L I M A

63.9K 5.8K 1.5K
                                    

Hulaaa double up lagi hehe so karena ku tak yakin besok bisa up or kagak:"), jangan lupa vote dan komennya yaa😘😘💚

-Happy Reading-



Chenle keluar dari ruangan itu dengan luka lembam dimana-mana, bahkan mukanya pun juga terlihat lembam. Entahlah siksaan apa yang diberi Jisung kepada Chenle didalam sana, hanya Chenle Jisung dan tuhan lah yang tau.

Rasanya Chenle ingin pergi dan kabur dari rumah ini, ia ingin keluar tapi sangat tidak mungkin baginya untuk pergi dari seorang Park Jisung yang sudah bergelar iblis itu.

Dorr..Dorr..Dorr..

"BUKA PINTUNYA ZHONG CHENLE!! AKU TAU KAU DIDALAM!" teriak Jisung dari luar

Yaps kini Chenle sedang bersembunyi tentunya dikamar dirinya beserta Jisung, tak lupa ia mengunci pintu supaya si Park itu tidak bisa masuk dan melanjutkan untuk menyiksanya.

"Buka atau aku yang buka sayang? Jika aku yang buka ku pastikan kau akan mendapatkan sesuatu lebih buruk dari tadi" ucap Jisung dengan nada yang tidak main-main

Chenle menggigit jemarinya takut, ia mundur selangkah demi selangkah menjauh dari pintu itu

Dan benar saja Jisung berhasil membuka pintu tersebut, bodoh sekaki Chenle tidak kepikiran kalau Jisung mempunyai kunci duplikat

Jisung tersenyum miring saat mendapati Chenle yang sudah gemetar hebat didepan sana, dengan cepat Jisung menghampiri Chenle yang tengah ketakutan itu

"Aku mohon Jisung hiks jangan hukum aku lagi" mohon Chenle

"Ouhh tapi sayangnya aku belum puas untuk menghukum mu, anak nakal" balas Jisung yang kemudian langsung mencengkram muka Chenle menggunakan tangannya seperti yang pernah dilakukan Chenle kepada dirinya semasa SMP dulu.

Chenle hanya bisa menangis dan merintih kesakitan saat tangan Jisung mencengkram wajahnya dengan begitu kasar, ternyata begini sakitnya yang dirasakan oleh Jisung waktu dirinya mencengkram wajah lugu nya dahulu.

"Bagaimana rasanya, Chenle-yaa? Bagaimana rasanya dicengkram begini hm?"

"Ji-sung sakit hiks"

"Ouhh aku masih ingat ini adalah gaya kesukaan mu kepadaku, bukan begitu?" ujar Jisung lagi

"M-maaf Jisung"

"Haha maaf? Apa semua yang sudah kau lakukan patut untuk dimaafkan dengan begitu mudah?" tanya Jisung

"Tidak semudah itu Zhong Chenle, aku belum merasa puas untuk menyiksa mu" sambung Jisung

"Kalau begitu bunuh aku sekarang juga! Biar kau puas, bukan begitu?" ucap Chenle dengan lantangnya

PLAK..!

"Akhh!"

Chenle terjatuh kelantai akibat tamparan tiba-tiba dari Jisung, kemudian Jisung kembali menarik rambutnya sampai Chenle mendongak keatas menatap kearah Jisung

"Kematian begitu enak buat mu jalang! Aku ingin membuatmu merasakan seperti ku dahulu, oh atau perlu ku buat wajah manis mu ini menjadi culun kali yaa biar kau tau gimana rasa sakitnya dibully orang karena memandang fisik!" ucap Jisung yang sangat penuh akan dendam

"Jangan hiks aku minta maaf Jisung, sebenarnya itu bukan seratus persen kesalahan ku" kata Chenle dengan terus menatap mata Jisung untuk minta dikasihani

Tetapi Jisung tidak peduli, dia masih menarik rambut Chenle dengan begitu kuat

"Rambut mu indah juga, Chenle-yaa. Tapi lebih indah jika aku memotong nya" ucap Jisung

"J-jangan aku mohon hiks" pinta Chenle

"Apa katamu?"

"Jangan potong rambut ku hiks ku mohon Jisung" ucap Chenle lagi dengan tangan yang memohon kearahnya

Sedangkan Jisung pun tertawa melihat Chenle memohon seperti itu

"Lalu apa kau pikir aku akan mengabulkan permohonan mu seperti aku dulu yang memohon kepadamu untuk berhenti? Hm jawab sayang" ucap Jisung dengan penuh penekanan

Sepenggal gambaran pun muncul diotak Chenle, kejadian ini sangat persis waktu dia yang menyiksa Jisung.

===

"Kau sebenarnya tampan Jisung-ah" ucap Chenle dengan menepuk pelan pipi Jisung beberapa kali menggunakan tangannya, sedangkan tangan Chenle yang satu berada dibelakang punggung nya

"B-benarkah?" ujar Jisung yang senang dipuji, ayolah siapa yang tidak senang jika dipuji dengan sang pujaan.

"Iya, apalagi jika rambut mu ku buat begini, hahahaha" tawa Chenle seketika saat tangan yang satunya keluar sembari memegang sebuah gunting lalu menggunting rambut Jisung dengan amburadul.

Jisung sontak kaget, saat mengetahui bahwa Chenle yang memotong rambutnya dengan asal

"Chenle-yaa jangan, berhenti ku mohon" pinta Jisung yang tidak bisa berbuat apa-apa

Chenle tidak mendengar ia masih terus memotong rambut Jisung

"Kau terlihat tampan seperti ini Jisung-ah hahaha cocok sama muka mu" kata Chenle saat melihat hasil karyanya dirambut Jisung yang sudah tokek

Jihoon dan Daehwi yang berada dibelakang Chenle hanya ikut tertawa melihat penampilan Jisung yang sangat berantakan itu

"Uhhh kasian banget sihh" ejek Jihoon

"Haha tampan versi culun ini mah" timpal Daehwi

"Lagian culun jangan berharap mendapat pujian dengan sebutan tampan, mimpi mu terlalu tinggi, Park Jisung. Oke gaes cabutt" ucap Chenle setelah itu berlalu bersama Jihoon serta Daehwi dari hadapan Jisung

Jisung hanya bisa diam dan mengepal tangannya dengan kuat seakan-akan menyalurkan rasa emosinya disana.

===

Jisung menyungging senyumnya lalu meronggoh gunting yang sempat melukai pipi Chenle tadi sebelum ia kabur.

"ADA YANG MENYURUH KU JISUNG-AH! hiks-" teriak Chenle tiba-tiba dan sontak menghentikan pergerakan tangan Jisung yang ingin memotong rambut itu

Jisung mengernyitkan dahinya saat usai mendengar teriakan Chenle itu

"Maaf hiks se-sebenarnya ada yang menyuruhku melakukan itu semua hiks hiks maaffin aku, Jisung hiks setelah lulus dari SMP aku merubah semua sikap ku, aku merasa sangat bersalah kepadamu karena melakukan hal itu hiks maaffkan aku" kata Chenle dan membuat Jisung tertawa

"Hahaaa pintar sekali kau mengarang cerita, sayang. Kau pikir aku percaya? Ucapan dari mulut mu itu dusta semua dari dulu!" seru Jisung

"Sungguh aku tidak bohong, Jisung-ah. Selama ini aku mencarimu, aku ingin meminta maaf kepadamu, tapi kau menghilang bagai ditelan bumi dan.. dan aku selalu berdoa kepada Tuhan untuk mempertemukan ku kepadamu"

Pada akhirnya doa Chenle pun terkabul, tetapi bukan seperti ini yang ia inginkan, mungkin Tuhan masih ingin membalas semua perbuatannya dahulu.

"Sudahlah lagian tidak perlu kau mengarang cerita aneh seperti itu, Zhong Chenle. Karena aku tidak betul-betul untuk memotong rambutmu, sebab aku masih membutuhkannya untuk menarik rambutmu saat bercinta diranjang, itu sangat nikmat sekali sayang" ucap Jisung dengan membelai pipi Chenle yang sudah terdapat beberapa goresan yang dibuat oleh Jisung menggunakan gunting tadi

"Sekarang waktunya kau melayani ku kembali sayang" ujar Jisung yang langsung menggendong tubuh Chenle dengan bridal-style menuju ranjang

Dan lagi Chenle kembali ditempur oleh Jisung, padahal dibawahnya masih terasa sedikit sakit akibat semalam dan siang ini ia kembali dihujam oleh Jisung.



















Ku gedeg sendiri lihat kedua-duanya🤧😌 oke semoga terhibur wehehe see you next chap 😘😘💚

Dark Game || Chenji/Jichen (END)✔️ [TELAH TERBIT/DIBUKUKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang