Apalah arti materi jika tak punyai hati nurani.
🍃
Detik ini juga Jisoo tak bisa bergeming. Keberadaan siswa-siswi di sekeliling membuat tubuhnya membeku. Ia mulai gugup dengan pikiran bermacam-macam hal.Apa yang mereka inginkan?
Apa yang mereka ingin lakukan?
Dan apa yang terjadi pada Jisoo setelahnya?
Mungkinkah Jisoo bisa menghadapi mereka?
Yoongi tambah khawatir ketika seorang gadis di antara penguasa lingkungan sekolah muncul. Jennie dan Rose telah datang dengan tatapan tajam mematikan.
"Siapa mereka? Mengganggu sekali." Ucap Jennie, pengucapannya dengan nada rendah tetapi berhasil membuat orang di sekelilingnya merinding.
"Apa-apaan, dia bersamamu Yoongi?" Tanya Rose. Lalu, ia melototi seragam Jisoo dan Lisa. Sesaat ia tersenyum miring. "Astaga, kalian dari sekolah itu? Beraninya masuk kemari." Imbuhnya.
Jennie mulai mendekat ke arah Jisoo,
"Kau tahu sekolah ini seperti apa kan? Ternyata kau cukup berani memasuki sekolah ini."Jisoo masih terdiam, bukankah saat ini merupakan jam belajar tetapi kenapa mereka semua keluar?
Lisa yang sebelumnya berada di sisi Yoongi, kemudian beralih berjalan mendekati Jisoo.
Karena tak ingin menjadi sorotan, Yoongi pun menghampiri gadis itu, "Jennie, biarkan mereka pergi. Ini semua salahku jadi–"
"Baiklah, kalian boleh pergi sekarang. Tetapi kalian harus pergi melewati jalan yang sama saat kalian tiba di tempat ini." Ujar Jennie memberi toleransi.
Melebarlah kedua mata Jisoo, itu artinya dia dan Lisa harus memanjat tembok di depan mereka semua. Tak masalah apabila ia memanjat asalkan tiada orang yang memperhatikan, tetapi jika mereka masih di tempat ini bukankah sama saja seperti mereka tengah menyaksikan acara topeng monyet? Itu sangat memalukan.
"Kenapa kau meloloskan mereka?" Bisik Rose.
Jennie tersenyum tipis, "Mustahil jika mereka melewati pintu gerbang, orang asing mana boleh masuk. Aku hanya sangat penasaran lewat mana mereka bisa sampai ke sini."
Rose ikut tersenyum. Beberapa detik kemudian Jimin muncul menerobos kerumunan orang dan di belakangnya diikuti oleh Taehyung.
Ketika sudah sampai di depan, betapa terkejutnya ia saat melihat adiknya serta Lisa berada di sini.
Oppa? Batin Jisoo, ia lekas menundukkan kepala. Semoga saja Jimin tidak mengadu pada ibunya karena telah mengetahui Jisoo membolos.
Namun, Jimin tak bergeming seolah pura-pura tak mengenali adiknya. Sedangkan Taehyung ia tiada hentinya memperhatikan Jisoo dan Lisa, karena memang ia tidak mengenal mereka. Jimin pun belum sempat memperkenalkan Jisoo kepadanya.
Karena ingin bebas dari segala pengawasan, setidaknya Jisoo harus melakukan sesuatu. Ia tidak ingin terus menerus berdiri di tempat ini seperti orang yang sedang dalam tawanan polisi.
"STOP!" Serunya tiba-tiba, ia sedikit menaikkan dagu memberanikan diri untuk menatap mereka. "Biarkan aku dan temanku pergi, kita tidak ada urusan jadi bubarlah."
Ucapan Jisoo tak ditanggapi dan hanya senyuman meremehkan yang diterimanya. Air ludah serasa tertahan di tenggorokan, baru kali ini ia merasa diabaikan oleh orang hanya karena perbedaan kasta.
KAMU SEDANG MEMBACA
ATTENTION
FanfictionDia seorang wanita biasa yang tak tampak istimewa. Namun entah apa yang membuat setiap gerak geriknya menjadi sorotan setiap orang. Tingkahnya yang tegas dan berani menjadi satu titik kesatuan dimana ia bisa kuat menjadi wanita yang mandiri. Karena...