Hampir seminggu Minhee tidak hadir ke sekolah, padahal keadaannya sudah membaik setelah tiga hari dirawat, tapi dokter Dongwook baru mengizinkan Minhee pulang setelah lima hari dirawat, belum lagi bundanya yang meminta Minhee untuk istirahat dulu, tentu hal itu semakin membuat Minhee lama tidak hadir ke sekolah.
Minhee sih menurut saja, toh ia juga senang jika berada di rumah, ia bisa tidur dan bersantai dengan leluasa.
Minhee berjalan memasuki kelasnya, lalu berjalan menuju kursinya, tapi saat tiba dikursinya, kursi itu justru sudah diduduki oleh Hyeongjun dan Eunsang.
"Loh, Sang, kok lo duduk di kursi gue?" tanya Minhee yang keheranan mendapati Eunsang duduk di kursinya.
"Lo sih kelamaan enggak sekolah, jadi enggak tau deh kalo posisi duduknya di-rolling, dan karena pas di-rolling lo enggak masuk sekolah, jadi lo duduk sendiri di kursi paling belakang." Hyeongjun menjelaskan pada Minhee alasan kenapa Eunsang duduk di kursinya.
"Si Minkyu aja jadi duduk di belakang, udah mana duduknya sama Dohyon si tukang makan lagi," lanjut Eunsang menunjuk ke arah Minkyu yang duduk di kursi belakang.
Dengan pasrah Minhee pun berjalan ke kursi belakang, kursi yang akan ia duduki sendiri.
Bel masuk berbunyi, semua murid yang masih di luar kelas langsung berhamburan memasuki kelas mereka masing-masing.
Tak berselang lama, Bu Irene masuk ke dalam kelas 10-3, tapi ia tidak sendiri, ia membawa seorang gadis dengan seragam lengkap sekolah Dream High School dan tas di punggungnya.
"Selamat pagi anak-anak! Ibu membawa teman baru untuk kalian semua. Ayo silahkan perkenalkan diri kamu." Bu Irene mempersilahkan anak perempuan yang datang bersamanya itu untuk memperkenalkan diri.
Murid baru itu tersenyum dengan ramah, lalu mulai memperkenalkan dirinya. "Hai semuanya, namaku Anindya Ryujin Handaru, kalian bisa panggil aku, Ryujin, mohon bantuannya ya, semoga kita bisa berteman dengan baik."
Bu Irene mengedarkan pandangannya, bermaksud mencari kursi kosong untuk Ryujin, dan ternyata ada dua kursi kosong, satu di sebelah Junho, dan satu lagi di sebelah Minhee.
"Baiklah Ryujin, kamu bisa memilih ingin duduk dengan siapa, silahkan."
Bu Irene mempersilahkan Ryujin memilih tempat duduknya sendiri, Ryujin pun mulai melangkahkan kakinya, dan ternyata pilihannya jatuh pada kursi kosong di sebelah Minhee.
"Baiklah anak-anak, kita mulai pelajaran kita hari ini."
Bu Irene selaku guru sejarah mulai menerangkan tentang materi belajarnya hari ini, para murid-murid langsung memfokuskan diri mereka pada papan tulis yang sudah diisi dengan tulisan indah Bu Irene.
Di saat semuanya fokus menulis apa yang Bu Irene tulis di papan tulis, Ryujin justru menggerutu karena ia lupa membawa tempat pensilnya. Padahal ini baru hari pertama Ryujin bersekolah, tapi bisa-bisanya ia ketinggalan tempat pensilnya, kalau sudah seperti ini bagaimana caranya Ryujin menulis materi yang ada di papan tulis?
Ryujin yang belum berkenalan sama sekali dengan Minhee terlihat ragu untuk meminjam pulpen pada lelaki itu, tapi dengan berani, Ryujin pun akhirnya bertanya apakah Minhee punya pensil atau pulpen yang bisa ia pinjam.
"Lo punya pulpen yang bisa gue pinjem enggak?" tanya Ryujin dengan hati-hati selain karena takut dikira membuat keributan, Ryujin juga tidak mau Minhee marah karena kegiatan menulisnya terganggu.
Minhee tidak membalas pertanyaan Ryujin, ia justru langsung membuka tempat pensilnya untuk kemudian mengeluarkan pulpen yang akan ia pinjamkan pada Ryujin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Struggling || K. Minhee
Fiksi Remaja[TERSEDIA VERSI PDF] "Waktu kematian pukul 02.40." Seketika tangis semua orang yang ada di ruangan itu pun pecah, malam itu orang yang paling mereka cintai, paling mereka sayangi, dan paling mereka perjuangkan hidupnya pergi meninggalkan mereka untu...