Salah Faham!

8.5K 577 12
                                    

Jangan lupa Vote Komen dan Save cerita ini
.
Xie xie
.

🌷🌷🌷

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Malam pun berjalan cukup cepat, hingga tak terasa kini jam sudah menunjukan pukul 10 malam.
Alina yang sudah terlihat hampir mati berdiri di dalam, karena tatapan mata elang felix, akhirnya memutuskan untuk pulang. Meski Ryan mencoba membujuk alina karena acara pertunangan james baru saja di mulai.

" Alina bisakah kau tinggal sebentar lagi??" Pinta Ryan memohon, agar alina tetap tinggal.

" Maaf kan aku Ryan, tapi kurasa aku sudah cukup lama berada di sini " tolak alina, tak ingin menambah masalah baru.

" Jadi kau tidak ingin menemui ayahku??"

" Ayahmu? --- Ryan, aku sangat menyesal tapi aku benar benar harus kembali atau ayahku akan menghukumku " balas Alina memohon.

" Apa ayahmu sangat galak? Tapi ini New york? Bagaimana bisa, masih ada pria yang ---umm,  maafkan aku alina, aku tidak bermaksud mengatakan hal buruk tentang ayahmu, baiklah, aku tidak akan menahanmu lagi " akhirnya Ryan menyerah, ia tidak ingin alina di hukum oleh ayahnya karena pulang larut malam.

" Ayo aku akan mengantarmu ke parkiran--" tawar Ryan seraya mengajak gadis itu keluar.

" Tidak perlu, Ryan sepertinya kakamu membutuhkanmu disini, lagi pula kau belum bertemu ayahmu kan?? Aku yakin ayahmu pasti akan berhenti marah padamu, jika kau menemuinya " tolak alina hati hati.

" Tapi kau belum bertemu ayahku bagaimana dia akan percaya kalau--"

" Kakakmu pasti akan membantumu untuk meyakinkan ayahmu" sela Alina cepat.

" Ah ya, aku lupa! Baiklah alina, kau jangan menganggap aku tidak memperdulikanmu karena membiarkanmu pulang sendirian"

" Tentu saja tidak Ryan!!" Balas alina tulus

" Ha, satu lagi?!" Ucap Ryan menghentikan langkah alina.

" Kau tidak menyesal mengenalku bukan? Kita masih bisa bertemu atau bertemankan alina?? "

alina pun tersenyum kaku seraya bergegas pergi.

" Aku tidak tahu Ryan! Semua pertanyaanmu hanya dapat di jawab oleh kakakmu" batin alina seraya bergegas pergi dari ruangan besar itu

Sesampainya di basement alina pun segera melepas sandalnya kemudian mengganti nya dengan sepatu flat kulit hitam panjang. Kemudian bersiap memakai helm dan gerakannya kini terhenti saat alina mendengar suara Bariton yang tak asing di telinganya.

Sebelumnya.

Mata felix menyipit saat melihat gadis itu tak lagi ada di dalam aula, dengan cepat ia menghapiri Ryan yang sedang mengobrol dengan seseorang.

" Dimana alina? Um maksud ku kemana gadis yang bersama mu tadi?" Tanya felix hampir saja mengeluarkan amarahnya.

" aah alina-- dia sudah pulang, ayahnya sangat galak, alina bahkan tidak  boleh pulang sedikit malam-" terang Ryan dengan wajah sedihnya.

Namun bukannya meladeni sang adik felix memilih untuk berlari ke arah basement dan tepat sebelum alina pergi.

" Berhenti--!!!" Ucap Felix memenuhi lorong panjang itu.

Alina pun menaruh kembali helmnya ke atas jok motor, jujur saja melihat expresi tajam dan dingin felix saat ini membuat alina ingin menangis.

Alina tahu bagaimana pun ini pasti salah di mata felix, alina bisa melihat semua aura dingin pria itu menyebar di mana mana. Sementara felix terus menatap alina tanpa berkedip.

 Secret Husband ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang