Osaki Shotaro (c)

2K 161 20
                                    

Jalan demi jalan di kotanya ia lalui dengan isakan tangis yang tak pernah henti. Isak tangis dan dinginnya terpaan hujan mampu membuat tubuhnya tak henti-hentinya bergetar. Dadanya yang sesak serta hatinya yang begitu sakit ketika kembali mengingat ucapan dan perlakuan orang-orang yang sudah ia anggap berarti untuk hidupnya.

Lagi-lagi ia harus merasakan sakit,yang selalu ia terima dari laki-laki yang begitu berarti dalam hidupnya. Ayahnya. Laki-laki yang selalu ada di hidupnya tetapi tidak dengan posisinya,yaitu sebagai seorang ayahnya.

Sedari dulu, laki-laki yang ia sebut sebagai ayah terus menyakiti perasaan dirinya yang padahal memiliki perasaan yang besar untuknya. Dengan teganya ayahnya selalu menyakiti dirinya tanpa memperdulikan dirinya yang jelas-jelas sakit dengan setiap kata yang dirinya lontarkan untuknya.

Satu hal yang membuat ayahnya seperti itu,yaitu ayahnya selalu beranggapan bahwa dirinya lah penyebab ibunya meninggal. Dirinyalah yang membuat ayahnya tak bisa lagi hidup dengan ibunya, padahal jelas itu bukan salahnya.

Dari cerita yang ia ketahui,dulu ayahnya sangat menginginkan seorang anak dari ibunya,padahal disitu diketahui bahwa ibunya memiliki penyakit yang menyebabkan dirinya susah memiliki seorang anak. Sampai akhirnya ayahnya memaksa ibunya untuk terus berusaha untuk memiliki keturunan,sampai akhirnya kerja kerasnya membuahkan hasil hingga dirinya hadir dan pada saat itu juga ibunya pergi untuk selamanya setelah melahirkan dirinya.

Semenjak saat itu,ayahnya menyesal dan menyesali akan kedatangan dirinya yang begitu ayahnya inginkan dirinya dulu.

Sambil mengingat itu semua,dirinya berjalan memegang dadanya yang terasa sesak serta tas besar yang dimana didalamnya terdapat semua barang-barangnya. Ya,dirinya diusir oleh ayahnya sendiri.

Langkah kakinya terhenti tiba-tiba saat sebuah mobil sedan menghentikan dirinya tepat didepannya.

Seorang laki-laki yang begitu ia kenal keluar dari dalam mobil itu dan langsung berlari menghampirinya. Tanpa sepatah katapun dirinya langsung didekap oleh tubuh besar laki-laki yang mampu membuatnya semakin menderaskan air matanya.

"Maaf." Ucap laki-laki itu yang lagi-lagi membuat dadanya semakin ketika mendengarnya

Setelah tadi apa yang dilakukan laki-laki itu padanya,dengan gampangnya dia hanya mengucapkan kata 'maaf' pada dirinya.

"Maaf." Ucapnya lagi yang hanya dibalas isakan tangis olehnya

"Maafin aku." Ucap laki-laki dengan suara paraunya yang tanpa Aeri sadari bahwa laki-laki itu sudah menangis

Aeri mundur menjauhi laki-laki itu hingga pelukannya terlepas.

Shotaro yang ternyata adalah laki-laki itu hanya mampu menatap sendu gadis itu tanpa bisa berkata apapun lagi.

"Kenapa harus kamu?" Ucap Aeri yang hanya dibalas keterdiaman oleh Shotaro

"Kenapa harus kamu yang nyakitin aku?" Ucapnya lagi

"Kenapa harus kamu yang lakuin ini semua sama aku? Apa salah aku sama kalian berdua? Apa salah aku sampe kamu sama kak Giselle ngelakuin ini semua sama aku? Jawab Shotaro jawab." Ucap Aeri yang sudah tidak dapat menahan bobot tubuhnya sehingga membuatnya jatuh dijalan sambil memegangi dadanya

Mendengar itu,sontak Shotaro menatap terkejut pada Aeri. Aeri tau? Aeri tau tujuan dirinya dan Giselle melakukan ini semua?

"Kenapa harus kamu Shotaro kenapa harus kamu."

"Kamu, satu-satunya orang yang aku punya. Satu-satunya orang yang benar-benar ngertiin aku disaat keluarga aku sendiri gak disisi aku. Satu-satunya laki-laki yang selalu nemenin aku disaat aku lagi butuh sandaran buat ngeluh soal kehidupan ini. Cuma kamu yang mau dengerin semuanya sampe aku selesai cerita. Tapi sekarang,kenapa harus kamu yang sangat-sangat buat aku sakit lebih dari apa yang keluarga aku kasih buat aku."

Short Story NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang