36

22.5K 1.5K 76
                                    

Happy reading

Author Pov
Winter pulang dengan keadaan lesu, langkanya terasa begitu berat. Pernyataan jaehyun di cafe tadi benar-benar membuat akal sehatnya hilang, winter bahkan pulang lebih dulu, padahal tugas mereka belum selesai, otaknya seketika blank.

Winter sudah berada di depan pintu apartement nya, dia ragu ingin masuk, rasa bersalah menyelimuti hatinya saat ini.
Author POV end

Winter Pov
"Apa gue harus masuk? Apa gue bakal kuat liat muka Karina yang selalu gue cuekin. Aku merasa bersalah denganmu sekarang karina. Aku bodoh tidak memberikan waktu kepadamu untuk menjelaskan"
Gumamku kesal karena selama ini aku yang salah paham dan sekarang aku merasa sangat bersalah.

Setelah cukup lama berdiri di depan pintu, akhirnya aku memutuskan masuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Setelah cukup lama berdiri di depan pintu, akhirnya aku memutuskan masuk.

"udah pulang win, cepet banget  Pulangnya"suara lembut itu ingin membuatku menangis sekarang.

Mendengarnya saja aku sudah dibuat semakin bersalah, aku langsung masuk ke kamar tanpa memandangnya.

Sesampainya di kamar  aku langsung menghempaskan tubuhku ke kasur, menopang lengan di atas wajahku. suasana hatiku benar-benar kacau sekarang.

Tiba-tiba pintu kamar dibuka dan terlihatlah sosok Karina sambil membawa kaset play station dan segelas susu untuk winter.

"win, ini tadi junho nitip disuruh kasih ke kamu dan susunya diminum ya"ujarnya lembut

Aku tidak merespon posisiku masih tetap sama.

"semuanya baik-baik saja?"tanyanya

"Apa yang harus aku jawab Karina"gumamku, aku masih belum siap berhadapan dengannya

Aku memutuskan untuk tetap diam, lalu aku merasakan tangan karina menyingkirkan tanganku yang menutupi wajahku, aku tahu dja menyadari ada lebam di rahang sebelah kiriku.

"ini kok bisa lebam, kamu habis berantem?"paniknya

"win kok diem aja sih, jangan bikin khawatir deh"ujar karina mengelus rahangku yang lebam, tetapi kemudian pergerakannya terhenti karena aku memegang tangannya, aku langsung bangkit dan memeluk karina erat.

"mian"ujarku pelan

Tak ada respon mungkin dia bingung oleh perlakuanku ini.

"Ada apa, kenapa kamu tiba-tiba minta maaf?"tanya karina dan aku semakin mengeratkan pelukanku,
dengan sabar karina mengelus punggungku.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dosenku adalah Istriku ||Winrina||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang