berpisah untuk bertemu

21K 1.1K 14
                                    

..
..

Alarm berbunyi cukup keras hingga membuat mata alina terbuka, untuk sesaat ia masih sangat ingin tidur sebelum menyadari bahwa ia tertidur di dada bidang seseorang.

Tubuh nya menegang saat melihat kulit putih yang bergerak naik turun dengan teratur.

Kepala nya kini mencoba memutar ingatan dan alina ingat bahwa semalam mereka??

Mata alina kembali membulat saat ia mengingat bahwa semalam ia sudah kehilangan kegadisan nya.
Perlahan alina pun mencoba bangun seraya meletakan lengan kekar pria asing di samping nya.

Ia mencoba mencari cari pakaian nya dan akhirnya menemukan kemeja tanpa kancing satu pun, ia ingat bahwa semalam pria itu membuka paksa kemeja nya hingga kancing kancing malang itu berhamburan entah kemana.

Tak ingin terus berada di tempat sial ini, alina pun segera memakai kemeja putih kebesaran milik felix.
Dengan hati hati ia Segera meninggalkan ruangan besar nan mewah itu dengan perasaan campur aduk.

Sesampai nya di ruangan staff alina segera mengambil tas juga sweaternya, ia berniat pergi meski belum mendapat kan bayaran terakhirnya.

Hatinya terlalu kacau untuk membahas uang lagi pula ia sudah mendapat tiga lembar cek dengan tulisan 2 juta dollar per kertas.

" Grandma, akhirnya kita bisa kembali bersama sama kau pasti bisa kembali sehat dengan ini" gumam Alina setelah ia mendapatkan taxy dan bergegas menuju rumah sakit.

****

Sedang di dalam kamar, felix baru saja membuka mata nya, sesaat ia melihat jam dinding yang menunjuk pada angka 13:00.

Pandangan nya memutar melihat tak ada siapa pun di dalam kamar nya.
Kening felix tampak mengernyit ia yakin bahwa semalam ia bersama dengan seorang gadis.
ya, mereka bahkan melakukan itu berulang ulang hingga felix kehilangan tenaga

" Apa itu hanya mimpi???" Gumam felix seraya membuka selimut tebal dan melihat adik nya masih terlelap disana.

" Ini bukan mimpi!" Batin nya saat melihat tubuh naked nya.

Tak ingin banyak berfikir felix pun segera bangkit kemudian berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuh nya yang terasa lengket itu.

" Oh astagaa! Gadis kecil itu benar benar langka!" Gumam nya, saat mengingat berapa kali ia mencapai klimaks sedang gadis itu tak kunjung mencapai nya. Hingga membuat felix penasaran dan mengulang nya berkali kali.

Sesaat gerakan nya terhenti saat ia melihat banyak darah pada kulit adik nya.

Jujur saja ia cukup merasa iba sekaligus kasihan pada nya, mengingat tampang nya yang sangat lugu dan polos itu benar benar terlihat takut saat dirinya mencoba memasukan milik nya.
Bahkan ia juga menangis saat felix berhasil memasuki dirinya.

" Apa yang kau fikirkan?? Lagi pula dia melakukan semua ini karena uang!! " Batin felix menghentikan fikiran nya.

Tiga puluh menit berlalu felix pun sudah selesai dengan aktifitas mandinya ia pun segera mengambil pakaian yang tergeletak di atas sofa. Namun ya, felix tak menemukan kemeja nya.

Wajah nya mengernyit mencoba mengingat sesuatu, ia yakin mungkin gadis itu yang membawa baju nya tanpa menunggu lama ia pun segera menghubungi asisten nya untuk meberinya pakaian ganti.

Dan tak lama sang asisten pun datang dengan raut heran, pasal nya ini pertama kali felix mau tidur di luar rumah biasanya ia selalu mengeluh tak bisa tidur jika harus menginap di hotel atau villa.

" Ada apa dengan expresi mu???" Tanya felix sembari mengancingkan kemeja nya.

" Tidak ada!" Sahut Hanson singkat.

" Ahh ya,besok aku akan pergi ke Miami untuk beberapa bulan ! Jadi awasi perusahaan dengan benar !" Perintah felix seraya bergegas keluar.

Sedang johanson hanya mengangguk, entah mengapa wajah felix sudah kembali pada expresi nya lagi.

***
Sudah satu bulan alina menjaga sang nenek, setelah malam itu akhirnya ia bisa membayar biaya perawatan dan memutuskan untuk menjaga nya   tanpa harus bekerja siang malam seperti dulu.

" Alina kami mohon maaf, tadi pagi nenek anda harus --" ucapan dokter terhenti saat Alina tiba di depan pintu ruang ICU

" Maksud dokter?? Grandma?? Ada apa dengan grandma? Katakan dok!" Ucap Alina yang sudah berkaca kaca.

" Dok saya sudah membayar biaya perawatan nyaa tolong selamatkan grandma!! Atau kalian bisa melakukan operasi lagi" Alina memohon.

" Alina ini bukan masalah uang, tapi kondisi pasien memang sudah sangat tua dan operasi hanya harapan akhir yang bisa kami berikan"

" Jadi ?? Sebenarnya kalian sudah tahu kalo grandma tidak bisa ---" isak Alina seraya menghampiri tubuh sang nenek yang sudah terbaring kaku.

" Kami minta maaf ! Sejak semalam kami sudah mencoba melakukan yang terbaik tapi tidak ada perubahan-" terang dokter

Alina terdiam sesaat ia mengingat bagaimana dirinya bekerja keras demi kesembuhan sang nenek bahkan ia juga harus menjual harga dirinya.

" Grandma maaf kan aku?? Aku gagal menyelamatkan mu" tangis alina pecah memenuhi ruangan.

Fikiran gadis itu kini terhenti, ia tak tahu akan melakukan apa setelah ini? Karena alasan hidup nya selama ini sudah tidak ada di dunia.

Ia terus memeluk sang nenek seolah mengatakan bahwa ia tak bisa hidup seorang diri alina tak ingin nenek nya pergi.

"Nona tenangkan diri mu" ucap suster mencoba menenangkan alina yang tak lama merasakan pusing dan mual, Alina pun kemudian tak sadarkan diri

Setelah beberapa saat ia akhirnya siuman, di temani dokter irene, dokter yang selama ini menjaga dan merewat nenek nya

" Alinaa--kau sudah sadar??" Sapa dokter irene.

Alina hanya menatap kosong ke arah sang dokter " dimana ini? Grandma?" Ucap nya kembali mengingat sang nenek.

" Alina tenangkan dirimu ada beberapa hal yang harus ku tanyakan " ucap dokter irene tegas.

" Ada apa dok?? Bagaimana bisa aku bisa tenang dokter?? Dia keluarga ku satu satu nya dan kini---" tangis alina kembali memenuhi ruangan.

" Alina kau sedang hamil!! Kau harus tenang atau anak dalam kandungan mu akan mengalami hal buruk!"

" Apa???? Hamil?? tapi bagaimana-- ? "

*****†***†***†***†****†*****

..
..
Ohh hayy Guys jangan lupa Baca storyy terbaru aku
..
Doctor Romantic

Aku jamin kalian bakal sukaa sama cerita ini

 Secret Husband ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang