdering dengan sangat kencang, menandakan kalau ada satu panggilan masuk. Dengan mata yang belum sepenuhnya terbuka, Yujin bangun dari tidurnya untuk kemudian meraba tempat di samping bantalnya, mencari keberadaan ponselnya.Begitu berhasil menemukan benda pipih itu, Yujin pun langsung
menjawab panggilan masuk yang ternyata datang dari Jaemin. “Iya,
Kak Jae?” ucap Yujin dengan mata yang belum terbuka sepenuhnya.“Jin ... Minhee ....”
Kedua mata Yujin langsung membulat sempurna saat mendengar Jaemin menyebutkan nama Minhee. “Minhee kenapa, Kak?”
“Minhee ... Minhee udah enggak ada, Jin.”
END
*****
*Spoiler Struggling ver. PDF
KAMU SEDANG MEMBACA
Struggling || K. Minhee
Teen Fiction[TERSEDIA VERSI PDF] "Waktu kematian pukul 02.40." Seketika tangis semua orang yang ada di ruangan itu pun pecah, malam itu orang yang paling mereka cintai, paling mereka sayangi, dan paling mereka perjuangkan hidupnya pergi meninggalkan mereka untu...