27

18K 1.4K 65
                                    

Happy reading

Author Pov
Winter tengah bermain game di ponselnya, dia begitu bosan, bau rumah sakit yang begitu menyengat membuatnya mual.

Winter Pov
"Sial aku ingin cepat-cepat keluar dari sini"gumamku

Saat hendak mengambil air minum aku kesusahan karena dadaku terasa nyeri ketika digerakkan.

"ck, susah banget sih"ujarku sambil berusaha mencapai gelas yang terletak di samping ranjangku

kemudian tiba-tiba sebuah tangan mengambil gelas tersebut, aku langsung menoleh ternyata karina.

"bukannya sudah kubilangin kalo butuh apa-apa kamu bisa minta bantuanku"ujarnya dan aku hanya mendengus

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"bukannya sudah kubilangin kalo butuh apa-apa kamu bisa minta bantuanku"ujarnya dan aku hanya mendengus.

"iya iya"ujarku

"iya doang tapi gak dilakuin"ujarnya lalu memberikan gelas tersebut kepadaku.

"Makasih"ucapku singkat

"udah selesai kelasnya?"tanyaku

"sudah, kamu sudah makan belum?"tanya karina

"Makanannya belum di anter sama susternya, kalo kamu?"ujarku

"Sudah tadi di kaferia"jawab karina santai

"Beneran?,gak bohong nih?"tanyaku menyelidik

"ya enggak lah, aku bukan kamu yang suka bohong"jawabnya dan aku langsung cemberut

"Gausah cemberut gitu, emang bener kalo kamu suka bohong"ujar karina sarkas

"iya-iya, winter emang pembohong gak bisa dipercaya, puas"ujarku dan karina tertawa pelan, tak lama setelah itu suster datang membawa makan siang untuk winter.

Ketika hendak bangkit aku langsung meringis.

"duh ni luka nyusahin banget sih"ujarku kesal

"udah kamu berbaring aja, sini aku suapin"ujarnya

"Nggak ah,kayak orang sakit parah aja"sahutku cepat dan karina mendelik.

"kamu waras gak sih, kamu itu hampir meninggal, masa Cuma sakit ringan"ujar karina sedikit emosi

"gila kamu"sambungnya lagi

"yang penting kan sekarang aku masih hidup"jawabku santai

"terserah kamu deh!"ujarnya kesal lalu karina menyuapiku.

"ayo buka mulutnya"ujarnya

"Gak"tolakku

"kim minjeong, nurut sekali aja bisa gak sih, ayo cepetan buka mulutnya"ujar karina geram

Aku akhirnya pasrah, aku sedikit merinding melihat karina marah seperti ini. Setelah selesai, karina hendak memberikan obat kepadaku, tetapi aku menolaknya.

Dosenku adalah Istriku ||Winrina||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang