12:00

153 29 9
                                    

Ada yang aneh dengan diriku?
Terutama, HATIKU.

🍃

Seusai tandatangan itu, tak lama Seokjin muncul menerobos kerumunan para siswa yang berdiri di depan kelas dua.

Serentak suara bisikan kian beradu, bertanya tanya ada apakah sang senior berada di kelas ini di saat kondisi kelas tidak baik-baik saja. 

Lelaki itu melihat papan tulis berserta isinya. Ia tak habis pikir mengapa mereka tega mengajukan petisi semacam ini terhadap murid baru.

Jin melototi mereka semua, "Siapa pun yang merasa tanda tangan kalian berada di papan tulis ini hapus sekarang juga!!"

Tak ada yang berani bergerak untuk menghapus tanda tangan itu, tentu saja mereka tidak ingin mengambil resiko demi untuk menyelamatkan satu orang murid.

Melihat hal itu Seokjin semakin murka, ucapannya benar-benar tidak berpengaruh bagi mereka. "Tidak mau?!"

Lelaki itu mengambil penghapus lalu dibantingnya, membuat semua siswa terkejut. "Baiklah, jika tidak ada satu pun dari kalian yang menghapusnya, maka tidak ada kata ampun bagi kalian."

Sebuah ponsel dikeluarkan oleh Seokjin, "Sekarang giliranku yang mengajukan petisi untuk kalian semua. Aku akan menghubungi bagian CCTV untuk meminta video aksi pembullyan yang kalian lakukan pada Park Jisoo dan menyerahkannya pada polisi. Kenapa polisi? Karena pihak sekolah sudah menutup mata dan telinganya atas kejadian yang menimpa murid-murid belakangan ini, beberapa hari yang lalu Lisa dan sekarang Jisoo? Ya, lihat saja. Kita buktikan bahwa hukum itu memang sangat adil..."

Baru saja Jin menekan tombol telpon pada ponselnya, seketika mereka berbondong-bondong menghapus tanda tangan pada papan tulis itu dengan sangat cepat kilat.

"Kami sudah menghapusnya, jadi kami mohon jangan mempersulit kami Sunbae. Di sini kami hanya menjalankan sebuah perintah dari PINK."

PINK?

LAGI?

Sayangnya sambungan telepon itu sudah terhubung dan diangkat oleh bagian CCTV.

"Selamat pagi, ada yang bisa kami bantu?"

Seokjin melirik ponselnya,
"Emm... tidak jadi pak, maaf ya."

Ia pun segera mengakhiri panggilan telepon itu. Sebelum beranjak pergi ia menatap Jisoo yang tiada henti memandanginya.

Di sana pun terdapat Jimin yang hanya diam mematung seperti biasa, ia tak dapat berbuat apa-apa. Seokjin melewatinya begitu saja, ketika bayangannya menghilang ... Taehyung pun muncul dari balik tembok. Ia memang mengikuti Jimin tetapi ia tidak ingin mendekat, karena ia merasa tak memiliki peran di sini. Mungkin Seokjin sudah cukup mewakili rasa kekhawatirannya.

Pandangan Jisoo menjadi kosong, ia sempat pasrah saja menerima perlakuan para siswa semacam ini padanya.

Tetapi ia sadar bahwa ia memang layak untuk sekolah di sekolah ini. Tidak seorang pun yang berhak mengganggunya.

Terima kasih, Kim Seokjin.

🍃


Sepulang sekolah ini Jisoo berencana untuk berangkat kerja bersama Seokjin lagi, ia juga berniat untuk membalas kebaikan Seokjin kepadanya.

Kalau dipikir-pikir sudah banyak hal yang dilakukan laki-laki itu padanya, juga Jisoo pun pernah memberikan sebuah janji bahwa ia akan membalas kebaikan Seokjin.

ATTENTIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang