who is he?

14.5K 1K 6
                                    

Oo hayy guys
Udah lama aku gak nyapa kalian sebelum mulai story 🤗
I hope kalian suka sama cerita ini 🤗 aku akan usaha kan buat up setiap minggu or secepat mungkin selama kuota dan jari ku memadai hehe
Semoga kalian gak bosen dengan cerita cerita aku yaaa .

Buat kamu yang baru gabung di cerita aku, aku ucapin welcome to my world 😃 i hope you enjoy in here.

Dan buat pembaca lama juga setia ku, im so proud of you thank you so much udah ngikutin cerita cerita aku, yaa mungkin cerita aku tidak dan belum sebagus cerita lain.

Terus dukung aku dengan vote komen dan share cerita ini kalo kalian suka sama ceritanya

Oke thank a lot 💜

_______________________________

Senyuman manis kini mewarnai hari bersuhu -6° itu.
Setelah selesai makan felix pun meminta pada alina untuk menemaninya bermain salju di taman utama di tengah komplek sana.

Dan dengan senang hati alina pun mengiyakan ajakan putra nya itu.
Keduanya pun bergegas menuju taman sekalian menunggu Richard yang mengatakan dirinya akan segera sampai.

Richard memang datang sedikit terlambat karena banyak nya pekerjaan tapi alina tidak mempermasalahkan kan itu.

Ibu dan anak itu pun mulai berjalan menyusuri jalanan yang sudah di tutupi es. felix pun berlarian saking senang bermain salju pertama nya.
Sementara alina hanya duduk melihat putra nya berlarian di sekitar, hingga tiba tiba felix kecil terjatuh karena menabrak seseorang.

Pria itu segera mengangkat tubuh sang anak agar tidak kedinginan. Menyaksikan hal tersebut alina pun segera menghampiri mereka untuk memastikan anak nya tidak apa apa.

" Felix kau baik baik saja?" Tanya alina dengan raut cemas.

Sedang pria yang namanya di sebut itu pun segera menengadah untuk melihat siapa yang menyebut namanya.

" Kau? " Felix membulat kan matanya tak percaya.

" Mengapa gadis itu berada di sini? Dan bagaimana dia tahu aku-- " ucapan nya terhenti saat ia melihat Alina menjatuhkan dirinya untuk memeluk anak kecil.

" Are u oke??" Tanya nya lagi
Felix kecil pun mengangguk cepat di iringi senyuman lebar.

" Good boy " puji alina lagi

" Tunggu- mengapa kau ada di sini?? Dan mengapa kau menyebut anak itu dengan nama ku?? " Tanya felix tak mengerti.

" Mama siapa om ini?? "

" Mama??" Gumam felix semakin tak percaya. Bagaimana tidak gadis di depan nya baru berusia 23 tahun dan di sudah memiliki anak sebesar itu dan seingat nya alina bahkan menyatakan dirinya belum menikah.

Alina pun segera menggendong putranya untuk membawa nya pergi, ia tak mungkin mengatakan hal yang sebenarnya pada felix ya pilihan terbaik adalah menghindar toh felix pun tidak ingat padanya.

" Alina stop!!" Panggil felix kali ini nada pria itu terdengar jauh lebih dingin.

" Aku tahu ini bukan urusan ku tapi bukan berati kau bisa pergi seperti itu! Apa kau tidak menganggapku sebagai manusia? Ah lebih tepat nya klien mu???" Ucap felix tegas.

Wajah alina semakin pucat, tubuh nya bahkan berkeringat meski suhu di tempat ini minus empat.

" Tuan aku tidak tahu jika a- anda berada di sini ! Am di bukan anak ku, ku mohon jangan mempersulit kedaan aku mohon maaf jika aku sudah bersikap tidak sopan pada anda aku permisi " ucap alina terbata.
Dengan cepat alina pun menunduk kan kepala untuk memberi salam perpisahan.

" Mengapa namanya felix??" Tanya felix menghentikan langkah alina.

" Am entah lah bibi ku yang memberi nama aku tidak tahu, permisi " sahutnya kali ini ia bahkan berjalan lebih cepat.

" Mama apa dia papah ku?" Ucap leo yang berhasil membuat alina menghentikan langkahnya.

" Felix dia bukan papah mu dan mulai saat ini kau tidak boleh bermain di luar" balas alina cepat.

Sementara felix masih mematung tak mengerti apa yang sebenarnya terjadi.
Jujur saja semua hal yang ia lihat membuat fikiran dan hatinya terusik.

Namun belum selesai memikirkan hal yang apa akan ia lakukan matanya kini harus melihat sosok pria yang tak asing.

Sosok richard pun muncul menghampiri alina bahkan pria itu mengambil anak itu layak nya sang ayah.

Mereka terlihat sangat bahagia
Namun hal itu kini benar benar membuat perasaan felix berkecamuk tanpa alasan.
Tak ingin terlalu larut dalam hal aneh, felix pun memutuskan untuk kembali ke dalam vila.
Entah mengapa ia merasa liburan ini bukan lah hal yang menyenangkan. Selain harus menghadapi ayah yang ia benci felix pun harus melihat sesuatu yang mengusik hatinya.

Langkah felix terhenti sesaat setelah dirinya tiba di ruang keluarga, Ryan dan james terlihat tengah fokus melihat album masa kecil mereka.

" Ahh kak, lihat lah aku tak percaya ternyata kau memang tampan sejak kecil " celoteh Ryan menunjukan sebuah foto kusam memperlihat kan seorang anak laki laki yang tengah tersenyum ke arah kamera.

" Siapa anak itu??" Tanya felix datar.

" Itu kau! Saat berusia 3 tahun, kau sangat menyukai kamera sejak kecil " sahut mr Walther yang ikut bicara.

" Aku??" Gumam felix yang sebenarnya tidak peduli.
Setelah melihat lihat felix pun pamit untuk kembali ke kamarnya.

Belum sampai tangga terakhir felix pun menghentikan langkah nya.
Ia baru menyadari bahwa anak yang baru saja ia lihat itu sangat mirip dengan dirinya saat masih kecil, dengan cepat felix merebut album yang tengah di pegang oleh james, setelah menemukan foto dirinya felix pun menatap ayah nya tajam.

" Ada apa? " Tanya mr Walther.

" Apa ini benar benar aku??"

Mr walther pun mengangguk pelan sembari keheranan.

" Ada apa felix? Kenapa wajah mu seperti habis melihat hantu?" Tanya james bingung.

" Menurut kalian apa wajah seseorang bisa saja mirip? Am maksud ku apa ada wajah-- ah sudah lah lagi pula aku--" ucapan felix terhenti seketika.

" Apa kau melihat seseorang yang wajah nya mirip dengan mu saat kau masih kecil? Memang nya dia anak mu ck ayolah kak itu tidak mungkin -- "

" Apa kau bilang?? Anak ku "

" Felix kau mau kemana??" Panggil mr Walther heran saat melihat kepergian felix dengan wajah penuh pertanyaan.

" Hanson cari tahu siapa saja gadis yang pernah tidur dengan ku "


_______________________________

 Secret Husband ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang