Kerumunan para siswa bertambah seiring dengan masalah yang semakin rumit antara objek pusat perhatian.Orang-orang itu kebanyakan menatap khawatir ke arah pelipis A Yeong yang semakin mengeluarkan banyak darah segar.
"A Yeong-aa." Ucapan Hani tercekat kala A Yeong hampir saja jatuh, namun gadis yang sudah pucat itu masih memaksakan diri untuk berdiri tegak.
A Yeong menatap ke arah Yoojun dengan pandangan penuh luka.
"Yoojun-aa..." Ujar A Yeong pelan, sambil mengulurkan tangannya pada Yoojun berharap lelaki itu menggapainya.
Namun nihil.
Yoojun yang juga sudah pucat pasih tak menerima uluran tangan A Yeong, bahkan sampai gadis itu jatuh tak sadarkan diri di pelukan Sunghoon.
"Tolong cepat bawa dia ke ruang kesehatan, Sunghoon. Kumohon." Ujar Hani dan langsung dituruti oleh Sunghoon. Lelaki itu sempat menatap Yoojun yang ternyata juga tengah menatapnya dengan mata memerah.
Ada gejolak luar biasa yang seketika menghampiri dada Yoojun saat melihat derasnya darah A Yeong mengalir. Tangan dan tubuh lelaki itu bahkan langsung membeku seketika, hingga ia tak dapat menerima uluran tangan A Yeong. Walau Yoojun sangat ingin.
Hani menatap Bona dan teman-temannya dengan penuh amarah "Kalian akan mendapatkan masalah besar setelah ini. Aku pastikan itu." Ujarnya, lalu berlari mengikuti Sunghoon yang membawa sang sahabat.
Setelah itu, para siswa yang tadinya menjadi penonton berangsur meninggalkan tempat, hingga hanya menyisahkan Yoojun dan Jay.
"Kim Yoojun!" Jay menggoyangkan bahu sang sahabat, berharap lelaki itu merespon ucapannya.
Dengan keadaan yang sudah cukup kacau, Yoojun menatap Jay dengan tangan yang memegang dada sebelah kirinya.
"Jay-aa... a-aku..."
"Yak! Kau kenapa?" Jay seketika panik melihat Yoojun yang seakan sulit bernapas.
"A-aku..."
"Kau membawa obatmu, kan?"
Gelengan kecil dari Yoojun membuat Jay mengerang pelan. Lelaki Park itu dengan segera menggendong Yoojun, dan pergi menuju parkiran dimana mobilnya berada.
Rumah sakit. Hanya itu yang menjadi tujuan Jay sekarang.
"Bertahanlah, Kim Yoojun!" Ujar Jay membaringkan tubuh Yoojun di jok belakang mobilnya dan kembali melangkah menuju balik kemudi.
Nafas Jay semakin memburu kala melihat tubuh Yoojun yang bergetar hebat melalui kaca mobilnya. Sudah lama ia tak melihat Yoojun yang seperti sekarang. Karena itulah Jay amat cemas saat ini.
"Kita akan segera sampai, Yoojun-aa. Bertahanlah!"
*****
Di depan ruang kesehatan, Hani tak hentinya berdoa sambil melihat dokter penjaga menangani A Yeong. Hani benar-benar tak akan bisa tenang jika sahabatnya sudah terluka seperti sekarang.
Karena jika A Yeong terluka, gadis itu pasti akan berhadapan dengan maut.
Ya, begitulah orang yang mengidap penyakit Hemofilia seperti Lee A Yeong.
"Nona Hani."
Yuta yang baru datang dengan nafas yang terengah-engah membuat Hani semakin tak bisa membendung air matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The And For Our Story (VRENE)
Любовные романыSEQUEL OF IT'S YOU Pernahkah kalian memikirkan akhir yang bahagia setelah mengalami berbagai masalah kehidupan? Mungkin dalam drama akan di sebut sebagai happy ending, jika pemeran utamanya berakhir bahagia. Namun bagaimana dengan real life? Orang...