PART 17

400 46 4
                                    


Hiruk pikuk jalanan pusat kota Seoul seakan langsung terhenti. Mobil dan pejalan kaki yang tadinya masih melakukan aktivitas mereka di jalanan, seketika terhenti secara bersamaan.

Kejadian yang beberapa saat lalu terjadi, begitu mengejutkan semua orang.

Tubuh seorang anak laki-laki yang sudah bersimbah darah, kini menjadi pusat perhatian semua orang.

Tak ada yang berani mendekati sosok Junho yang tengah tergeletak di aspal, tepat di bawah jembatan. Mereka semua hanya berdiri memperhatikan bocah yang terlihat begitu menyedihkan itu, seakan tak berani mendekat dan hanya menunggu pihak berwajib untuk mengambil alih.

Dibelakang kerumunan, Yoojun berlari sekuat tenaga untuk menembus orang-orang itu. Air wajah bocah yang seharusnya tengah menikmati hari ulangtahunnya itu benar-benar menyiratkan kekhawatiran yang amat sangat.

"J-junho. Junho-ya!" Lirih Yoojun mendekati sang sahabat yang sudah terkulai lemah di depan sana.

Tangan mungil Yoojun bergetar saat hendak menyentuh tubuh Junho. Bocah itu terus saja menggelengkan kepalanya, seakan menampik apa yang tengah dilihatnya kini.

"A-apa yang kau lakukan disini? Junho-ya. B-bangun!"

Yoojun terus menggelengkan kepalanya pelan, dengan pelipis yang sudah dihiasi oleh peluh.

Laki-laki itu tengah bermimpi. Memimpikan kejadian yang selalu membuatnya sesak.

"Junho-ya.... J-jangan begini. Bangun, junho-ya! Cha Junho."

Joohyun yang baru saja membukakan pintu kamar putranya, berniat membangunkan remaja itu, langsung saja berlari ke arah sang putra saat mendengar lirihan penuh ketakutan Yoojun.

"Yoojun-aa. Bangun, sayang. Kim Yoojun!" Joohyun mengguncang tubuh anak laki-lakinya, berusaha untuk membangunkan remaja itu dari mimpi buruknya.

Berhasil.

Yoojun bangun dari tidurnya. Nafas lelaki tampan itu terengah-engah dengan netra yang berlinang menatap wajah khawatir sang ibu

"E-eomma." Lirihnya pelan.

Joohyun menggenggam tangan sang putra yang bergetar luar biasa. Wanita itu sangat tahu apa yang tengah anaknya ini mimpikan. Ia sangat tahu.

"Eomma disini, Yoojun-aa. Eomma disini." Joohyun mengusap surai berpeluh Yoojun.

Joohyun tak bisa pungkiri bahwa ia sangat amat khawatir dengan apa yang baru saja dialami Yoojun.

Peristiwa itu, kejadian sepuluh tahun lalu, lagi-lagi masih menghantui kehidupan Yoojun. Walaupun sudah lama berlalu, namun kejadian yang masih setia mengikuti kehidupan Yoojun dari dulu hingga sekarang masih sangat membuat Joohyun dan juga Taehyung cemas tak berakhir.

Joohyun benar-benar tak ingin kejadian itu membuat putranya lagi dan lagi menderita. 

*****

Di Kafetaria yang tengah diisi oleh para siswa Kyungwoo, Yoojun yang tengah duduk di salah satu kursi, terus saja mencuri pandang ke arah tempat duduk Hani.

Entah apa yang dipikirkan oleh lelaki itu saat melihat ke arah sosok Hani yang tak menyadari bahwa dirinya tengah di perhatikan. Atau lebih tepatnya Yoojun mungkin tengah mencari sesuatu pada gadis Chae itu?

"Kenapa kau terus saja melihat gadis itu?" Tanya Sunghoon datar, tanpa mengalihkan pandangannya dari makan siangnya. Yoojun awalnya sempat terkejut dengan pertanyaan yang tiba-tiba Sunghoon ajukan, namun ia buru-buru menetralkan ekspresinya.

The And For Our Story (VRENE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang