Khawatir

2.9K 920 510
                                    

Malam hari, di saat semua anggota keluarga Karunasankara tengah makan malam, kecuali Yeeun karena gadis itu tengah ada mata kuliah malam sehingga tidak bisa ikut makan malam, Jongsuk secara tiba-tiba bertanya tentang ekskul apa yang akhirnya dipilih oleh Minhee.

"Kamu jadi ambil ekskul apa, Dek?" tanya Jongsuk pada Minhee di tengah kegiatan makannya.

"Hmm.... bas.. ket," jawab Minhee dengan sedikit ragu, tapi ia juga tidak mungkin berbohong kalau ia tidak mengambil ekskul lain selain basket.

"Enggak!" Yoona dengan tegas dan nada yang terdengar dingin membalas ucapan Minhee.

"Kenapa, Bun?" tanya Minhee dengan raut wajah yang berubah jadi sedih.

"Kamu masih nanya kenapa? Apa masih perlu juga Bunda jelasin? Coba sekarang kasih tau Bunda apa alasan kamu ikutan ekskul itu?"

Minhee terdiam, jika sudah seperti ini, ia tidak tahu lagi harus membalas perkataan Yoona seperti apa.

"Kalo kamu cuma mau terlihat keren atau ganteng, dengan berprestasi di kelas aja kamu udah keren banget kok, Dek."

Salah jika Minhee membantah, tapi Minhee juga tidak bisa diam begitu saja saat tahu bahwa apa yang ia inginkan tidak dikabulkan, sejak kecil hal itu sudah sering terjadi, Minhee juga sudah sering mengalah, tapi kali ini Minhee ingin kebebasan, setidaknya ia dapat merasakan masa remaja yang begitu berkesan.

"Tadi pagi, Kak Jae ngasih banyak formulir pendaftaran ekskul, tapi Minhee cuma ambil formulir pendaftaran untuk ekskul basket, Bun," ucap Minhee yang sudah mulai merasa sedih karena keinginannya yang lagi-lagi dilarang Bunda.

Mendengar Minhee mengatakan hal itu, Jongsuk lantas sedikit mendekatkan dirinya pada Jaemin. "Kamu gimana sih, Jae, katanya mau dipilihin yang cocok buat Adeknya, kok malah langsung ngasih semua gitu?" bisik Jongsuk yang ternyata masih bisa didengar oleh Yoona, terbukti dari Yoona yang menatap keduanya dengan begitu tajam.

"Jaemin lupa, Yah, lagian tadi Jaemin buru-buru udah ditungguin sama anak futsal," balas Jaemin yang hanya bisa menampilkan cengirannya.

"Pokoknya sekali Bunda bilang enggak, ya tetap enggak! Sekarang cepat habiskan makanan kamu lalu pergi ke kamar, minum obat, dan kerjakaan PR kamu."

Jika Yoona sudah bicara pada Minhee tanpa embel-embel 'Dek' atau 'Minhee', itu berarti Yoona sudah benar-bener marah pada Minhee.

Bunda benar kalau hal itu memang membahayakan kondisi Minhee, tapi tetap saja Minhee merasa ingin marah saat ini juga.

Setelah selesai makan, Minhee berjalan dengan cepat menuju kamarnya yang berada di lantai satu, Minhee menutup pintu kamarnya dengan cara dibanting hingga membuat Yeeun yang baru masuk ke dalam rumah kaget dengan suara bantingan pintu tersebut.

"Minhee kenapa, Yah?" tanya Yeeun pada ayahnya saat ia tiba di meja makan, tapi bukannya menjawab pertanyaan putrinya, Jongsuk malah menyuruh Yeeun bertanya pada Jaemin.

"Minhee kenapa, Jae?" tanya Yeeun pada Jaemin, tapi tanggapan Jaemin sama seperti ayahnya, laki-laki itu malah menyuruh kakaknya untuk bertanya pada bunda mereka.

"Bunda, Minhee kenapa sih? Jawab Yeeun, jangan ngelak mulu kaya Ayah sama Jaemin." Yeeun terus membombardir seluruh penghuni rumah dengan pertanyaan yang sama, rasa penasaran gadis itu tidak akan hilang sebelum ia mendapatkan jawaban.

"Enggak tau," ucap Yoona dengan tak acuh.

"Semua orang di rumah ini kenapa sih? Bunda jujur dong sama Yeeun, kalo ada apa-apa sama Minhee, Bunda juga yang khawatir setengah mati, kan?"

Yoona menyerah, rasa penasaran Yeeun memang tidak pernah bisa ditolerir lagi, jadi Yoona mengajak Yeeun untuk duduk di kursi meja makan, setelah itu barulah ia menceritakan apa yang terjadi kepada Yeeun.

Struggling || K. MinheeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang