PART 9

434 68 2
                                    


Butiran-butiran putih dari langit sepertinya sudah tak henti menghujani kota Seoul. Penghujung tahun yang identik dengan musim dingin begitu membuat semua warga Korea harus selalu mengenakan pakaian hangat mereka.

Jalanan-jalanan bahkan kini di hiasi oleh butiran putih bernama salju itu.

Di samping suhu yang menurun secara drastis hingga menyebabkan cuaca begitu dingin, nampaknya ada satu hal menyenangkan yang hanya dapat di lakukan saat musim dingin.

Apalagi jika bukan bermain dengan salju?

Ya. Kegiatan sederhana itu begitu Yoojun sukai. Bocah laki-laki yang kini tengah berada di halaman belakang rumahnya dengan mengenakan mantel tebal dan syal yang melingkar di lehernya itu tengah asik dengan cetakan di tangannya.

Salju berbentuk hati dan bebek sudah tercetak rapi di sampingnya.

Yoojun sepertinya sudah cukup lama mencetak salju yang tengah ia pijaki menjadi bentuk-bentuk yang lucu, hingga hidung mungilnya sudah begitu merah.

"Yoojun-aa, Berhenti dulu! Kau bisa melanjutkan itu nanti, sayang."

Dari arah belakang, Joohyun yang juga mengenakan pakaian tebalnya itu menghampiri sang putra yang tengah berjongkok di depan sana.

"Sebentar lagi, eomma. Aku hampir menyelesaikannya." Jawab Yoojun dengan tangan yang baru saja meletakkan salju berbentuk hati di tanah yang sudah di bersihkan, hingga salju tak ada di area itu.

Joohyun membantu Yoojun berdiri dan membersihkan sarung tangan bocah itu dari salju "Kita bisa melanjutkannya nanti. Sekarang Yoojun masuk dulu dan menghangatkan diri."

"Eomma sudah selesai membuat kue nya?" Yoojun mendongak menatap sang ibu.

"Ehm. Eomma baru saja menyelesaikannya. Eomma tadi juga membuat cake untuk Yoojun."

"Waa... Benarkah?"

Joohyun mengangguk "Tentu, sayang. Sekarang kita masuk! Yoojun sudah terlalu lama di luar. Lihatlah hidung kecil ini, eoh!"

Yoojun terkekeh pelan saat Joohyun mencubit pelan hidung merahnya.

"Appa masih berada di rumah Seokjin samchun, kan? Tak lucu jika appa tiba-tiba saja pulang saat kita menyiapkan kejutannya." Ucap Yoojun yang tengah berjalan di samping Joohyun.

"Appa masih di rumah Seokjin samchun. Yoojun tenang saja! Kita masih memiliki waktu sampai jam 8, nak."
.

Di kediaman Seokjin, Taehyung masih fokus dengan laptop di hadapannya. Lelaki yang kini berada di ruang kerja sang sahabat terlihat sangat fokus dengan pekerjaannya, padahal sekarang adalah hari libur akhir tahun.

Taehyung awalnya juga heran dengan Seokjin yang tiba-tiba saja menghubunginya dan meminta agar datang ke rumah lelaki itu untuk membantunya menyelesaikan beberapa pekerjaan. Ingatlah, sekarang masih hari libur. Wajar saja Taehyung merasa aneh dengan sikap Seokjin yang tiba-tiba saja menjadi begitu rajin.

"Kau masih lama, Tae?" Tanya Seokjin pada Taehyung mengenai pekerjaan yang tengah sang sahabat kerjakan. Tidak. Lebih tepatnya itu adalah pekerjaan Seokjin, karena Taehyung sudah menyelesaikan semua pekerjaan sebelum libur musim dingin.

Taehyung menatap jengah Seokjin yang seperti tak merasa bersalah padanya sedikitpun "Aku ini atasanmu jika kau lupa, hyung." Sindirnya.

"Aku tahu itu, Kim sajang. Bahkan sangat tahu. Tapi kau tahu sendirikan, aku ini masih kategori pengantin baru? Pekerjaan kantor ku menumpuk karena aku mengambil cuti untuk bulan madu waktu itu. Tidakkah kau kasihan padaku, kawan?" Ucap Seokjin dengan wajah yang ia buat sesedih mungkin.

The And For Our Story (VRENE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang