16. Friend's Enemy

57 11 2
                                    

Maafkan aku dek, aku pantas mati karena telah membohongimu - Kao

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Maafkan aku dek, aku pantas mati karena telah membohongimu - Kao

...

Author Side's

BRAKKS!!

BRAKKS!!

Pintu yang tidak dikunci rapat, terbanting karena seseorang membukanya dengan sekuat tenaga. Di balik pintu yang terbuka menampilkan sosok pria dewasa dengan air muka yang sangat menahan amarah. 

Wajah berkulit kuning langsat tersebut seketika berubah merah padam.Langkah kakinya masuk dengan penuh tekanan, membuat ketiga orang di dalamnya sedikit terkejut dan jangan lupakan raut wajahnya tidak bisa menutupi rasa ketakutan. 

 Dua mahasiswa berbeda tingkat mulai berdiri tegak sembari menundukan kepalanya, 1 orang yang sedari tadi duduk di sofa mulai bangkit lalu berlutut di hadapan pria yang sedang dalam keadaan marah besar. 

 "Maafkan saya ..., " lirihnya menurunkan pandangan ke lantai. 

Dia benar-benar tidak memiliki wajah untuk menatap wajah lawan bicaranya.Sang adik melihat kakak angkatnya melakukan hal tersebut hanya bisa menghela napas kasar. 

 "Apa maksudnya semua ini?" tanyanya dengan mata melihat seluruh penjuru apartemen itu. 

 "Saya akan jelaskan semua." 

 "Apa ayah tahu?" 

 "Jangan! Saya mohon, itu kemauan Ace," balasnya dengan mengepelkan tangannya hingga memutih karena rasa penyesalan amat dalam. 

 "Kenapa?" pria yang sedari tadi berdiri, mulai merendahkan tubuhnya untuk memegang pundak lawan bicaranya yang tidak memakai kemeja dan kaos dalaman itu. "Apa kau takut mati?" sambungnya kembali. 

 Kedua orang yang selalu menunduk mulai mengangkat wajah terkejutnya, namun di hiraukan oleh Gulf. 

 "T-tidak bukan itu, saya pantas mati. Hanya saja beri saya kesempatan untuk menjelaskan," ujar Kao bergetar. 

 "Bisakah saya memiliki waktu berdua dengannya sebentar saja?" tanya Gulf tetap dengan arah pandangnya pada kakak angkatnya tersebut. 

 Chimon dan Milly seakan langsung mengerti maksud ucapan salah satu dosennya itu mengangguk dan berjalan keluar sembari memberi 'wai' kepada Gulf. 

 Sang adik melihat luka di bisep saudaranya itu sedikit terkejut, rasa amarahnya terkalahkan dengan rasa peduli pada sang kakak.Dia membawa Kao untuk duduk di sofa, mengambil kursi tunggal lalu dia arahkan pada si lawan bicara. 

Mengambil beberapa peralatan yang di butuhkannya untuk saat ini.Walaupun dia sedikit bingung, mengapa Kao memiliki semua barang ini di apartemennya? 

 Ah iya ... Mengapa Gulf dapat menghubungi Kao menggunakan handsfree aliansi, jawabannya sederhana. Dia adalah sang menantu satu-satunya bos besar yang bernama Tenotiger Chansook. 

I'm Not D.I.D: The Beginner of Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang