33:00

260 13 16
                                    

Semuanya masih tampak seperti mimpi bagi Taehyung. Dia kira ia bisa pergi meninggalkan beberapa orang penting dalam hidupnya.

Namun, siapa sangka kalau dia luluh secepat itu karena rayuan Seokjin kakaknya.

Jika mengingat kejadian saat di bandara membuatnya ingin tertawa saja. Tingkah Jin saat menahannya begitu sangat lucu.

Ia melakukan sandiwara konyolnya dan bersumpah tidak akan mengganggap Taehyung sebagai adiknya apabila dia benar-benar meninggalkannya.

Taehyung masih tak mau berhenti tertawa, melihat itu Jin merasa sangat malu karena masih ada Jisoo di sisi mereka.

Ibu mereka datang sembari membawa beberapa makanan, melihat kedua anaknya akur membuatnya sangat bahagia.
"Jisoo, ikutlah bergabung makan bersama kami." Ujar ibu kedua lelaki itu, kemudian ia menatap seragam sekolah Jisoo dan Jin. "Kalian sampai membolos begitu," Ucapnya lagi sambil tersenyum.

Jisoo menggaruk belakang kepalanya, "Kami sangat khawatir takut Taehyung segera berangkat, jadi kami terburu-buru."

"Terima kasih, Jisoo." Ucap Taehyung sambil memberikan semangkuk nasi yang sudah dihiasi daging di atasnya. "Jika bukan karena dirimu yang membujuk kakakku yang super keras kepala ini mungkin aku sudah pergi."

Seokjin berdehem cukup keras, "Jadi, kau tidak jadi pergi karena aku atau Jisoo?"

"Sup ikannya keburu dingin, lebih baik dimakan saat masih hangat." Sahut Taehyung, mengabaikan ucapan Seokjin. Ia tidak bisa berbohong bahwa salah satu alasannya tetap tinggal adalah gadis itu.

Mereka pun menikmati hidangan itu bersama-sama, Seokjin memberikan daging tepat di atas nasi Taehyung dan hal itu membuat Taehyung tertegun.

Omong-omong, terakhir kali kakaknya itu memperlakukannya seperti ini saat ia masih kecil. Entahlah masih umur berapa mereka berdua saat itu.

Jisoo mengintip diam-diam perlakuan hangat Seokjin pada Taehyung, tingkah manis Seokjin berhasil membuatnya tersenyum.

Betapa indahnya melihat mereka akur, jika seperti ini ia jadi kepikiran Jennie. Dia yang sangat berusaha keras dalam rencana ini, tetapi ia pergi begitu saja setelah tahu Taehyung telah kembali.

Kau sudah melakukan hal besar Jennie, terima kasih.

🍃

"Harusnya kau tidak perlu repot-repot mengantarku pulang, aku kan bisa naik bus."

"Apa kau lupa kita searah? Lagi pula kau bisa menghemat ongkos juga kan?"

Jisoo merasa tidak enak, ia takut apabila Jennie melihatnya yang sedang bersama Taehyung saat ini.

Ia amat sangat senang Taehyung tidak jadi pergi, namun bagaimanapun juga laki-laki di sampingnya ini harus tahu.

"Em, Taehyung-ah..."

Taehyung melirik sekilas lalu kembali fokus menyetir, "Kenapa? Sepertinya kau ingin mengatakan sesuatu?"

"Sebenarnya tadi Jennie ikut bersamaku saat di bandara,"

Laju mobil itu tiba-tiba melambat, jika memikirkan tentang Jennie ia jadi teringat tentang malam saat ia berpamitan.

Saat itu Jennie menangis karenanya, gadis itu benar-benar peduli padanya sehingga sulit baginya untuk menjauh.

Tetapi, apabila dia tidak menjauh ia sangat takut jika tak dapat membalas perasaan gadis itu terhadapnya.

ATTENTIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang