"Bulan depan futsal, Jae, jadi perwakilan buat lawan 127 High School." Haechan yang merupakan teman satu tim futsal Jaemin datang dan langsung memberikan informasi yang pelatih mereka sampaikan kepada laki-laki itu.
"Kalo bisa ya," balas Jaemin dengan senyum yang terkesan dipaksakan.
"Kenapa sih? Adek lo kumat lagi?" tanya Jeno yang juga merupakan bagian dari tim futsal Jaemin dan Haechan.
"Ya gitu dah, Minhee kolaps lagi, gara-gara gue juga sih, tapi sekarang udah mendingan, cuma Ayah sama Bunda gue pasti bakal nyuruh gue buat gantian jagain Minhee, jadi gue enggak yakin bisa latihan penuh atau enggak nantinya."
Haechan dan Jeno kompak menganggukan kepala mereka, berteman sejak kecil dengan Jaemin, membuat mereka paham betul setiap situasi yang harus laki-laki itu hadapi.
"Ayah sama Bunda lo perhatian banget ya sama Minhee, mereka selalu ada buat Minhee, selalu nemenin Minhee apapun situasinya, tapi gue jarang loh liat lo futsal ditemenin sama Ayah dan Bunda lo."
Jaemin menundukkan kepalanya saat Haechan berkata seperti itu. Haechan benar, sejak awal Jaemin masuk tim futsal, tidak pernah sekalipun Jongsuk dan Yoona menemaninya latihan ataupun tanding, tapi setiap kali Minhee melakukan check up atau sekedar membeli obat, Jongsuk dan Yoona pasti akan selalu menemaninya.
"Enggak apa-apa, Chan, Minhee kan emang butuh perhatian lebih, sebelum ada Minhee juga, gue yang paling disayang sama Ayah dan Bunda." Jaemin berusaha bersikap kuat di depan teman-temannya, walau jauh dalam lubuk hatinya ia sangat merasa bersedih.
"Sorry ya, Jae, gue sama Jeno enggak ada maksud buat lo sedih kaya gini, pasti perkataan gue malah jadi beban ya buat lo?"
Jaemin tersenyum menanggapi perkataan Haechan. "Santai aja, Chan, Jen."
Sebelum ada Minhee, Jaemin adalah anak yang paling dimanjakan oleh Yoona dan Jongsuk, namun hanya berselang dua tahun posisi Jaemin tergantikan oleh Minhee, Jaemin waktu itu tidak paham kenapa kedua orang tuanya selalu bolak-balik ke rumah sakit, Jaemin juga tidak tahu mengapa adiknya belum bisa dibawa pulang, tapi saat tahu Minhee sakit, Jaemin jadi paham alasan kenapa Yoona begitu memperhatikan setiap inci tubuh Minhee.
Jaemin pernah marah pada Yoona karena ia terlalu perhatian kepada Minhee sedangkan Jaemin sendiri juga masih butuh perhatian kala itu, Jaemin juga pernah marah pada Minhee karena ia selalu menyusahkan ayah, bunda, dan juga kakaknya, tapi beranjak dewasa, Jaemin mulai mengerti kalau Minhee memang sudah seharusnya diperlakukan lebih.
Semuanya terasa baik-baik saja sampai akhirnya perkataan Haechan membuat Jaemin berpikir lagi, kalau Minhee memang selalu diistimewakan di keluarga Karunansakara.
Sore ini, Jaemin diperintahkan oleh Yoona untuk menemani Minhee, karena Yoona dan Jongsuk akan mengurus beberapa hal mengenai kondisi Minhee kepada dokter Dongwook, jadi Jaemin langsung datang ke rumah sakit sepulang sekolah menggunakan transportasi online, Jongsuk bilang akan ia gantikan uang Jaemin yang terpakai untuk ongkos, Jongsuk juga meminta maaf karena tak bisa menjemput anak tengahnya itu.
Keadaan Minhee sudah jauh lebih baik saat ini, tinggal beberapa alat bantu saja yang masih menempel di tubuh kurus itu, Minhee juga hanya perlu melewati masa pemulihan agar ia bisa diperbolehkan pulang ke rumah dengan cepat.
Selama koma, Minhee tidak menerima asupan nutrisi sama sekali, begitu sadar, Minhee juga tidak mau memakan makanannya dengan alasan kesulitan menelan, jadi dokter Dongwook putuskan untuk memasangkan Minhee selang nasogastrik agar remaja itu tak bisa beralasan lagi.
"Terima kasih ya suster."
Minhee dan Jaemin sama-sama mengucapkan terima kasih kepada suster yang baru saja memeriksa keadaan Minhee. Suster tersebut lalu keluar dari ruang rawat Minhee setelah pekerjaannya selesai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Struggling || K. Minhee
Teen Fiction[TERSEDIA VERSI PDF] "Waktu kematian pukul 02.40." Seketika tangis semua orang yang ada di ruangan itu pun pecah, malam itu orang yang paling mereka cintai, paling mereka sayangi, dan paling mereka perjuangkan hidupnya pergi meninggalkan mereka untu...