PART 6

575 75 4
                                    


"Seperti ini, eomma?" Tanya Yoojun pada sang ibu mengenai pekerjaan yang tengah ia lakukan. Tidak, lebih tepatnya bocah itu ingin membantu Joohyun untuk merangkai bunga-bunga di atas meja.

Joohyun tersenyum, dan mengangguk kecil menanggapi pertanyaan sang putra "Benar, sayang. Yoojun hanya perlu menyatukan bunga-bunga yang sudah eomma sisihkan. Jangan memegang bunga-bunga yang berada di sebelah kiri mu. Mengerti?!" Ujarnya memberikan pengertian kepada Yoojun agar tidak menyentuh bunga-bunga yang masih memiliki duri di batang-batangnya itu. Joohyun tak ingin putranya terluka.

"Cantik sekali. Eomma merangkainya dengan sangat baik." Imbuh Yoojun saat melihat bagaimana indahnya buket bunga di tangan sang ibu.

Bunga-bunga berwarna cerah itu begitu bertambah cantik setelah di tata dengan begitu apik oleh Joohyun.

"Yoojun juga bisa membuat buket yang sama seperti ini." Joohyun mengalihkan pandangannya pada sang anak "Yoojun ingin membuat buket untuk samchon, tidak?"  Lanjutnya.

Yoojun beberapa saat terdiam. Anak laki-laki itu sepertinya tak percaya diri mengenai ucapan sang ibu.

"Eomma akan membantu Yoojun untuk membuatnya. Bagaimana?" Ujar Joohyun saat menyadari ketidakpercayaan diri Yoojun mengenai buket bunga untuk hadiah yang akan mereka bawaan untuk Jinyeong, orangtua Joohyun, dan juga ayah Taehyung.

"Baiklah. Ayo kita membuatnya sekarang, eomma."

Joohyun tersenyum manis dan menepuk-nepuk puncak kepala Yoojun gemas, sebelum ia mengambil tangkai bunga-bunga cantik di depannya untuk membantu sang putra merangkainya menjadi sebuah buket cantik.

"Aku ingin menggunakan bunga ini." Ujar Yoojun menunjuk bunga mawar merah dengan tangan mungilnya.

"Tentu. Pilihlah bunganya sesuka Yoojun. Anggap ini hadiah Chuseok Yoojun untuk Jinyeong samchon, ehm?"

"Baik, eomma."

Joohyun kembali tersenyum sekilas melihat betapa seriusnya Yoojun menata bunga-bunga di depannya dengan kedua tangan mungilnya itu. Bocah itu setiap tahunnya akan sangat bersemangat dalam segala persiapan mereka untuk mengunjungi makam Jinyeong dan yang lainnya. Walaupun Yoojun tak pernah bertemu dengan paman dan juga kakek-neneknya, namun anak itu selalu menjadikan momen menjelang Chuseok sebagai ajang untuk bertemu dengan orang-orang tersayang.

Tak sempat bertemu, bukan berarti kasih sayang Yoojun pada kerabatnya yang sudah tiada itu berkurang. Seperti halnya sang ibu, Yoojun itu tipikal anak yang penuh kasih sayang.

"Halmoni tahun ini pasti akan menyiapkan kue-kue kering kesukaan Yoojun kan, eomma? Seperti tahun-tahun sebelumnya." Yoojun berucap dengan semangat, dengan tangannya yang tengah meletakkan satu persatu bunga pilihannya hingga tersusun rapih. (Nenek)

"Tentu, sayang! Halmoni mungkin sekarang tengah menyiapkan semua kue kesukaan Yoojun."

Benar. Setiap hari raya di Korea atau yang di kenal sebagai Chuseok itu, ibu Taehyung selalu turun ke dapur untuk membuat makanan tradisional untuk keluarganya. Khususnya kue-kue tradisional, nyonya Kim selalu dengan penuh semangat membuatnya di dapur. Membayangkan betapa gembiranya sang cucu saat memakan kue buatannya, membuat wanita paruh baya itu sangat bahagia.

Menjadi cucu satu-satunya keluarga Kim, membuat Yoojun begitu di limpahi kasih sayang.

"Kapan kita akan pergi, sayang?" Suara Taehyung mengalihkan perhatian Joohyun dan juga Yoojun. Keduanya memfokuskan pandangan mereka ke arah lelaki yang kini sudah terlihat tampan dengan balutan mantel berwarna mocca nya.

The And For Our Story (VRENE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang