Malam harinya,setelah menghabisi kedua setan itu barulah kini Nana berada didepan sebuah pintu apartemen yang biasa ia datangi. Ia memandang pintu itu dengan perasaan takut sekaligus gugup. Dengan tangan bergetar ia mencoba mengetuk pintu itu. Tapi sebelum tangannya mampu mengetuk pintu itu,ia menghentikannya sangking gugupnya.
Itu terus saja berulang hingga akhirnya ia mampu mengetuk pintu itu dengan jantung yang berdetak dengan tidak biasanya. Dirinya semakin tidak bisa dikondisikan ketika mendengar suara kunci pintu dibuka hingga akhirnya sosok gagah nan tampan menjulang didepannya dengan tatapan datarnya.
Saking takutnya,ia hanya bisa menunduk sambil memilih jarinya gugup. Sesekali ia melirik laki-laki itu yang kini juga masih menatapnya.
"Mau apa?" Tanyanya dengan nada dingin
"A-aku... aku mau--"
"Ngomong yang bener." Ucapnya lagi yang hanya bisa ia jawab dengan hembusan nafas
"A-aku mau minta maaf. Iya mau minta maaf." Ucap Nana yang langsung membuat laki-laki didepannya terdiam cukup lama
"Udah gitu aja?" Tanyanya yang hanya dibalas tatapan sekilas olehnya
Tanpa basa-basi lagi,Jaemin, laki-laki langsung masuk kedalam apartemennya meninggalkannya sendirian disini. Ia kira pintu apartemennya tertutup. Tapi ternyata pintu itu sengaja tidak ditutup. Sepertinya untuk mempersilahkannya masuk.
Dengan keberaniannya ia mencoba masuk lagi kedalam apartemen itu yang sudah seminggu ini tidak ia datangi.
Setelah masuk kedalam apartemen itu netranya mencoba mencari keberadaan Jaemin. Sampai akhirnya ia melihatnya berada di kamarnya sedang duduk di sofa sambil melamun.
Perlahan ia masuk kedalam kamar itu yang seketika langsung membuat Jaemin menatapnya.
"Duduk." Perintahnya untuk menyuruhnya duduk di ranjang yang tepat berada didepannya
Setelah duduk ia hanya bisa diam tanpa menatap Jaemin yang kini tengah menatapnya. Terjadi keheningan diantara keduanya. Hingga akhirnya mereka mencoba memulai pembicaraan lagi.
"Udah tau semuanya?" Ucap Jaemin yang akhirnya memulai pembicaraan
"Aku...aku minta maaf." Ucap Nana dengan takut kala Jaemin nantinya malah mengusirnya dari apartemen ini
Dengan perasaan kesal Jaemin langsung mendekati gadis itu dan langsung menerkam bibir mungil gadisnya. Dengan tidak berperasaan Jaemin terus melakukannya karena rasa rindunya selama ini sudah tidak bisa ia tahan lagi.
Nana meladeni ciuman itu dengan sedikit kewalahan. Pasalnya Jaemin terus melakukan ciumannya hingga tak terasa sudah lima belas menit mereka melakukannya. Hingga akhirnya Jaemin pun mulai merasa kekurangan nafas dan akhirnya melepaskan ciumannya dengan tubuh Nana yang sudah berada dikukungannya.
"Nanti dulu. Aku sesek napas banget." Ucap Nana yang mencoba menahan Jaemin yang hendak menciumnya kembali
Melihat tatapan Jaemin yang tengah menatapnya datar membuat Nana sedikit menciut.
"Aku janji abis ini aku lanjutin lagi." Ucap Nana yang mencoba menenangkan laki-laki itu yang kini masih menatapnya
"Aku gak mau nunggu." Ucap Jaemin yang kembali menerkamnya. Tetapi kali bukanlah dibibir. Melainkan dileher jenjang Ullya yang memang terekspos.
Nana pasrah ketika mendapatkan itu. Ia pasrah ketika ia merasakan hisapan kencang pada leher jenjangnya yang ia yakin setelah ini akan menimbulkan tanda merah ke unguan yang akan menghiasi lehernya.
Pada saat Nana tengah menikmati sentuhan itu, tiba-tiba saja tubuhnya diangkat kepangkuan laki-laki itu,hingga kini posisi mereka adalah Jaemin duduk di sisi ranjang dan sedangkan Ullya duduk dipangkuannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Short Story NCT
RomanceBijaklah dalam memilih cerita/bacaan yang sesuai dengan umur anda.