Kesedihan

712 94 27
                                    

Jongsuk dan Yoona sudah berada di ruangan dokter Dongwook untuk membahas keadaan Minhee saat ini. Sepasang suami dan istri itu lalu duduk di kursi yang ada di hadapan dokter Dokwook setelah dokter spesialis jantung itu mempersilakan mereka.

"Apakah Minhee sudah sadar?" tanya dokter Dokwoook seraya mengeluarkan berbagai macam hasil tes jantung Minhee.

"Iya, dia bahkan sudah bisa bicara," jawab Yoona dengan begitu lemah.

"Apa yang dia katakan?" tanya dokter Dongwook lagi.

"Dia mengatakan ... kalau dia lelah, seperti ingin menyerah."

Dokter Dongwook jadi turut merasakan kesedihan yang saat ini tengah Jongsuk dan Yoona rasakan. Lalu tanpa berlama-lama lagi, dokter Dongwook pun mulai memberikan penjelasannya mengenai kondisi jantung Minhee.

"Ini adalah hasil tes elektrokardiogram jantung Minhee, dapat aku simpulkan bahwa Minhee mengalami atrial fibrilasi, yaitu kondisi ketika jantung berdetak lebih cepat dan tidak teratur, itulah alasan kenapa Minhee merasakan sakit yang begitu luar biasa semalam, dan dari hasil tes MRI, lubang yang ada pada bilik jantung Minhee kembali mengalami pembesaran, ada kemungkinan Minhee harus kembali menjalani operasi."

Tangan Jongsuk bergerak untuk meraih hasil tes jantung putranya, meskipun tak mengerti dengan apa yang tertera di sana, tapi Jongsuk tetap merasa sedih saat melihat kondisi jantung Minhee yang semakin hari justru semakin melemah. "Kapan prosedur operasinya akan dilaksanakan?" tanya Jongsuk dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

"Mungkin sore ini. Aku akan mempersiapkan segalanya. Selain itu ... aku sarankan untuk Minhee berhenti bersekolah."

"Kenapa? Bukankah sekolah tidak ada sangkut pautnya dengan penyakit jantung Minhee?" protes Yoona yang tak terima dengan keputusan yang diberikan oleh dokter Dongwook.

Dengan satu helaan napas, dokter Dongwook pun berusaha untuk menjelaskannya kepada Yonna. "Minhee sudah terlalu lemah untuk beraktivitas yang terlalu berat, aktivitas di sekolah kan bukan hanya duduk manis memperhatikan guru, tapi juga olahraga, naik turun tangga dan yang lainnya, ditambah Minhee juga mengikuti ekskul basket, hal itu akan membahayakan jantung Minhee di saat seperti ini, jadi ada baiknya Minhee berhenti sekolah, setidaknya sampai keadaan jantungnya jauh lebih baik."

Yoona sudah tak kuasa mendengar penjelasan yang diberikan oleh dokter Dongwook, karena  menurut Yoona, dengan Minhee pergi ke sekolah, ia sudah dapat merasakan hidup layaknya orang normal.

"Jika keadaan Minhee terus-terusan memburuk, kita harus segera melakukan transplantasi jantung, oleh sebab itu, kita harus mencari pendonor yang cocok untuk menyelamatkan nyawa Minhee."

"Kapan?" tanya Jongsuk dengan sorot matanya yang tajam dan nada bicara yang terdengar begitu dingin. "Kapan pendonor itu datang?"

"Pihak rumah sa ...."

"Kalau kita hanya mengandalkan pihak rumah sakit, ada jutaan rumah sakit yang setiap pasiennya juga butuh donor jantung, entah Minhee layak atau tidak, tapi dia juga berhak mendapatkan jantung itu."

"Ayah." Yoona berusaha menenangkan Jongsuk yang mulai menggebu-gebu.

"Kalau pendonor jantung itu sudah ada, langsung saja lakukan transplantasi, tapi kalau pada akhirnya jantung itu bukan milik Minhee, maka jangan katakan padanya tentang hal itu, karena itu hanya akan membuatnya lelah berharap pada sesuatu yang tak pasti, ujung-ujungnya, dia harus menelan kekecewaan lagi, dan itu membuatnya semakin lelah menghadapi keadaan."

Jongsuk langsung pergi begitu saja meninggalkan ruangan dokter Dongwook, untuk pertama kalinya, Jongsuk benar-benar tak kuasa melihat kondisi putranya sendiri, dan untuk pertama kalinya pula, pertahanannya runtuh di depan istri dan dokter yang selama ini merawat putranya.












Struggling || K. MinheeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang