PART 7

500 80 5
                                    


Sudah tak terhitung berapa kali seorang Kim Taehyung menghela nafasnya jengah. Lelaki itu sepertinya sudah muak melihat sosok Seokjin yang dari tadi terus mondar-mandir di depannya.

"Jika tak memiliki pekerjaan lain, setidaknya jangan menganggu pekerjaan orang lain, Kim isa-nim!" Ujar Taehyung penuh penekanan. Lelaki tampan yang beberapa hari lagi akan mengakhiri masa lajangnya itu benar-benar mengganggu ketenangan Taehyung dengan berbagai ocehan dan tingkahnya.

Seokjin menatap Taehyung dengan pandangan tak suka "Seperti kau tak pernah berada di posisiku saja." Sindir balik lelaki jangkung itu.

Jika Seokjin mengingat-ingat bagaimana Taehyung beberapa hari sebelum menikah dengan Joohyun, ia akan berdigik. Taehyung yang biasanya begitu kaku, sangat berbeda kala itu. Seokjin bahkan tak ingin membayangkan betapa susahnya dirinya saat menangani lelaki itu dulu.

Taehyung berdehem pelan dan mengalihkan pandangannya ke arah lain, sebelum kembali kepada sosok Seokjin "Berhenti membahas masa lalu, Kim Seokjin-ssi. Jika ingin berada di ruangan ku lebih lama, kau harus duduk dengan manis disana!" Ujarnya menunjuk sofa di samping Seokjin dengan dagu.

Seokjin yang tak mau diusir pun dengan segera mendudukkan dirinya di sofa ruangan sang atasan.

"Persiapan pernikahannya sudah selesai semua?" Tanya Taehyung, sambil mendudukkan dirinya di hadapan Seokjin setelah membuka dua kancing jasnya.

"Sudah. Hari ini undangannya juga akan di sebarkan."

Taehyung mengangguk mengerti "Baguslah kalau begitu. Hyung hanya perlu mempersiapkan diri."

Seokjin mengangguk kaku. Sejujurnya, lelaki Kim itu tengah dilanda oleh perasaan yang tak menentu. Tidak, lebih tepatnya Seokjin tengah grogi. Setelah sekian lama ia dan Jisoo menjalin kasih, lelaki itu akhirnya memiliki keberanian untuk meminang sang kekasih. Walaupun sudah begitu menyakinkan diri, Seokjin tetap saja merasa tak karuan.

"Kendalikan dirimu, hyung! Kau bahkan belum berada di atas altar. Menemui para petinggi saja kau tak pernah segrogi ini. Lalu bagaimana jadinya jika sudah pada hari pernikahan? Bisa-bisa kau akan pingsan disana." Taehyung berujar dengan lirih di akhir kalimatnya, namun pendengaran Seokjin begitu tajam. Ya, lelaki itu mendengar dengan jelas sindiran dari lelaki di depannya ini.

"Taehyung, kau benar-benar tak membantu sama sekali." Ucap Seokjin geram.

"Aku ini atasan jika anda lupa, tuan Kim." Taehyung tak takut dengan tatapan mematikan yang ia dapatkan.

Seokjin mengeram pelan. Ia hanya bisa mendengus kesal saat Taehyung sudah melibatkan jabatan. Lelaki itu memang sangat menyebalkan.

"Ah! Jisoo ingin Yoojun menjadi pengiring pengantin. Dia pasti mau kan, Tae?" Ujar Seokjin saat mengingat keinginan sang calon istri.

"Tentu. Yoojun pasti akan mau melakukannya jika Jisoo yang memintanya langsung. Tapi jika hyung yang meminta, Yoojun pasti tak akan mau."

Sifat suka menggodanya kumat lagi. Taehyung benar-benar melancarkan aksinya tak hanya pada Yoojun, melainkan juga pada rekannya. Lelaki itu benar-benar.

"Memangnya kenapa jika aku yang meminta? Yoojun pasti akan langsung menyetujuinya. Dia bukan kau, Taehyung. Astaga! Bagaimana bisa pria yang sudah memiliki anak begitu menyebalkan seperti mu?" Ujar Seokjin tak terima.

*****

"Kenapa appa yang menjemputku? Bagaimana dengan eomma?" Yoojun menyerang sang ayah dengan berbagai pertanyaan. Pasalnya, Taehyung belum pernah menjemput Yoojun selama anak itu masuk sekolah dasar. Bukannya tak mau, Taehyung hanya tak memiliki waktu pada sore hari yang bertepatan dengan jadwal pulang Yoojun. Dan jadinya Joohyun lah yang selalu menjemput Yoojun dengan Nam ahjussi, sang supir pribadi.

The And For Our Story (VRENE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang